Part 2

53 18 3
                                    

"Apa yang kau lakukan disini Theo?"

Theo, yang merasa namanya dipanggil lalu menoleh kearah sumber suara.

"Aku hanya melihat-lihat disini Ugo. Kau sendiri? Apa yang kau lakukan disini? Hm?" tanya Theo sambil terus melihat-lihat isi dari ruangan suci itu.

"Aku mencarimu Theo. Oh ayolah, kami semua mencarimu."

"Memangnya ada apa?" kata Theo sambil melihat-lihat beberapa bola kristal yang berjejer rapi.

"Harusnya kau menyadari ini Theo. Kami sudah sering mencarimu dan menghukummu karena kau membuat ulah. Tapi kau tetap saja tak jenuh dengan ini semua," ujar Ugo frustasi "Aku diperintahkan Arthur mencarimu. Beberapa penjaga diluar yang kau kunci melaporkanmu pada Arthur," lanjutnya.

"Hm.. Jadi?" tanya Theo sambil terus menelusuri ruangan itu dengan takjub.

"Aku tak menyangka, ruang suci benar-benar sangat menakjubkan. Kemarilah Ugo, ayo membaca buku ini. Warnanya bagus, aku suka warna biru. Ayo kemarilah Ugo. Aku suka membaca, dan ku dengar kau juga suka." lanjut Theo sambil menghampiri 2 buku 'suci' yang berjudul Bonta dan Cattiveria yang diletakkan di tengah ruangan suci itu.

"Tidak Theo. Harusnya kau bisa menjaga sikap. Kau tak boleh selancang itu melihat-lihat ruangan ini. Kau harusnya meminta izin terlebih dulu kepada Arthur. Kau harusnya menjaga anak asuhmu yang berada di bumi, bukannya malah bermain-main dan membuat ulah disini," ujar Ugo panjang lebar kepada Theo.

Namun, Theo mengacuhkan celotehan panjang Ugo dan terus membaca buku bersampul biru itu.

"Ah, buku ini terlalu membosankan. Kau tahu, manusia sudah biasa melakukan hal-hal baik dan mereka semua menulisnya disini. Tidak ada yang terlalu mengagumkan. Mereka tidak melakukan kebaikan dengan tulus. Mari kita lihat bagaimana dengan buku Cattiveria milik manusia ya?"

"Theo cukup. Harusnya kau tidak boleh membaca itu. Kau tak berhak membaca catatan amal baik dan buruk manusia di masa mendatang," Teriak Ugo sambol berjalan kearah tengah ruangan.

"Kembalikan buku suci itu ke tempatnya dan ayo ikut aku menghadap Arthur. Akan ku pastikan kau mendapat keringanan jika kau menurut, Theo. Dan uh, kumohon berhentilah membuat kekacauan di dunia ini. Kau harusnya menjaga anak asuhmu di bumi," kata Ugo sambil berusaha merebut buku Cattiveria dari tangan Theo.

"Oh ayolah Ugo. Kau harus membuat kekacauan sekali-sekali. Hidupmu terlalu monoton. Menaati peraturan Arthur, menjaga anak asuh, itu terlalu membosanakan Ugo," kata Theo tertahan. Ia masih menarik buku itu.

"Ada apa ini?"

Bukk

Theo dan Ugo yang mendengar suara menggelegar milik Arthur menjadi beku.

Bukan beku dalam artian sebenarnya. Tapi, yah tak jauh berbeda. Keringat dingin membanjiri tubuh keduanya.

Meski seringkali membuat kerusuhan dan itu berarti juga sering dihukum oleh Arthur, Theo masih dibuat takjub oleh Arthur.

Postur tubuh tegap, cara jalan yang tegas, dada bidang, pakaian yang sangat pas ditubuhnya ditambah dengan garis wajah yang keras. Sepintas, Arthur sangat mirip seperti Zeus. Tapi ya, mereka dari dua dunia yang berbeda kan? Zeus adalah dewa sedangkan Arthur? Yah, mungkin sejenis malaikat?

"Salam Arthur. Maafkan saya karena memasuki ruang suci ini tanpa meminta izin dahulu kepadamu. Aku sungguh menyesal Arthur," kata Ugo saat ia berhasil mendapatkan kesadarannya lagi.

Sedangkan Theo?

Yah dia masih mencoba membaca buku itu yang tergeletak di lantai.

"Marcello akan meminum minuman keras pada tanggal 30 Desember 2015. Terra akan menjual dirinya pada tanggal 1 Januari 2016." Theo menggumamkan tulisan di buku itu. "Stella Azylia akan bunuh diri tanggal.."

Fatto di StelleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang