Hari ini adalah hari pertama aku menjadi siswi di SMA Tridarma. Sungguh membuatku terhormat memakai seragam kebangsaan SMA ter-elit ini. Seragam putih dengan lengan pendek dihiasi dengan almamater hitam-biru dongker sebahu dan rok kotak-kotak biru selutut. Ditambah lagi dasi hitam, perpaduan yang sempurna.
Senyum manis merekah ketika langkah pertamaku menginjak sekolah elit itu. Ya hari ini aku tidak bawa sepeda motorku, aku naik angkutan umum. Kurang pantas sih sekolah di SMA ter-elit tapi naik angkutan umum. Tapi ya masa bodo, aku sekolah bukan karna omongan orang. Aku sekolah di sini karna memang ini SMA impianku. Karena bukan hanya elitnya saja tapi SMA Tridarma juga terkenal akan siswanya yang mempunyai segudang prestasi. Berbagai kejuaran disabet oleh sekolah ini. Baik akademik maupun non akademik.
"Good Morning my new school. Wish me luck". Harap ku dipagi yabg cerah ini.
Aku berjalan memasuki lorong depan sekolah. Menatap wajah-wajah baru yang sebagian besar belum ku kenal. Tak sedikit dari mereka menyapaku dengan hanya sekedar melempar senyuman. Yah setidaknya murid disini lumayan banyak yang tidak sombong. Tapi kebanyakan sombong.
Aku mencari informasi di mading sekolah. Karena pengumuman kelas siswa baru ditempel di mading sekolah.
" Hey Shar.. ". Panggil seseorang membuatku terkejut.
" Duuh Kiran jangan ngagetin aah ". Kataku sedikit jengkel karna terkejut.
" Kamu masuk di kelas apa ? " Tanyanya
" Belum tau. Aku masih nyari madingya ini. Kamu sendiri di kelas apa ? ".
" Ya ampuun dari tadi belum ketemu madingnya ? Padahal di situ banyak siswa yang berkerumun. Aku baru datang tadi dijalan agak macet ". Kata Kiran memperjelas sambil menunjuk ke sebuah kerumunan.
" Aiihh aku nggak tau aku kira mereka itu..". Belum selesai aku bicara...
" Aah udah ayook kita liat ". Kiran menarik tanganku paksa dan menyeretku ke mading untuk melihat informasi kelas.Permisii... permisi dong.. eeh kasih jalan dong.. maaf permisi...
Suara Kiran terdengar seperti toa masjid. Duuh ini anak memalukan. Tapi ada untungnya sih, kalau bukan dia yang meminta jalan siapa lagi ? Aku ? Mana berani aku meminta jalan sambil teriak-teriak seperti Kiran tadi." Kelas apa Shar ? ". Tanyanya penasaran masih dengan mencari namanya di papan informasi.
" Belum tau Kir.. eh tunggu... aku masuk X.4 .... tunggu lagi... eeh kamu juga loh. Kita sekelas Kir " Ucapku sedikit girang
" Huuhh mungkinkah kita jodoh ? Hahaha ". Candanya membuatku semakin asik berteman sama dia.
" Yaudah ayo masuk kelas. Kita cari tempat duduk. Nanti gak dapet tempat duduk enak ". Dumelnya
" Iya ayoo ". Jawabku singkatKami mencari ruang kelas X.4 . Dan kami sampai disebuah kelas dengan papan kelas di atas pintu yang bertuliskan Kelas X.4 Wali Kelas Bpk. Abudin , M.Pd.
Aku dan Kiran masuk kelas dengan wajah berseri-seri. Kami pun langsung mencari tempat duduk yang masih kosong dan pastinya nyaman. Tapi sayang, tempat duduk yang kami anggap nyaman semuanya sudah ditempati. Yaa alhasil kami dapat tempat duduk paling pojok dan paling belakang. Memang sudah nasib.Baru saja aku dan Kiran duduk, seorang guru masuk ke kelas dan aku yakin kalau dia Wali kelas X.4 . Seketika suasana kelas pun menjadi khidmat
" Selamat Pagi anak-anak ". Salam guru itu
" Pagi Pak... ". Serentak para siswa menjawab
" Sebelumnya perkenalkan, saya Wali kelas kalian Bpk. Abudin. Saya di sini mengajar sosiologi. Sebelumnya apa ada yang sudah mengenal saya ? ". Tanya Pak Abudin membuat semua siswa seretak bertatap muka.
" Oh sepertinya belum ada yang mengenal saya. Baik anak-anak seperti hari pertama masuk sekolah baru pada umumnya, hari ini kita buat untuk perkenalan. Bapak ingin mengenal para siswa satu persatu. Setelah itu kita buat struktur organisasi kelas. Karena belum ada buku absensi siswa jadi perkenalan kita mulai dari bangku pojok yang paling depan. Silahkan...". Pak Abudin mempersilahkan para siswa untuk memperkenalkan diri.Para siswa pun memperkenalkan diri mereka mulai dari nama, alamat, bahkan ada yang berbasa-basi menanyakan status dan pertanyaan-pertanyaan lain yang tidak penting. Perkenalan ini membuatku mengantuk. Apalagi giliranku maju masih lama karena tempat dudukku memang paling pojok dan belakang.
Aku memainkan ponselku sembari mengurangi rasa bosanku menunggu giliran.
Sampai...." Shar.. giliran kamu tuh ". Suara Kiran mengejutkanku
" Oh giliranku ya. Oke ". Aku pun melangkah ke depan dengan wajah sedikit gugup" Mmhh... hai namaku Sharolin Ivana. Biasa dipanggil Sharon. Mmhh... Senang bisa kenal kalian... Terima kasih ". Senyumku simpul. Maklum aku memang oranngnya pemalu dan mudah gugup jika berhadapan dengan orang-orang baru. Tidak ada satupun yang ku kenal di kelas ini kecuali Karin. Maklum saja aku pindahan di kota ini.
Setelah memperkenalkan diri, aku kembali ke tempat dudukku. Dan hari ini diisi dengan perkenalan dan tanya jawab. Sedikit membosankan
---------------------------------------------
Waktu menunjukkan pukul 13.59 itu berarti bel pulang sekolah akan segera berbunyi. Dan ya.. benar saja bel berbunyi lima kali menandakan pelajaran usai dan waktunya pulang ke rumah. Hari ini tidak ada yang spesial. Aku bahkan tidak
melihat malaikat itu... dia...Kemana dia...
Kenapa hari ini aku tidak melihatnya...
Apa dia sudah alumni
Tapi rasanya tidak mungkin
Kemarin dia masih berseragam SMA Tridarma kok
Tapi kenapa hari ini aku tidak melihatnya
Apa dia-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-
Gimana ceritnya masih garing-garing kriuk kan ? --"
Hemmm masih bingung belum dapet inspirasi tapi semoga suka ^^Jangan lupa vote dan commentnya ya :* {} ♥♡♥♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer
RomanceSeorang penggemar rahasia yang berharap sang pujaan hati melihatnya