9
“Well, katakan padaku apa yang kau lakukan untuk membereskan masalah ini??”tanya Willy saat mereka berdua sedang menunggu pesanan makan malam mereka datang.
Marvin tersenyum. Senyum yang membuat para wanita di meja lain menatap iri pada Willy. “Aku hanya mengajukan bukti-bukti yang sebenarnya pada pengacaraku dan dia langsung membawa bukti-bukti itu untuk diperiksa di kantor polisi, dan beberapa hari kemudian, polisi menyatakan kalau Mark tidak bersalah.”jelas Marvin tenang.
Marvin mengamati wanita di depannya ini. Willy terlihat jauh lebih baik setelah semua yang terjadi berhasil diatasi dengan baik. Dan Marvin sangat bahagia mengetahui kalau dirinya tidak membuat Willy takut. “Ada satu hal yang ingin kutanyakan padamu sejak lama…”goda Marvin dengan senyumannya.
“Apa??”tanya Willy curiga saat melihat senyum Marvin.
“Siapa kau sebenarnya Wilhelmina Kenneth-Murphy?? Apa hubunganmu dengan Leon??”tanya Marvin cepat dan cukup pelan hingga hanya mereka berdua yang bisa mendengarnya.
Willy tiba-tiba tertawa pelan. “Kau mencurigaiku karena design kalung itu bukan??”tanya Willy. “Jadi, dimana kau berhasil membuatnya??”
“Hanya satu tempat yang langsung di datangi Selena dan itu adalah Leon’s & Arts…”jawab Marvin, “Jangan berwajah seperti itu, sayang… Selena itu sekretarisku, dan usianya sudah hampir lima puluh… Jangan cemburu padanya…”lanjut Marvin saat melihat mata Willy menyipit meminta penjelasan.
Sesaat kemudian akhirnya Willy tersenyum dan dengan suara yang cukup pelan, Willy mengakui pekerjaannya. “Aku mulai mendesign perhiasan sejak aku pandai memakai barang yang namanya perhiasan. Aku tidak pernah puas dengan apapun yang diberikan orang lain padaku. Akhirnya aku mulai mencoba menggambar sendiri design yang aku inginkan. Queen yang pertama kali sadar kemampuanku, tapi Justin yang meyakinkan kedua orang tuaku bahwa aku tidak akan cocok di jurusan bisnis. Karena itu, Queen lah yang kemudian kuliah di jurusan bisnis. Saat tamat sekolah, aku sudah mempunyai banyak sekali rancangan hasil karyaku. Justin membantuku mengirimkannya ke toko perhiasan, dan kemudian mereka membuatnya untukku. Akhirnya Justin memberikanku modal untuk membuat tokoku sendiri.”jelas Willy terdengar bangga.
“Aku sekolah di asrama sebelumnya, karena itu saat aku tamat, Justin memberikanku modal agar aku membuka tokoku di Dallas ataupun New York, tapi aku berkeras untuk membuka tokoku di Italy, tempat aku meneruskan kuliah di jurusan design. Kemudian aku pindah ke Paris dan menetap disana. Ternyata karyaku banyak yang menyukai, di tahun pertamaku aku berhasil mendapatkan penghargaan, sejak itu aku berusaha membuka toko cabang di berbagai Negara.”lanjut Willy, “Kau beruntung tidak membayar sesen pun untuk karyaku itu. Bahkan Justin aku mintai biaya, dan dia membayarnya dengan sebuah Citroen C Airlongue yang kutinggal di Paris.”
“Tapi bayaranku jauh lebih besar dari Justin.”gumam Marvin pelan.
Aku memberikan cintaku dan seluruh hidupku untukmu.pikir Marvin.
“Apa kau bilang??”tanya Willy.
Marvin langsung tersenyum,”Bayaranku, akan kau dapatkan nanti malam, sayang… Aku akan memberikan apapun yang kau mau nanti malam…”bisik Marvin dengan suaranya yang mulai serak karena gairah.
Malamnya Willy berbaring di tempat tidur, dia mengintip di balik sela-sela bulu matanya. Marvin sedang menerawang, ada sesuatu yang dipikirkannya hingga pria itu tidak sadar kalau Willy sudah terjaga beberapa menit yang lalu.
“Apa yang sedang kau pikirkan??”tanya Willy sambil membelai lengan atas Marvin dengan lembut.
Marvin menatap wanita yang sedang terbaring telanjang di sisinya. Dia sangat mencintai wanita itu, tapi masih ada beberapa hal dari wanita itu yang penuh misteri bagi Marvin. “Jangan menggodaku, Ms. Leon… Kau akan menyesal.”ancam Marvin sambil menatap Willy lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Willy Story (Murphy Series)
RomanceMenjadi yang termuda dalam klan Murphy membuat Willy sangat disayang dan dijaga. membuatnya buta dengan segala kelicikan orang lain dan menganggap semua orang tulus padanya seperti saudaranya yang lain. Hancur. itulah yang terjadi saat Willy dikhian...