Malam ini langit sedang bahagia. Tak ada tetesan air darinya. Kulihat sebuah bintang tersenyum padaku. Aku berharap, agar ia datang malam ini. Aku ingin tau, siapa lelaki pilihan tuhan untuk ku. Apakah ia baik. Atau dia selalu nampak muda. Aku ingin dia datang sekarang.
Gress POV
Aku Gress Siyana Amerelda. Aku tinggal sendiri di rumah besar peninggalan ayah dan ibuku. Mereka menghilang karena kecelakaan pesawat. Dan mereka belum di temukan.
Malam ini aku berfikir untuk menelfon teman ku, sekaligus pria idaman ku. Devid, panggil saja Dev.
"Halo.?"
"Iya.. ini siapa?"
#tit..tit..tit...
Kumatikan telfon nya. Aku sering menelfon nya seperti itu. Aku menerornya, Dan ia tidak tahu soal itu.Dia berfikir aku ini cewek tomboi yang nggak mungkin menyukai nya.
Mataku terlalu lelah, aku ingin besok bisa bangun lebih awal karena besok hari minggu. Aku akan mengakhiri malam ini, I'm sleeping beauty.
¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤Pagi
Pagi ini aku sukses. Karena aku akhirnya berhasil bangun tepat pukul 05.00. Hmm senangnya.
Sejenak aku melihat foto keluarga yang terbingkai di meja lampu ku. Tetesan air mulai membasahi pipiku. Aku teringat, ibu yang membangunkanku dengan mencubit pipi ku. Ayah yang selalu menyiapkan roti khusus untuk ku. Seandainya mereka masih ada. Mungkin pagi ini aku yang akan membangunkan mereka. Dan mungkin jika mereka masih ada, pagi ini kami dapat menikmati udara sejuk ini bersama. Itu semua hanya kenangan. Yang harus slalu kuingat agar aku dapat tersenyum.
Kubersihkan air mata yang menodai pipiku, dan bergegas untuk mandi.
Kali ini aku akan pergi ke sebuah pameran lukisan.
Di sana banyak terpampang lukisan lukisan yang sangat indah. Andai saja aku bisa membuat yang seindah itu.
Nampak seorang pria berkulit putih, rambut nya yang kecolatan dan iris mata ke emasan. Bibir nya merah,semerah darah. Sedang memandangi lukisan paling tua di pameran itu. Aku mulai mendekatinya.
Tap..tap.tap.tap..
"Berhenti disitu. Jangan dekati aku"
Mengapa ia seperti itu. Ia tak seramah yang kukira.
"Perkenalkan aku Gress."
"Gress Siyana Amerelda. Aku Glen."
Apa apaan ini, dia tahu nama ku. Sepertinya ia bukan orang baik.
"Jangan berfikir buruk tentang ku."
Bahkan ia dapat membaca pikiran ku.
"Hmm Glen.. semoga kita dapat berteman."
" tak kan pernah"
Matanya menatap ku begitu dalam. Tatapan nya sngat tajam. Entah siapa dia ini. Ia sangat menarik.
"Sudah lah Glen jangan menatap ku begitu."
Dia pergi begitu saja. Sangat tidak sopan. Dia itu aneh tapi ia memiliki daya tarik tersendiri.
Aku mencoba untuk melihat lukisan yang tadi Glen perhatikan. Aku mencari hal yang menarik dari lukisan itu.
Dan yang kulihat sulit dipercayai. Nampak ada seorang pria berdiri dengan jas. Mata nya ke emasan,rambutnya coklat,kulitnya putih dna bibir nya semerah darah. Itu Gen! Iya aku sangat yakin. Tapi kenapa dia bisa ada di lukisan itu. Lukisan itu sangat tua. Dan ia nampak masih seumuran denganku, 18 th.
KAMU SEDANG MEMBACA
My DEATH STAR
Teen FictionTakdir. Takdir adalah sesuatu yang mempertemukan kita, karena kita tak percaya pada fakta bahwa semua terjadi secara kebetulan.