Dua

62 4 1
                                    

"Le!! Leo!! Leoni woi!! Lu harus ngePJ!" teriakan Pamela cukup keras
namun mungkin masih tidak terdengar oleh Leoni. "Napa coba tu orang buset dah udah budeg apa ya?" omelnya lagi. Ia membalikan badannya. Dilihatnya seluruh anak kelasnya melihat dia. "Apa lo semua liat-liat? Kepo banget dah anak kecil! Liat depan semuanya!" ocehnya lagi. Pamela Marten, cewek yang hobinya ngomel-ngomel ini memang hobi marahin anak orang kalau dia lagi bete. Mau orang itu salah atau tidak, dia tidak akan peduli. Yang penting dia bisa meluapkan rasa kesalnya.

"Galak amat sih, Pam! Kelas lo udah beres?" Denise datang menghampiri
Pamela. Mungkin dia mendengar teriakan Pamela tadi. Denise sibuk
melihat deretan anak kelas Pamela.

"Aman. Anak-anak gue gitu loh!"
seru Pamela sambil membenarkan dasinya. Denise hanya tertawa sambil
menggeleng-gelengkan kepalanya. Dilihatnya barisan anak kelas Leoni.
Nampak ada anak yang sedang bermain handphone. Dan keganjalan lain, dia tidak melihat Leoni.

"Leoni mana? Itu anaknya kok ada yang kecolongan main hp?" tanyanya
kepada Pamela. Wajah bangga Pamela sirna mendengar nama Leoni.
Walaupun Leoni adalah teman dekatnya. Tapi nampaknya memang sifat moody Pamela tidak pandang bulu. Tanpa menjawab pertanyaan Denise, Leoni langsung berjalan menuju anak yang sedang bermain handphone itu. Leoni hendak mengambil handphone anak itu secara kasar. Namun dilihatnya di layar handphone anak itu sebuah kalimat yang sangat amat membuat Pamela emosi.

'Gila, lo mau tau gak! Kakak PJ lo udah punya cewe. Dan lo berhasil
buat cewenya envy coy!! Cewenya kakak PJ gue!' mata Pamela membulat lebar. Mukanya memerah. Anak-anak lain disekitarnya mulai menjauh karena mereka tahu banteng akan segera menyeruduk anak itu.

"Heh! Lo! Berdiri!" anak itu kaget hingga handphone-nya terlempar
jatuh. Pamela pindah posisi ke depan anak itu. Nampak di mata Pamela,
anak itu gemetaran. "GUE BILANG BERDIRI!!" teriak Pamela lebih keras
lagi sehingga memecah kerbisingan dilapangan. Kali ini teriakan dia
benar-benar mampu membuat satu lapangan hening. Semua mata memandang mereka. Anak itu pun berdiri. "Den, bawa ni anak ke depan! Dia gak disiplin! Leoni lagi izin ke toilet!" Pamela berbohong. Tangannya mencengkram kencang lengan anak itu dan mendorongnnya menuju Denise. Denise yang paham bahwa Pamela sedang emosi ini. Segera dibawanya anak itu ke depan lapangan.

"Ayo semua PJ anak-anak yang gak disiplin bawa ke depan ya. Abis itu
yang sudah aman bawa ke kelas ya!" ucap Denise ketika ia sudah meraih
mic ditangannya. Nampak beberapa siswa yang berdiri digiring oleh PJ
kelasnya. Teriakan Pamela tadi masih membuat keheningan di lapangan.
Semua orang bertanya-tanya apa salah anak itu hingga membuat wanita yang terlihat cantik seperti Pamela bisa marah besar.

"Sisanya masuk ke kelas ya kalian istirahat sampai nanti ada suara bel kita kumpul di
aula ya!" suara Denise memecahkan keheningan.

***

"Kalian semua tau kesalahan kalian?" Tanya Michaela atau yang dipanggil Mikay oleh teman-temannya. Dia dipercaya untuk menjadi Seksi Kedisiplinan bersama Dendy dalam MOS tahun ini. Tidak ada jawaban dari anak-anak di depannya.

Brak! Pintu kelas baru saja terbuka. Nampak wajah cantik Pamela yang
dihiasi amarah. "Kay, cewek itu, urusan gue! Sisanya lo yang atur!"
seru Pamela sambil menunjuk anak perempuan tadi. Yak, anak yang bisa
membuat Pamela teriak hingga mengheningkan seisi lapangan. Mikay
merasa bingung, pandangannya beralih ke Dendy memberi kode.

"Tapi, Pam. Di sini Seksi Kedisiplinannya kita. Dan kayanya dia bukan anak kelas kamu. Pita dia ungu. Kamu kan megang kelas kuning." seru Dendy mendekati Pamela. "Dan walaupun kamu PJnya. Ini tetep jadi kewajiban dan tugas aku sama Mikay. Jadi sekarang balik badan, keluar." tambahnya lagi sambil membalikan badan Pamela. Secepat kilat Pamela mengibas tangan Dendy. Dendy hanya terkejut diam. Baru saja Pamela, mantannya. Bertingkah sekasar itu. Berpacaran 2 tahun membuat
Dendy tahu persis karakter Pamela. Dia sedang marah besar. Tanpa
menghiraukan omongan Dendy. Pamela menarik kasar tangan anak itu keluar kelas. Dendy dan Mikay hanya bisa diam.

'Till We Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang