"Heei. Khan, gue pulang duluan ya!" Teriak Nanda.
"Lo pulang naik apa nan?"tanya Khanza, mau nebeng ceritanya
"Naik sepeda, kenapa emg nya?" Jawab Nanda santai
Yaelah kirain bakal dapet tumpangan malah ternyata. Tapi yaudahlah, Khanza juga sudah janji dengan Rafa untuk pulang bareng
Khanza sedang barada di dalam gedung olahraga, tepat nya lapangan badminton indoor. Sekarang ia ingin ke lapangan basket indoor yang jarak nya agak jauh
Ternyata Rafa sedang latihan basket bersama teman teman nya, dan mereka baru saja istirahat untuk sholat.
"Raf!" Khanza sedikit teriak
"Hey! Bentar ya gue sholat dlu." Kata Rafa
"Ganti baju dulu lah. Masa' lo mau ngadep, tapi baju lo basah gara gara keringet sih? Gak malu?" Khanza protes
"Oh iya gue lupa. Yaudah lo tunggu di kelas aja deh gue mau ganti baju hbs itu ke masjid" jawab Rafa
"Ya. Gue duluan Raf," kata Khanza berlalu,
Hanya di balas anggukan oleh Rafa
Khanza POV
Duh, gue kenapa sih. Baru ngobrol sedikit sama Rafa aja rasanya kayak melayang tinggi banget. Tapi kayak nya itu cuman halusinasi gue doang deh, gue kan baru kenal dia, lagian dia juga cuek, dingin gtu. Batin gue,
Gue ngecek hp, ada line dari Artha, isi nya cuman pengen ketemu gue doang paling, males deh
Ah mending gue buka ig aja deh daripada bosen.
Deg.
ADIBA DI SINI! EH GILA.
Gue mimpi gak sih ini? Dia di sini beneran. Dan gue gak mimpi. Gue harus ketemu dia, harus
Belum selesai gue menggumamkan tentang adiba
Duk.
Pintu kelas ku terbuka, dipukul oleh seseorang
Author POV
Rafa muncul dari balik pintu,
"Pulang gak? Gue tinggal." Ancam Rafa
"Eh iya iya, tunggu" ujar Khanza takut
Halte
"Udh dtg. Ayo" ujar Rafa singkat
"Ya. Sabar" jawab Khanza
Hanya dibalas gumam an oleh Rafa
Sesampainya di tempat transit, mereka menunggu bis yang membawa mereka ke tempat tujuan, Khanza berharap bisa cepat sampai, tetapi kebaikan tidak berpihak dengan nya. Ia dan Rafa harus menunggu sampai bis itu datang,
"Gue harus mulai kapan nih. Gak ngerti deh" ujar Khanza bingung
"Hei. Jangan ngelamun terus, btw kok lama banget ya bis nya dateng" Rafa memecah lamunan Khanza
"Gue juga gak tau kali. Lo aneh-aneh aja sih" Khanza tertawa
Garing
"Untung gue udah gak sama orang orang sinting itu lagi, bahagia nya hidup gue" lanjut Khanza memulai lagi lamunan nya
"Ni anak bosenin banget ya btw." Ujar batin Rafa
"Gue sebel ih sama ni anak. Dingin banget, bosen gue" Khanza memasang raut heran
"Sok cool" lanjut Khanza
"Tapi diliat liat cantik juga ya." Batin Rafa,
"Gue gak tertarik sama Rafa sama sekali, kenapa sih gue. Biasa nya juga kalo liat cowok basket kayak ada sesuatu gtu,"
"Olahraga nya juga bagus. Lagian anak tonti juga,"
"Eh. Lo anak tonti kan?" Ujar Rafa kepada Khanza
"Kenapa emang?"
"Gakpapa sih, nanya doang."
"Oh. Hmm"
Ya. Dan bis nya dateng, mereka masuk dan tidak sengaja tangan nya bersentuhan, tetapi mereka tidak menyadari nya
"Wah, Rafa bentar lagi turun."
"Khan, gue turun ya." Pamit Rafa kepada Khanza
Perjalanan dari sana menuju rumah Khanza hanya memakan waktu selama sepuluh menit saja.
"Assalamualaikum," salam Khanza saat memasuki rumah,
"Dek, lo malem banget pulang nya." Reynal khawatir
"Lo lebay si. Ah"
"Dek! Gue nanya"
"Tadi ada sedikit insiden Reynal kakak gue."
"Oh ya."
"Puas kan lo?"
"Hm."
===========================
Absurd very--"
Vote and comment
Kritik&saran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendship Is Enough
Fiksi Remaja"Sampe kapanpun Khanza akan tetap jadi sahabat nya Rafa. Gak lebih" Kedua sahabat yang saling mencintai dan terjebak 'friendzone' yang takkan ingin mengubah status nya menjadi 'pacar' mereka akan selalu menjadi sahabat sampai kapan pun. Tapi apakah...