Bantingan pintu yang cukup keras membuat Rizky terperanjah kaget tapi tetep diam ditempatnya. Sedangkan anisa cepat-cepat berjalan ke wastafel dan membasuh mukanya dengan Air dingin.
Entah kenapa anisa merasa perasaannya berubah-ubah, dari yang tiba-tiba senang menjadi kesal karena tingkah rizky yang berbeda padanya dan juga michelle.
"Arghhh!! Pokonya gimana pun caranya, gue gaboleh gampang luluh sama pesona rizky. Masa iya sih baru dicium keningnya gue jadi gini, dulu juga dicium bibirnya malah marah. IH! Fokus Anisa, fokus! Ini tuh cuma pernikahan bohongan. Gue pasti bisa!" Gumam anisa didepan kaca
Setelah menengkan hati dan fikirannya sejenak, Anisa menyikat giginya dan melepaskan perban pada kaki, tangan dan kepalanya. Lalu bergegas keluar kamar mandi untuk mengambil perban yang baru.
Ketika pintu kamar mandi terbuka, dilihatnya rizky tengah duduk di sofa asik dengan gadgetnya, sampai-sampai tak menyadari anisa yang memperhatikannya. Lantas anisa melangkahkan kakinya menuju pintu kamar untuk meminta plester pada bibinya.
"Loh? Mau kemana lagi sih?" Cegah rizky ketika melihat anisa berada di ambang pintu.
Seolah tak memperdulikan pertanyaan rizky, anisa diam tak menjawab dan berancang-ancang untuk meneruskan niatan awalnya.
"Eh lo mau kemana sih? Ditanyain bukannya jawab, rese banget sih!" Geram rizky
"Apaan sih, minggir gak? Yang ada tuh lo yang rese! Udah tau ada orang sakit, malah asik pacaran" jawab anisa kesal
Rizky pun menarik nafas dalam sambil mencoba mengontrol kekesalannya.
"Itu kenapa perban dilepas?" Tanya rizky pelan
"Basah"
"Oh, jadi lo mau ngambil perban?" Tanya rizky lagi
Anisa menganggukan kepalanya dengan pandangan ke arah lain. Tanpa pikir panjang rizky pun menggendong anisa kembali ke dalam kamar. Anisa yang bingung memberontak minta diturunkan. Sedangkan rizky santai saja, sampai mendudukan anisa kembali di tempat tidurnya.
"Ih! Lo sarap ya? Orang gue udah usaha mau keluar ngambil perban, kenapa malah gendong balik ke kamar?!" Geram Anisa
Rizky hanya diam saja, sambil meletekkan bantal di senderan tempat tidur Anisa.
"Senderan tuh" titah Rizky
"ngapain?" Jawab anisa bingung
Rizky menunjukkan kotak p3k yang ada disebelah tempat tidur anisa. Sebelumnya rizky sudah mengambil kotak p3k terlebih dulu ketika anisa berada di kamar mandi tadi.
"Makannya jangan ngoceh mulu tuh mulut. Gue jauh lebih tau apa yang lo butuh" cercah Rizky.
Anisa hanya diam merengut mendengar omelan rizky. Lebih tepatnya, menutupi rasa malunya karena sudah marah-marah pada rizky.
Rizky fokus mengotak-ngatik kotak p3k mengambil betadine, kain kassa, dan plester. Dengan perlahan-lahan Rizky memberi obat merah pada kapas lalu pada luka anisa.
"Anjir anjir perih woy. Santai aja dong, selow selow" teriak Anisa
"Biarin aja! Salah lo sendiri rusuh banget pas ketemu gue. Jadi gini kan? Mau nikah ko kecelakaan. Belum gue apa-apain lo udah gabisa jalan duluan!" Jawab rizky santai dengan tatapan fokus pada luka anisa
"Ih dasar sableng! Sarap lo" gidik anisa geli
Setelah selesai dengan kaki anisa, kini rizky beralih pada luka di tangan&dahi Anisa. Teriakan-teriakan anisa pun masih sama seperti saat rizky memberikan betadine pada lukanya.
