#7- Really?

212 14 0
                                    

Pov Isya

Kendaraan mulai memadati jalan raya sinar matahari mulai menyengat kulit siapapun yang berpaparan dengan cahaya itu, sudah lima menit aku berdiri didepan gerbang sekolah untuk menunggu Vino yang akan mengajakku pulang bersamanya. Ia tak kunjung datang.

"Wooy!"

"Aa!" aku terkejut dan cepat-cepat menutup mulutku lantas berhenti teriak. Ia menatapku geli sesekali ia tertawa akibat ulahku.

"Kaget ye?"

"Ya iyalah, dasar!" aku memalingkan wajahku darinya.

"Iya maaf, sorry telat soalnya tadi ada rapat OSIS mendadak, jangan ngambek sih. Yuk?"

Aku hanya bisa pasrah jika melihat wajah Vino memelas, aku langsung naik ke motor sport biru itu. Pemiliknya pun langsung menekan gas dan telah menjauh dari posisi semula.

***

"Thanks ya.. lo udah cape-cape nganterin gue, kenapa sih lo mau tiap pagi jemput gue dan tiap pulang sekolah lo selalu nganterin gue? padahalkan lo belum sepenuhnya kenal gue."

"Karena gue sayang lo...."

Deg

Jantungku seperti berhenti berdetak. Aku menghela nafas, berharap ini bukan mimpi, cubitan yang mendarat di lengan kiriku membuktikan bahwa ini bukan mimpi karena cubitannya terasa sakit.

"Kenapa?." tanyaku untuk memastikan apa sebabnya dia sayang padaku.

"Gatau, sayang aja sih, hehe."

"Jangan berjanda," aku menatap tajam matanya, "eh bercanda." Dia cekikikan dan menunjukkan dua jarinya yang membentuk huruf V.

"Ya.m, gue serius, gue pulang dulu ya bye nona cantik."

Pov Author

Wajah Isya memerah, ia menatap kepergian Vino dengan mulut setengah terbuka. Apa yang sebenarnya terjadi?. Lamunan buyar saat bibi menepuk pundaknya dua kali.

"Ngapain bengong disini non?"

"Anu, enggak kok bi," Isya tersipu malu saat bibi menatapnya tak seperti biasanya.

"Trus kenapa muka non merah, tadi siapa sih non?"

"Bibi liat? yaampun bibi denger apa yang kita omongin?"

"Gak sengaja kok non, tapi bibi ga denger apa yang dibicarain non sama cowo itu kok."

Huft... semoga aja bibi berkata jujur.

***
Vote, jangan lupa ya.sorry for typo(s)

No silent reader ok,

Cinta Monyet [Editing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang