“Chiara!” sebuah panggilan menyadarkan Chiara dari lamunannya. Ia sebenarnya sedang mengerjakan tugas sekolah yang kemarin dilewatkannya gara-gara bolos, tapi karena otaknya mentok, ia jadi melamun deh.
“Oh, Acha, ada apa?” tanya Chiara.
“Kemarin lo ke mana? Kok nggak sekolah sih?” tanya Acha, teman sekelas yang juga teman baik Chiara.
“Oh, gue agak demam gitu deh,”sahut Chiara berdusta. “Apa ada yang gue lewatkan?” tanya Chiara untuk mengalihkan pembicaraan.
“Hem, kok bisa samaan ya?” kata Acha sambil menelengkan kepalanya. “Duo populer itu juga nggak sekolah karena sakit,” lanjutnya.
“Hah? Duo populer siapa??” tanya Chiara bingung.
Acha langsung menunjuk ke arah luar jendela kelas. Untungnya Chiara duduk tepat di sisi luar dekat jendela, jadi ia langsung menemukan ‘Duo Populer’ yang dimaksudkan Acha.
Di luar, tepatnya di koridor di dekat kelas Ipa 1, terdapat kerumunan cewek-cewek yang tengah mengelilingi dua cowok yang tak asing lagi bagi Chiara. Dua cowok itu tak lain dan tak bukan adalah Mikky dan Yonathan. Hari ini Mikky memakai topi merah yang dipakai miring oleh Mikky. Cowok itu tebar senyum ke cewek-cewek di sekitarnya seolah-olah dia itu adalah dewa Yunani yang dipuja-puja. Chiara langsung memasang tampang cape deh.
“Itu?” sahut Chiara sambil menunjuk masam ke arah Mikky dan Yonathan.
Acha mengangguk ceria. “Yap! Mereka itu populer banget lho! Lo enak banget bisa dekat sama mereka! Bisa ngobrol aja cewek-cewek bakalan histeris, apalagi bisa temenan,” kata Acha.
“Ah, nggak usah lebay deh! Yang kayak gitu apanya yang oke coba?” sahut Chiara.
“Hum... Tampangnya oke, gayanya yang santai itu bikin cewek-cewek pada mendekat, auranya juga punya daya tarik sendiri,” sahut Acha. “Lo sendiri, gimana pendapat lo tentang mereka?” tanya Acha jahil.
“Gimana? Ya... biasa aja sih...” sahut Chiara sambil kembali menatap keluar. “Mereka ya mereka,” tambahnya pelan.
Tak diduga, Mikky mendongak dan tatapannya bertemu dengan tatapan Chiara. Cowok itu langsung melambai dengan ceria, Chiara pun mau tak mau balas melambai singkat lalu kembali menatap Acha yang tersenyum-senyum jahil.
“Hmm...” gumam Acha.
“Apa?” tanya Chiara.