Sinar matahari mulai memasuki celah cendela apartemen milik namja itu. Ia masih dengan pakaian kusut serta sepatu yang terpasang apik di kakinya terus saja berguling - guling tidak karuan di atas kasur empuk miliknya.
Perlahan - lahan matanya mulai terbuka, kemudian membiasakannya untuk menerima cahaya matahari yang begitu menusuk indra penglihatannya.
Saat matanya terbuka total, dia langsung menuju ke kamar mandi apartemennya. Ia memulai acara mandinya dengan mengisi bath up itu dengan air hangat serta sabun beraroma mint kesukaannya. Kemudian melepas satu persatu kain yang melekat di tubuhnya. Dan sekarang hanya menyisakan boxer yang tertanggal di kakinya. Tidak, lebih tepatnya di bagian pahanya.
Tubuh miliknya itu dihiasi dengan guratan - guratan atletis yang bisa dibilang membuatnya kelihatan sexy sekaligus manly. Terlebih lagi, wajah bangun tidurnya yang bisa membuai para yeoja hanya dalam hitungan detik.
Dia mulai memasuki bath up itu, merasakan sensasi hangat yang seketika menghilangkan rasa lelah di dalam dirinya. Namun tak ingin berlama - lama, ia langsung beranjak dari bath up itu lalu mengambil handuk untuk menutupi bagian bawah perutnya. Kemudian ia beralih ke lemari bajunya dan mengambil sebuah kaos berwarna putih polos juga celana jeans panjang yang robek bagian lututnya. Jangan tanya!! itu juga sudah satu paket dengan dalamannya.
Setelah bersiap - siap dia langsung pergi keluar apartemen. Tak lupa, dia juga mengambil jaket hitam favoritnya untuk melindungi tubuhnya dari udara dingin.
°°°°°°At°°°°°°Other°°°°°°Side°°°°°
Jalanan pagi itu tidak begitu ramai. Jadi, yeoja dengan sepeda cantik serta seragam lengkapnya itu dapat dengan leluasa menikmati sejuknya angin sambil sesekali melepaskan pegangan tangannya dari setir kemudi sepeda. Setidaknya, hal konyol itu dapat membuat masalah yang berkerubung di otaknya sedikit demi sedikit berkurang.
Entah hal apa yang membuatnya berangkat sepagi ini ke sekolah, karena biasanya hanya untuk membangunkannya saja butuh waktu yang sangat lama.
Bahkan dia berangkat tanpa berpamit dulu pada eomma-nya. Bukan karena dia tidak sopan atau tidak menghormati eomma-nya. Akan tetapi karena dia tahu, hati ibu tercintanya itu masih sangat terluka. Luka yang mungkin akan sulit untuk di sembuhkan oleh yeoja seperti Shin Yong Ra, bahkan hatinya sendiri juga merasakan luka yang sama. Luka yang kalau saja mental Yong Ra tidak sanggup menerimanya dia pasti akan mengalami trauma.
'°'°'°'°'°'°'°'°'°'°'°'°'°'°'°'°
"Ah, aku tidak yakin ahjumma!" Kata namja itu sambil menyesap kopi yang ia pesan
"Tapi itu sangat penting Jimin, ahjumma tidak mau tau kau harus sekolah!" Ucap yeoja paruh baya di depan namja bermarga Park itu yang baru saja sampai dari apartemennya.
"Lagi pula kau juga bisa mencukupi kebutuhanmu bukan? Jadi ahjumma pikir daripada uangmu itu sia-sia lebih baik kau gunakan untuk sekolah. Ahjumma tidak mau kau menjadi namja bodoh, lagipula kau belum begitu terlambat bukan?" Lanjut ahjumma pemilik kedai kopi dekat apartemen Jimin itu.
Ahjumma bernama Jung Hyeon Mi itu sudah menganggap Jimin sebagai anaknya sendiri, jadi tak heran kalau dia begitu perhatian pada Jimin begitupun sebaliknya dengan Jimin. Walaupun Jimin menyembunyikan satu hal pada ahjumma yang dia anggap sebagai eomma-nya sendiri, bahwa dia memiliki pekerjaan tanda kutipnya itu.
Dia masih belum sanggup untuk mengatakan yang sebenarnya pada yeoja di hadapannya ini. Dia terlalu takut, takut jika kejujurannya itu membuat hati eomma angkatnya ini kecewa.
![](https://img.wattpad.com/cover/61505665-288-k767035.jpg)
YOU ARE READING
THE PUNISHER [BTS Jimin Fanfiction]
FanficTidak akan. Aku tak akan berhenti meskipun itu untukmu dan kau tak akan pernah bisa menghentikanku karena aku haus akan darah -Park Jimin- Kau semakin tak terkendali, aku akan menghentikanmu apapun taruhannya tak terkecuali nyawaku karena sekarang k...