1. Murid baru

6.5K 182 11
                                    

Semilir hawa dingin masuk kedalam kamar bernuansa biru muda itu. Dingin yang menusuk ditambah AC yang masih menyala membuat gadis itu meringkuk dibalik selimut tebalnya.

Kring..kring..

Suara memekak dari jam yang terletak dinakas dekat tempat tidurnya membuat gadis itu mengerang. Dirabanya nakas itu, Dan..dapat!

Klik

Setelah mematikan alarm dari jam, gadis itu kembali meringkuk dan mulai memejamkan matanya kembali. Saat memejamkan mata, tiba-tiba gadis itu telonjak dan buru-buru turun dari tempat tidurnya. Karna selimut tebalnya masih melilit ditubuh mungilnya, al-hasil gadis itu terjerembab jatuh kelantai.

Brakk..

"Aw.."erangnya, tapi buru-buru dia bangkit dan tujuannya sekarang adalah satu, yaitu "kamar mandi". Tidak butuh waktu lama cukup 5 menit, dia sudah menyelesaikan ritual mandinya. Lalu berjalan menuju meja rias untuk sekedar mencepol rambutnya asal.

Hari ini adalah semester pertama biru menjadi murid kelas XI, yang artinya liburan sekolah telah berakhir dan digantikan oleh rutinitas yang membosankan. Hal yang dilakukan cuma belajar, belajar dan belajar demi mendapatkan nilai tinggi tentunya. Padahal sudah sangat jelas, pemahaman lebih penting dibandingkan nilai tinggi. Tapi apalah daya, peraturan yang sudah diatur sejak dulu. Dimana mereka menganggap nilai tinggi ungkapan untuk seseorang yang pintar

Biru keluar dari rumahnya dengan gontai, lalu mengambil sepeda BMX kesayangannya. Tak lupa eartphone terpasang cantik ditelinganya. Biru menikmati cuaca pagi ini, mendung ditambah angin yang cukup kencang membuat rambut cepolnya sedikit berantakan.

****

Sesampainya disekolah, biru segera memakirkan sepedanya lalu dia berjalan kemading untuk melihat daftar nama pembagian kelas. Saat tau namanya dikelas XI IPA 5 biru pun tersenyum. Karna didalam table daftar nama itu, ada satu nama yang membuatnya semangat untuk segera masuk kelas. Ntah sugesti dari mana, tapi biru sangat senang kali ini. Melebihi rasa senangnya ketika men-shoot bola basket ring yang masuk tepat sasaran.

"Kita sekelas" tepukan ringan dari seseorang membuat biru kaget dan telonjak, biru berbalik mendapati siswa laki-laki dengan wajah sumringah serta menampilkan sederet gigi putihnya.

"Sejak kapan lo disini? Perasaan tadi gue gak ngeliat motor lo diparkiran" tanya biru, benar saja saat diparkiran dia sama sekali tidak menemukan motor milik bagas.

" Gue duluan yang dateng, kebiasaan telat sih lo" ucap bagas dan langsung merangkul biru, sontak membuat biru merasakan atmosfir yang berbeda, namun biru segera sadar dan menepis apa yang dirasakannya barusan.

Seperti biasa, bagas dan biru memilih tempat duduk yang menurut mereka strategis. Strategis dalam hal untuk tidur dan ngobrol saat jam pelajaran. Tidak pernah berubah, dari dulu mereka emang selalu seperti itu.

" Makin lengket aja, kalian pacaran ya?" saat bagas dan biru sedang asyik mengobrol, datang ridho dengan pertanyaan anehnya. Sebenarnya itu hal lumrah, tapi bagi mereka berdua lain lagi ceritanya.

" Apaan sih dho, biru..ini adek sekaligus sahabat gue. Jadi gak akan ada pacaran" jelas bagas sembari merangkul biru.

" Ih..apaan sih, ketek lo bau" teriak biru sambil mencoba lepas dari rangkulan bagas.

" Dih...wangi gini dibilang bau"

" Tuh kan, kalian itu cocok. Kenapa gak pacaran aja sih" ridho kembali menyuarakan hal yang ada dipikirannya.

Namun percakapan diantara mereka terhenti, sebab bel masuk sudah dibunyikan. Membuat masing-masing siswa kembali ketempat duduknya.

****

Biru terus mendribble bola basket, melewati satu demi satu lawan yang mencoba merebut bola dari tangan biru tanpa memperdulikan kemeja sekolahnya yang telah basah. Dan saat mencapai ring basket dia pun melempar bola tersebut.

Shoot!! Bola masuk tepat sasaran. Biru pun berjalan kearah tepi lapangan, untuk beristirahat. Dari awal masuk sekolah memang begitu, jam istirahat bukannya makan malah main basket.

Sebuah uluran botol air mineral dingin, membuat biru menoleh dan melihat siapa yang mengulurkan itu. Dan biru-pun langsung mengamit botol yang berisi air mineral itu dari tangan pemiliknya.

" Gak capek apa, latihan terus" ucap bagas sambil duduk disebelah biru.

" Basket itu diibaratkan asupan, kalo gak main bakal lemes. Kaya lo yang butuh asupan makan, kalo gak makan pasti lemes-kan?" penjelasan biru membuat bagas terkekeh.

" Lo itu emang paling bisa ngeles ya"

" Kalo gak bisa, bukan biru namanya" biru berdiri sambil menepuk-nepuk rok belakang yang penuh dengan pasir karna dia duduk dilapangan.

" Kekelas yuk.." ajak biru dan dijawab anggukan oleh bagas.

****

Jam kosong. Adalah jam pelajaran yang paling disukai. Bagi mereka yang merasakan jam kosong, seperti terlepas dari jajahan. Masing-masing dari mereka pasti langsung ambil posisi, ntah untuk bergosip, bermain game, serta tidur.

Kali ini, biru menjatuhkan kepalanya diatas meja. Sambil memandangi wajah bagas yang tertidur pulas. Seperti terhipnotis, biru terus memperhatikan setiap lekuk wajah bagas yang terbilang sempurna. Sebenarnya biru senang, bisa dekat dengan bagas. Hanya saja, dia merasa risih ketika bagas tidak pernah sekalipun menganggapnya seperti perempuan pada umumnya.

" Gue ini kenapa sih, gak mungkinkan gue suka bagas" gumam biru sambil memandangi bagas.

" Jangan diliatin terus, ntar suka..terus sayang..terus cinta" ucapan bagas membuat biru tersadar dan langsung mengangkat kepalanya. Berusaha menyembunyikan rasa malunya karna ketahuan diam-diam memperhatikan bagas.

" Kantin yuk.." ucap bagas, sontak biru langsung mengiyakan ajakan bagas.

Di sepanjang koridor, yang mereka lakukan hanya saling diam. Sampai akhirnya, biru memecahkan suasana hening diantara mereka.

" Tau gak, dikelas sebelah ada murid baru"

" Cewek? Kalo iya, biar gue gebet" jelas bagas dengan nada bercanda.

" Yaudah, sono gebet.." mendengar ucapan bagas barusan membuat biru jengah, ntah kenapa ada perasaan yang sulit dijelaskan. Biru pun langsung berjalan cepat dan meninggalkan bagas.

" Yee.. gitu aja ngambek. Bi..woy" bagas pun berusaha mengejar biru namun yang diteriaki namanya tidak menoleh sedikitpun sampai akhirnya bagas tidak sengaja menabrak seseorang.

" Aduh.." biru yang mendengar ringisan tersebut langsung berbalik kearah belakang dan mendapati bagas menabrak seorang siswi.

" Lo gak papa, maaf ya ga sengaja" ucap bagas.

" Iya, gak papa kok" ucap siswi itu.

" Gue bagas" ucap bagas sambil mengulurkan tangannya.

" Risanti, panggil aja santi" santi pun mengamit tangan bagas.

" Murid baru? Kayaknya gak pernah lihat sebelumnya"

" Eh, iya..gue duluan ya. Soalnya ada jam masuk" mendengar hal itu bagas pun mengangguk.

Biru yang melihat adegan tersebut, merasakan ada hal yang berbeda. Mungkin seperti rasa cemburu. Tapi itu baru kemungkinan, belum sepenuhnya. Tanpa sadar, bagas sudah berada tepat didepan biru.

" Woy, bi..ngelamun lo ya" teriakan bagas membuyarkan lamunan biru.

" Eh..lo tau, tadi gue ketemu sama murid baru yang lo bilang itu. Sumpah ya bi, cantik banget kaya bidada-" belum selesai bagas menjelaskan tentang santi, biru langsung berjalan melewati bagas dan berjalan menuju kelas, bukan kantin.

" Bi..kok ditinggalin, gue belum selesai cerita. Lagian itu bukan arah kantin" biru terus berjalan tanpa menoleh sedikitpun

Sudah 3 tahun aku menggantungkan cerita ini, dan akhirnya bisa direvisi. Ya..walaupun gak begitu bagus jalan ceritanya. Semoga kalian senang membacanya.

Happy reading ya guys.

Langit BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang