Willy Story (Murphy Series)

Willy Story End

10

Sudah seminggu mereka kembali ke Dallas, dan Marvin juga sudah memberitahukan Justin dan Queen kalau mereka sudah berada di Dallas. Willy sangat bahagia tinggal bersama Marvin, tapi ada beberapa hal yang akan dengan mudah merusak kebahagiaannya. Dan malam ini Willy bertekad untuk menanyakan salah satu dari masalah itu pada Marvin. Dia sangat berharap kalau Marvin akan menjawab pertanyaanya dengan jujur.

Willy sudah menelpon Marvin agar pulang lebih cepat untuk makan malam dirumah, dan Marvin tanpa bertanya apa-apa langsung meng-iyakan permintaan Willy. Malam itu Willy mengenakan baju dengan bahu terbuka yang sangat pas di tubuhnya dengan rok panjang dengan belahan tinggi di depannya yang sangat menggoda pria manapun. Dan Willy sedikit memotong rambutnya sehingga terlihat lebih pendek.

Semua usaha Willy tidak sia-sia saat melihat Marvin begitu terkejut melihat kekasihnya. Yang sia-sia malam itu adalah masakan yang sudah dibuat Willy, karena begitu melihat Willy, Marvin langsung menggendong Willy hingga ke kamar tidurnya dan mulai bercinta dengan Willy. “Kau benar-benar makhluk penggoda paling berbahaya di dunia!”geram Marvin sambil menggigiti puncak payudara Willy pelan.

“Aku bersyukur kau mengajakku makan malam di rumah, karena kalau kau mengajakku makan malam di luar, aku yakin tidak akan bisa menahan untuk tidak membaringkanmu di tengah meja restoran…”lanjut Marvin yang sesaat kemudian menyatukan dirinya dengan Willy.

Mereka berdua baru terjaga saat jam sudah menujukkan pukul 11 malam. Willy masih meringkuk di pelukan Marvin saat dia mulai bicara. “Kau pernah mengatakan kalau kau akan jujur padaku, bukan??”tanya Willy tiba-tiba.

Marvin mengecup kepala Willy lembut,”Ya, sayang… Ada apa??”tanya Marvin pelan.

“Dulu, waktu kita pertama kali bertemu dan beberapa hari sesudahnya, kau terlihat begitu meremehkan apapun yang aku lakukan. Kau terkesan tidak percaya kalau aku mampu melakukan itu semua. Apa sampai sekarang perasaan itu masih ada dalam dirimu??”tanya Willy pelan, cemas memananti jawaban Marvin.

Marvin semakin mempererat pelukannya sebelum menjawab pertanyaa Willy. “Dulu, ada wanita bernama Lauren yang pernah masuk ke dalam kehidupanku. Hampir sama denganmu, aku sangat tergila-gila dengannya. Dia terlihat begitu tulus berteman denganku dan dia begitu cantik. Dia anak tunggal dari pemilik Triden Enterprise yang saat itu sedang berjaya. Aku bekerja sebagai pengantar surat di perusahaan mereka, dan berkali-kali kencan rahasia dengan Lauren. Tapi ternyata dia tidak setulus yang aku kira. Dia hanya memanfaatkanku untuk menutupi hubungannya dengan kekasihnya yang tidak lain tidak bukan adalah pamannya sendiri.”jelas Marvin serak,”Jangan tanya aku tahu hubungan mereka darimana, karena aku melihat langsung mereka berkencan. Dari pagi hingga sore aku bekerja di perusahaan mereka, tapi malamnya aku bekerja di sebuah hotel sebagai bellboy. Disanalah aku melihat mereka berdua makan malam dan kemudian memesan kamar hotel. Mereka tidak segan-segan untuk berciuman di depan umum, dan saat aku menegur mereka, Lauren berkata kalau dia tidak mengenalku dan langsung meninggalkanku begitu saja.

Dan hebatnya, keesokan harinya saat aku tahu kalau pamannya sedang dinas di luar negeri, Lauren mendatangiku dan mengajakku berkencan. Aku jijik padanya dan aku menolaknya. Sejak itu aku tidak pernah berhubungan lagi dengannya, aku mencari pekerjaan apapun agar aku bisa memiliki banyak uang yang kemudian aku investasikan dan hasil investasi itu aku belikan saham di perusahaan Triden, makin lama sahamku makin besar, dan kemudian perusahaan itu jatuh ketanganku. Aku memang berniat balas dendam, aku mengganti semua kepengurusan dewan pemegang saham, dan memecat ayah dan paman Lauren. Itulah yang membuatku benci berhubungan dengan anak perempuan keluarga kaya yang terbiasa hidup mewah.

Tapi kau berbeda sayang, kau memberiku banyak kejutan di awal pertemuan kita, dan itu membuatmu berbeda dari wanita kaya lainnya. Karena itulah aku terpesona padamu.”jelas Marvin tenang.