"Lo cemburu??" Tanya rizky sambil memasang kain kassa pada tangan anisa.
"Cemburu maksudnya?" Anisa menatap rizky bingung
"Iya, cemburu. Lo kenapa mendadak marah-marah abis gue telfonan sama michelle?" Tanya rizky balik menatap anisa
Deg!
Anisa mendadak salah tingkah dan mencoba mengalihkan pandangannya ke arah lain. Sambil berusaha menetralkan kegugupannya.
"Engg..engga! Enak aja, pd banget lo" jawab Anisa
Rizky terkekeh kecil melihat anisa yang salah tingkah. Ditangkupnya wajah anisa menghadapnya. Rizky kembali fokus pada luka di dahi Anisa, tapi berbeda dengan anisa yang justru degdegan saat ini karena wajah rizky begitu dekat dengannya.
"Jangan bilang lo mulai jatuh cinta lagi ya sama gue? Ya gapapa juga sih. toh kita bentar lagi nikah hahaha" Tatap Rizky sekilas pada anisa sambil memberikan senyum menawannya.
Anisa hanya diam sambil mencoba menetralkan degup jantungnya, dengan posisi masih menatap rizky. Hanya keheningan yang ada diantara rizky dan anisa. Rizky pun mengalihkan pandangannya ke dalam manik mata Anisa.
Sekian lama rizky dan anisa terhanyut dalam aktifitas saling pandangnya. Entah sadar atau tidak, wajah rizky makin lama makin mendekat, terpaan hangat hembusan nafas rizky seolah-olah menghipnotis anisa dengan apa yang akan terjadi.
Ketika hidung mereka saling bersentuhan, perlahan-lahan rizky memiringkan wajahnya dan menempelkan bibirnya pada anisa. Anisa memejamkan matanya ketika dirasa bibirnya kini tersentuh oleh sesuatu, ciuman yang sekedar menempel kini justru berubah menjadi tuntutan rizky yang memaksa untuk masuk. Rizky melumat bibir anisa lembut dan perlahan, kepalanya bergerak ke kiri dan ke kanan. Tangannya kini beralih pada tengkuk anisa, menahan anisa untuk terus memperdalam ciumannya.
Sampai ketika suara orang tertawa dan decitan pintu menyadarkan keduanya.
"Astaga!!! Anisa, Rizky!"
TBC~~~
****
Hayoloh! Rizky sama Anisa ke gap sama siapa tuh ya? Trus ntar mereka kenapa ya???? Wahhhh!!
Penasaran ga?? Hehee
Anyway, i Really sorry for updating the story lately. It's because i had finished my Final-test week, yesterday.
So yeah, i'll be back right away.
Berhubung aku liburan semester lama nih sebulan, nanti aku pasti sering update kok. Oh ya, pastinya TERIMA KASIH BANYAK untuk kalian yang setia dan tetep nungguin next part cerita aku. Meskipun aku harkos dan lama banget ya updatenya *hikssorry* :( Tapi pokonya aku mau terima kasih banyak buat kalian pokonya! Yang udah vote, comment dan baca cerita aku hehehe.
Dan untuk sementara aku mau sedikit lebih fokus ke Unexpected Love dulu, soalnya dia viewernya sedikit&partnya gantuny2 gitu:( *yakankasianyah*. Tapi tenang aja, Love Catcher bakal tetep aku next kok pastinya. Asal kalian tetep baca&share ke temen2 kalian ya. Hehehe
AND ONE THING FOR SURE:
Stay tune, Vote& Don't forget to Comment!
KAMU SEDANG MEMBACA
unexpected love
FanfictionSaat Anisa Rahma harus menerima keinginan Orangtuanya untuk menikahkannya dengan pria pilihan mereka, Yang notabene-nya Pria yang tidak dicintainya sama sekali. Tapi betapa kagetnya Anisa ketika dia mengetahui bahwa pria yang dijodohkan-nya adalah P...