CAFE DE ROMANCE Part One

20K 304 8
                                    

        Seperti biasa, ruangan kelas X3 kalau sudah masuk jam istirahat, pasti selalu rusuh. Nggak suara biang gosip yang menyaingi petasan, suara cowok-cowok yang berisik dan tertawa dengan keras layaknya tarsan di hutan, ataupun suara anak-anak yang memesan makanan kecil pada temannya yang mau ke kantin. Pokoknya rusuhnya ngalahin pasar deh! Nah, diantara kerusuhan itu, ada satu makhluk yang nggak mau kalah saing. Cewek mungil itu adalah satu oknum biang ribut di kelas itu. Kerjaannya tiap hari adalah promosi, baik di dalam kelas atau di luar kelas, baik sama orang yang dikenal atau orang yang nggak dikenal, pokoknya semua ia jabanin deh!

           

“Hei, percaya deh, sama kata-kata gue. Kalau lo mau bikin si doi mabuk kepayang, lo datang ke cafe bokap gue, dijamin tempatnya asik bin romantis deh! Spesial buat yang baru pertama kali reservasi, ada diskon khususnya!” promosi Chiara kepada beberapa anak Ipa di depan pintu kelas XI Ipa 1, yang letaknya bersebelahan dengan kelasnya.

           

“Ah, semua cafe juga begitu,” sahut salah satu cowok.

           

“Eits, jangan salah lo! Cafe gue berani jamin jauuuh lebih romantis! Makanannya enak, musiknya juga asik! Lagian, kalau lo mau candle light dinner bareng gebetan lo, ada ruangan spesial di lantai dua,” kata Chiara sambil mengedip genit. “Dan kalau belum cukup, gue sendiri bisa menyewakan jasa mak comblang gue,” kata Chiara seraya dengan gesit menyisipkan brosur ke dalam saku baju dua cowok yang diajaknya bicara. Setelah itu ia melambai dan minggat.

           

Begitu mangsanya tergaet, Chiara akan langsung mencari mangsa lainnya. Siapa tau ada anak lain yang berminat kan? Saat sedang asik-asiknya senam leher alias celingukan, tau-tau ada tangan kekar yang menyambit kepalanya dengan keras, membuat Chiara mengaduh dan memegangi kepalanya.

           

“Hei, siapa sih yang... Eh, Kakak...” sahut Chiara cengengesan. “Holla, Kak!” sapa Chiara semangat. Niatnya untuk membentak lenyap sudah ketika melihat kakak semata wayangnya, Chokie, berdiri sangar di hadapannya.

           

“Berapa kali gue bilang sama elo supaya berhenti promosi?!” hardik Chokie. Chiara langsung menutup kuping begitu suara Chokie terdengar kesal. Parah deh, kalau kakaknya itu sudah ngamuk. Bisa budek kupingnya Chiara kalau dibiarkan.

           

“Lo tuh, punya kuping dipakai nggak?! Mesti berapa kali gue bilangin?! Lo tuh bebal ya?!”

           

“Tapi kan udah ijin sama Pak Kepsek, Kak,” Chiara membela diri.

           

“Masa bodo! Balik ke kelas lo sekarang juga!!” tandas Chokie. Melihat Chiara hendak protes, Chokie langsung melotot garang. “Sekarang!!!” perintahnya keras.

           

“Siap!!” sahut Chiara spontan dan langsung ngibrit sekencang-kencangnya. Bahkan kelasnya sampai kelewatan saking cepatnya ia melesat kabur dari amukan Chokie. Ketika sadar, dirinya sudah sampai di depan ruang OSIS. Tanpa pikir panjang ia langsung menerobos masuk.

           

“Tumben lo ke sini,” sapa Mona, sekretaris OSIS, yang melihat Chiara menyerbu masuk.

           

“Sembunyikan gue! Gue mau dimakan sama Kak Chokie!” seru Chiara seraya melesat ke kursi dan berjongkok di bawah. Karena capek, akhirnya dia duduk berselonjor kaki di lantai.

CAFE DE ROMANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang