Romeo terbelalak. Ia tidak percaya apa yang ia dengar dari mulut Juliet
"apa? gak mungkin lu Julien...Julien udah meninggal"
"gak, dia masih hidup, yang ada dalam kuburan itu bukan Julien, tapi orang yang gue suruh dokter operasi mukanya jadi kayak Julien sedangkan Julien yang asli sedang berdiri di depan lu"
Romeo terlalu shock dan ia tidak bisa berkata apapun.
"gue benerkan, Romeo?". Fani hanya menyunggingkan senyum sinis dan ekspresi puasnya
Romeo tidak menjawab
"Ro-"
"diam! gue gak percaya selama ini lu bohongin gue! lu emang manusia paling gak normal di dunia ini, Jul...gue gak ngerti apa masalah lu, tapi lu harus ngerti...lu ama gue gak akan bisa bareng, oke!"bentak Romeo
Juliet sudah mendugannya, Romeo akan membuangnya. Ia tersenyum "iya, gue tau"
Romeo terbelalak.
"kalau gitu...Romeo, ayo"ucap Fani
Romeo mengangguk ragu lalu mengikuti Fani. Dio menghela nafas dan melangkah ke pintu membuat sign di depan pintu menjadi 'closed', saat dia berbalik, ia bisa melihat Juliet menangis sejadi mungkin. Ia tidak pernah melihat Juliet atau Julien seperti ini, senyum yang selalu terpasang di wajah sahabatnya itu tidak lagi ada. Dio menghampiri Juliet dan sebisa mungkin ada untuknya.
Dio membuka pintu apartemen dengan wajah lelah. Ia bisa melihat Romeo duduk diam di sofa
"lu tau soal ini dari awal kan?"tanya Romeo
"iya"jawab Dio"dan lu gak kasih tau gue?"
"maaf kata, Ro, tapi meskipun kita sahabat, gue gak ada di pihak lu...semenjak apa yang lu lakuin ke Julien waktu itu"Romeo terdiam. Suasana di antara mereka menjadi hening seketika
"lu...lu gak tau apapun tentang Julien, meskipun lu juga temen dia dari kecil, tapi lu gak tau apapun tentang dia. Dia udah mengorbankan banyak hal buat lu, tapi lu berakhir menganggap dia manusia paling hina karena tiga kata". Suara Dio yang terlebih dahulu menghancurkan keheningan itu terdengar kesal
"emangnya apa?! dia udah ngelakuin apa?!"tanya Romeo emosi
"oh, ya...lu gak tau apapun, karena Julien minta gue untuk gak kasih tau. Dulu pas kecelakaan, mata lu jadi buta sebelah dan lu kekurangan darah, Julien yang kasih itu semua...dan gue gak tau apa yang Tuhan rencanain, tapi setelah dia donorin matanya, ia dapet mata baru...makanya sekarang mata dia beda sebelah, terus dia yang buat lu masuk sebagai penterjemah di perusahaan terkenal dan lu mau tau yang paling bikin gue prihatin apa, dia berusaha untuk ada buat lu kapan aja dan dia berusaha sekuat mungkin untuk tersenyum demi lu...tapi apa yang dia dapet? cuman sebuah penghinaan dari lu"jawab Dio
Romeo terdiam.
"tapi, lu bilang-"
"lu terlalu naif, Ro! Yang gue bilang itu semua bullshit. Tentang kakek yang donorin matanya ke lu, bohong, soal perusahaan tertarik sama lu, itu juga boong...semua terjadi karena ada Julien di hidup lu"sela Dio
Romeo tertawa "buat apa lu ngomong ini sekarang? agar gue mau minta maaf sama Julien?"
"Julien gak butuh orang kayak lu di hidupnya, lu cuman pernah ngerasain di tusuk dari belakang, tapi lu gak pernah ngerasain di campakan sama orang yang lu suka"
KAMU SEDANG MEMBACA
Romeo and Juliet
Dragostesebuah penolakan tidak akan membuat harapan cinta pupus begitu saja