2. Kejutan

3K 129 2
                                    

Setelah pulang sekolah, biru merebahkan badannya kekasur. Pikirannya sibuk melayang pada ucapan bagas, tentang anak baru itu. Karna sudah merasa lelah, akhirnya biru memilih tidur.

I came in like a wrecking ball....i never hit so hard in love..all i wanted wals to break your walls...all you ever did was wreck me....yeah you wreck me..

Sayup-sayup suara emas miley cyrus terdengar dari tas navy miliknya. Membuat biru membuka mata dan langsung mengambil benda persegi itu dari dalam tasnya.

Bagas calling...

Melihat nama bagas yang muncul dilayar ponsel miliknya, biru-pun langsung menekan tombol hijau dengan cepat.

" Hallo.." kata biru dengan nada sedikit pelan.

" Dirumahkan? Gue dibawah ni, cepetan turun" kata bagas dengan nada memerintah. Sontak membuat biru telonjak dari kasurnya dan langsung turun kebawah.

Pintu terbuka menampilkan sosok laki-laki dengan baju kemeja kotak-kotak hitam putih. Lama biru memandangi bagas dari ujung rambut sampai ujung kaki.

" Ngeliatinnya gak usah kayak gitu banget bi.." ucapan bagas kembali menyadarkan biru dari lamunannya.

" Kok jadi sering ngelamun sekarang?" tanyanya lagi membuatku menggeleng pelan.

" Lo tumben banget rapi, mau kemana?" tanya biru heran.

" Keluar bentar yuk.."

" Kemana? Gue belum mandi, mager"

" Cepetan mandi, gue tunggu"

" Gak, gue capek" mendengar hal itu sontak membuat bagas langsung menggendong tubuh kurus biru.

" Mandi!" perintah bagas

" Gak mau!! Cepet turunin gue" teriak biru sambil meronta minta diturunkan.

" Pilih mandi sendiri atau gue mandiin?!"

" Ishh, dasar mesum lo! Udah gue mandi sendiri aja" mendengar hal itu bagas pun menurunkan biru tepat didepan pintu kamar biru.

" Gitu dong.."

" Tunggu dibawah"

-flashback on-

Dua remaja duduk berdampingan di rooftop gedung sekolah. Mereka adalah biru dan bagas, biru sangat menyukai senja.

"Gas, indah banget langit sore ini" ucap biru

Bagas mengangguk dan berkata" Ada guratan birunya juga jadi nambah indah"

"Iya, gue suka banget. Pantesan nyokap ngasi nama biru" mendengar penjelasan dari biru, bagas terkekeh.

"Gas? Ada yang mau gue omongin" biru menelan air liurnya seperti berat untuk mengakui sesuatu yang selama ini dia pendam.

" Apa?" jawab bagas.

" Gak jadi deh, kapan-kapan aja." penjelasan biru terputus.

-flashback off-

" Gas!!" teriakan biru membuyarkan semua lamunan bagas, tanpa sadar didepannya sudah ada biru yang siap untuk pergi dengannya.

" Udah siap? Cepet banget. Gak mandi lo-ya" ejek bagas mendapat satu pukulan dari biru.

" Aduhh, sakit bi"

" Siapa suruh bikin gue kesel, udah cepet"

****

Mereka behenti tepat didepan rumah pohon, dulu mereka memang sering kesini. Bukan hanya berdua tapi bertiga ditambah aji. Sejak aji pindah kebandung, hanya biru dan bagas yang tersisa. Keadaannya masih sama, masih enak untuk dijadikan tempat memandangi langit senja apalagi tepat dibawah rumah pohon itu ada lapangan basket kecil.

Langit BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang