Extra Part

17.1K 870 43
                                    

Haloo semuanya :D

Iseng-iseng upload Extra Part-nya Fika sama Guntur nihhh hehe...

Ini cerita pas mereka udah nikah >_<

Semoga pada suka yaaa :D

Dan semoga ga mengecewakan juga...

*peluk dan cium dari indrii*

***

“Guntur... Guntur...” aku merasakan tubuhku seperti di guncang-guncang oleh seseorang. Ah, mungkin itu hanya perasaanku saja. Aku semakin menenggelamkan tubuhku ke dalam kasur.  “GUNTUURRR!!” kali ini tubuhku di guncang dengan lebih kencang.

                “Hmm... kenapa sayang?” Suaraku masih sedikit serak karena mengantuk, ku perhatikan Fika yang sedang duduk di tengah-tengah ranjang sambil menatapku. Karena mataku yang terasa sangat berat, tanpa sadar mataku malah menutup kembali.

                “HUUAAAA... Guntur bangun donggg!!” Sekali lagi Fika kembali mengguncang-guncang tubuhku. “Hiks... hiks....” samar-samar aku bisa mendengar suara isakkan itu.

                Isakkan? Kesadaranku pulih seketika. Aku bangun dari posisi tidurku dan mendapati Fika sedang menangis di hadapanku.

                “Kamu kenapa? Ada yang sakit?” tanyaku pada Fika yang masih saja menangis. Rasa cemas menyeruak dalam hatiku. Pada dasarnya Istri-ku ini bukan termasuk ke dalam tipe wanita yang cengeng, jadi kalau dia menangis seperti ini pasti ada yang tidak beres. Ku lirik jam di dinding kamar kami, masih menunjukkan pukul dua dini hari.

                “Gak ada yang hiks... sakit... cuma... cuma... hiks..” Aku melihat Fika sedang berusaha menghentikan tangisnya.

                “Cuma?” aku bertanya dengan sabar pada Fika.

Tiba-tiba saja ingatanku melayang pada nasihat mami kemarin ‘Kamu  harus sabar ngadapin istrimu, sekarang itu hormonnya sedang tidak stabil, jadi wajar kalau dia jadi lebih sensitif, maklum bawaan bayi, dulu mami juga gitu waktu mengandung kamu.’. Apa munngkin ini yang di maksud mami kemarin? Fika jadi seperti ini karena bayi kami?

“Aku hiks... aku mau.. hiks...” dengan sabar aku menunggu jawaban Fika “Akuuu... hiks... mau makan mangga...” Hah!? Fika menangis seperti ini hanya karena ingin makan mangga?

Aku menatap Fika tidak percaya. Hmm... atau jangan-jangan ini yang di maksud dengan ngidam kali ya? Aku dengar, biasanya wanita hamil memang selalu menginginkan makanan tertentu saat hamil. Tapi dari cerita-cerita yang aku dengar biasanya wanita hamil selalu menginginkan makanan-makanan yang aneh-aneh, tapi Fika, dia hanya menginginkan mangga? Ahahaa... kalau hanya mangga mah soal gampang, seingatku masih ada beberapa buah mangga di lemari es.

“Yaudah, kamu tunggu sini ya, aku ambil mangga dulu di lemari es.” Saat aku baru neranjak dari tempat tidur, tanganku di tahan oleh Fika.

“Aku gak mau mangga yang di lemari es...” Aku menatap Fika dengan bingung, sementara Fika terlihat sedikit ragu untuk melanjutkan kata-katanya.

Aku kembali duduk di ranjang. Kali ini aku duduk tepat di hadapan Fika. Ku elus puncak kepalanya dengan penuh sayang.

“Terus, kamu maunya mangga apa?” tanyaku lembut.

Ku perhatikan Fika yang masih sedikit ragu “Hmm.. aku...”

“Ya?”

“Aku... aku mau... mangga yang ada di pohon tetangga kita dan kamu yang ngambilnya langsung dari pohon.”

***

Belahan Jiwa - Sequel FikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang