#12-Aku salah lagi...

173 9 2
                                    

"Isya! bangun dong ini udah jam tujuh malem, kamu belum mandi lho, bau tauuu." omelan mama membuat aku kesal dan akhirnya aku bangun, tapi tetap saja mama mengomel, malahan semakin menjadi.

"Iyaa, mama ini aku mau mandi." aku mendengus kesal bahkan sangat kesal. Sudah bangun tetep aja diomelin, katanya bau lah, pemalas lah, ini itu lah, pokonya mama super nyebelin. Tapi bukan mama kalo ga ngomel-ngomel, namanya juga anak semata wayang gimana gak sayang.

"Ya udah, makanya jadi perempuan itu jangan males!, kalo kamu punya suami tapi suami kamu ga keurus gimana? ribetkan, bisa-bisa suamimu selingkuh."

"Ih, apaan sih ma kok malah doain, udahlah Isya mau mandi dulu."

"Cepetan, kalo sabunnya abis bilang ke mama, nanti mama suruh bibi atau pak Ersa buat beliin. Oh, ya sikat gigi kamu udah ganti belum, gantinya tiga bulan sekali lho-" mama terus mengomel, aku mengacuhkannya dan masuk ke kamar mandi dan byur.

"Brr, huh dingin banget sih." suaraku terdengar bergetar karena sangking dinginnya.

***

"Maaa..!!" aku memanggil mama, berniat ingin menanyakan perihal papa yang tak ikut pulang. Padahal lokasi kerja papa lebih dekat dari mama. Papa di Jogja, sedangkan mama di Amsterdam.

"Apa nak?" mama mengusap pipinya, kenapa?.

"Mama kok nangis? ada masalah ya? cerita dong sama Isya, barangkali Isya bisa kasih saran."

"Apa bener, kalo cowok yang tadi namanya Vino?" sekarang mama menatapku, aku hanya bisa melihat mata mama yang merah akibat tangisannya sendiri.

"Mama tahu?, dikasih tau bibi ya? Iya maaa dia emang Vino, kenapa gitu?"

"Jadi dia pacar kamu?"

Aku mengangguk pelan, memang kenapa kalau dia Vino? Apa ada yang salah? Apa namanya jelek?.

"Kenapa kamu gak turutin apa kata mama? mama kan udah bilang jangan deket-deket sama cowok itu!!" tangis mama meledak, lantas menundukkan kepala dan menutup wajahnya yang sudah berlinang air mata.

"Emangnya kenapa ma? apa salah Vino?" kini air mataku tak bisa terbendung lagi, dadaku terasa sesak dan akhirnya aku tak sadarkan diri. Entah apa yang membuatku pingsan. Sebelumnya aku mendengar teriakan mama yang memanggil pak ersa untuk membawaku ke kamar. Mataku yang hampir tertutup rapat, dengan jelas aku melihat raut wajah mama yang terlihat begitu panik.

5 menit kemudian...

"Maa-" suaraku terdengar lemah.

"Iya nak, kamu kenapa? kamu sakit?" mama terlihat begitu khawatir.

"Enggak kok,"

"Kali ini jangan ngelawan mama lagi ya, putusin Vino secepatnya!" mama membuat aku menangis lagi, kenapa ma?.

"Ta-pi kenapa?"

"Sekarang bukan waktu yang tepat buat ngejelasin semuanya, nanti kalau kamu udah sembuh mama akan jelasin.."

Aku diam saja, menutup mata adalah hal yang sangat ampuh menghilangkan masalah untuk sementara.

***

O ya guys, sekedar promo aku punya cerita lain lho. Kalo kalian mau baca ada di works aku judulnya Saturnus. Smoga kalian suka😘
Sorry for typos

Cinta Monyet [Editing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang