tiga

1.9K 128 7
                                    

"Ali prilly sedang apa kalian ?"

Suara nyaring pak rinto terdengar dari belakang ali dan prilly yang masih menggenggam tangan satu sama lain dibangku taman tadi. "Em...maaf pak" ucap gugup prilly sambil reflek berdiri menghadap pak rinto yang tengah menatap tajam mereka sambil menaruh tangan dibelakang punggungnya "kalian tau kan ini jam pelajaran ?" Tanya pak rinto tegas "iya pak tau" jawab ali dengan nada tenang "lalu apa yang kalian lakukan ditaman berduaan pula" ucap pak rinto lagi "ma...maaf pak tadi kita..." ucapan gugup prilly terpotong pak rinto "sudahlah, sekarang kalian berdiri di tengah lapangan sampai jam pulang sekolah" perintah pak rinto tegas tak terbantahkan.

"Maaf pak biar saya saja yang menjalankan hukuman, prilly jangan pak ini juga salah saya" pinta ali
"Li apaan sih kan gue yang salah" ucap prilly tak terima
"Cepat kalian laksakan hukumannya berdua" tegas pak rinto setelahnya segera berlalu.

Sesuai hukuman pak rinto ali dan prilly pun kini tengah berdiri ditengah lapang yang sangat terik karena sedang jam-jam nya matahari tepat diatas kepala kita.

"Udah deh nyil lo minggir aja, biar gue aja yang dihukum" suruh ali karena tak tega pada sahabat mungilnya itu "engga li gue kuat ko" kekeuh prilly, dan ali hanya bisa pasrah menuruti mau prilly.

Sedangkan arbani yang mendengar kabar dari teman-temannya yang melihat bahwa kedua sahabatnya mendapat hukuman segera melesat menemui ali dan prilly.

"Lo berdua apa-apaan sih ko bisa dihukum ?" Tanya arbani bingung "ntar aja deh ceritanya bani gue haus" ucap prilly manja "oke oke tunggu" tanpa banyak bertanya lagi arbani segera beranjak membeli minum ke kantin.

Tak beberapa lama arbani kembali dengan satu botol air mineral ditangannya "nih" arbani menyodorkan air mineral yang telah dibuka tutupnya itu pada prilly dan segera diteguk dengan semangat oleh prilly.

Setelah puas prilly menyerahkan lagi pada arbani. "Li minum juga nih" suruh arbani pada ali.

Ali yang entah kenapa hari ini sangat lemas hanya menurut saja meminum air bekas prilly tadi "lo ko pucet ya li" kata arbani saat menyadari wajah sahabatnya itu pucat "li lo sakit ? Ke uks aja gih" ucap prilly khawatir saat melihat wajah ali "gue gapapa ko" ucap ali mencoba kuat didepan sahabat-sahabatnya ini "li jangan maksain deh" ucap prilly tegas karena ia tau ali pasti tak akan mau memdengarkannya "beneran gu..." abruk sudah ali, merasa tak kuat lagi menahan bobot tubuhnya yang melemas, jatuh kesamping prilly, secara reflek prilly pun terduduk menopak tubuh ali "yaampun ali bangun li, bani gimana ini ali" ucap prilly panik sambil menangis karena terkejut "lo tenang ya kita bawa ke uks" ucap arbani menenangkan dan coba mengangkat tubuh ali yang lumayan berat itu ke uks, sedangkan prilly hanya mengekor sambil masih menangis.

Sampai jam pulang tiba ali belum juga sadarkan diri, prilly masih terus menangis ditenangkan arbani karena ini pertama kalinya ali jatuh pingsan dan itu tentu membuat prilly panik, arbani juga sebenarnya hanya arbani coba menutupinya karena tak ingin membuat prilly makin panik.

"Hmm gimana kalo ali dibawa kerumah sakit aja" ucap siswa yang kebetulan tengah menjaga uks "biar ditanganin lebih baik gitu" sarannya lagi yang diangguki setuju oleh arbani "oke lo tolong gue gendong ali kemobil ya" pinta arbani yang disetujui siswa itu.

Sampai dirumah sakit ali segera ditangani dokter di UGD sedangkan prilly dan arbani masih setia menunggu.

"Bani, ali gak bakal kenapa-kenapa kan ?" Tanya prilly
"Engga percaya sama gue" ucap arbani menenangkan.

Tak lama datang mama resi yaitu mama ali ditemani alya kakak ali memghampiri arbani dan prilly "apa sebenarnya yang terjadi prill bani ?" Tanya mama resi langsung "gak tau tante tadi ali tiba-tiba pingsan" jawab prilly sesenggukan. Mama resi mengelus pelan lengan prilly menenangkan.

Dokter muncul dari dalam UGD membuat mereka yang tengah menunggu menghampirinya "gimana anak saya dok ?" Tanya mama resi khawatir "mari ikut saya biar saya jelaskan diruangan saya" pinta dokter itu dan segera diikuti mama resi dan alya.

Arbani yang melihat prilly mulai menangis lagi merangkul bahunya membawanya duduk lagi "jangan nangis terus dong prill, percaya deh ali gak akan kenapa-kenapa" ucap arbani sambil mengelus bahu prilly "tapi ali gak pernah kaya gini sebelumnya bani" ucap prilly lirih "iya gue tau tapi udah ya, mending kita berdoa biar ali gapapa" prilly mengangguk sambil mendaratkan kepalanya ke bahu arbani, karena merasa lelah sejak tadi menangis.

Beberapa suster masuk kedalam UGD diikuti mama resi yang dirangkul alya sambil menangis, tak lama terlihat ali di dorong di brangkar dengan infusan yang tertancap ditangannya dan baju pasien yang sudah melekat.

Prilly yang ternyata tertidur saat menunggu mama resi tadi terusik dengan suara roda berangkar yang terdorong tadi.

"Loh ali mau dibawa kemana ?" Tanya prilly setelah sadar "keruang inap prill, ali harus menginap disini beberapa hari" jawab alya yang datang menghampiri arbani dan prilly "lebih baik kalian pulang dulu gih istirahat dulu abis itu boleh kesini lagi" lanjut alya "engga ka prilly mau nemenin ali" tolak prilly.

"Prill ayolah kamu pulang, istirahat dulu" mohon alya
"Iya prill nanti malem kita kesini lagi deh ya ?" Bujuk arbani
"Iya prill kalo nanti kalian juga sakit gimana coba" alya menggenggam jemari prilly meyakinkan.

Akhirnya dengan berat hati prilly pun menuruti kemauan alya itu untuk pulang dan beristirahat dulu.

Sampai didepan rumah arbani mengantar prilly sampai kedepan pintu rumah, dan tepat saat mama ully mama nya prilly membuka pintu "duh ini yang dicemasin dari tadi, darimana sih kalian?" Tanya mama ully khawatir "hmm tadi kita nganter ali kerumah sakit tante" jawab arbani "loh ali kenapa ?" Tanya lagi mama ully "ali pingsan tan disekolah tadi" jawab arbani lagi.
"Yaallah terus sekarang gimana ?"
"Ali masih dirumah sakit ma dirawat disana"
"Iya dan kita pulang buat istirahat dulu tante mungkin nanti malem kesana lagi" sambung arbani
"Yaudah kalian istirahat deh"
"Iya tan bani pamit ya".

Setelah arbani pamit, mama ully segera membawa putrinya yang terlihat kelelahan itu masuk kedalam rumah. "Kamu mandi dulu gih abis itu makan" suruh mama ully sambil mengelus rambut putrinya. Prilly hanya mengangguk dan segera berlalu menuju kamarnya.

***

Malam harinya tepat pukul 8 malam arbani melajukan mobilnya menuju rumah sakit setelah tadi datang kerumah prilly untuk menjemput tapi ternyata menurut abangnya prilly ketiduran.

Karena tak tega akhirnya arbani memutuskan untuk kerumah sakit sendiri.

Sampai didepan ruangan ali, saat akan membuka pintu arbani tak sengaja mendengar isak tangis mama ali sambil mengatakan sesuatu. Bukan bermaksud menguping arbani mencoba mendengar secara jelas apa yang sedang dibicarakan didalam ruangan ali itu.

Masih dalam keadaan terkejut arbani kembali ke parkiran masuk kedalam mobil tanpa jadi menengok ali, karena ia merasa itu bukan waktu yang tepat.

Cukup lama arbani diam didalam parkiran masih didalam mobil menelungkupkan wajahnya ditangan yang disimpan distir mobil, mencoba menenangkan dirinya sendiri dari keterkejutannya tadi.





Sedikit gapapa ya hehe vote sama komennya mau dong hihi

Sahabat HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang