1

93 14 2
                                    

Aku berjalan menuju perpustakaan untuk mencari buku yang akan ku pelajari untuk ujian minggu depan.

Aku membuka pintu perpustakaan dengan senang. Aku sangat menyukai tempat ini. Karena sepi dan sunyi. Walau banyak orang, tapi mereka tidak berisik seperti orang diluar.

Aku memang bukan tipe orang yang suka membaca buku. Namun aku mencari ketenangan disini atau di taman belakang kampus.

Karena perpustakaan ini sangat besar, aku jadi sulit mencari buku itu sendirian.

Saat sedang mencari, ada seseorang yang menawari untuk membantuku mencari buku. Dengan senang aku menerima tawarannya.

Karena jika aku mencarinya sendirian, akan memakan waktu yang lama.

"Buku apa yang kamu cari?" Tanya orang tersebut.

"Buku psikolog"

Dia tidak menjawab dan berjalan meninggalkan ku. Aku berlari kecil mengikutinya dari belakang.

Dia memberikan buku tersebut kepada ku.

"Terima kasih" ucapku sambil tersenyum.

Dia membalas senyumanku dan mengucapkan sama - sama, lalu pergi meninggalkanku.

'Kurasa aku menyukainya'  gumamku dalam hati. Entah perasaan apa yang sedang ku alami saat ini. Sulit untuk dijelaskan melalui kata - kata.

***

Seseorang menyadarkan ku dari lamunan. Betapa malunya aku.
Melamun sambil berdiri dan memperhatikan seseorang yang duduk tidak jauh dari tempat dimana aku berdiri.

Syukurlah dia tidak menyadari jika aku tengah memperhatikannya.

Aku mencari tempat untuk membaca dan aku memilihnya di dekat jendela.

Aku tidak bisa fokus karena aku terus memperhatikan laki - laki yang tadi menolongku dari jauh.

Aku berpikir jika dia laki - laki yang beda. Maksudku, dia lebih menyukai tempat seperti perpustakaan.

Biasanya laki - laki senang berada di lorong kampus. Disanalah tempat mereka berkumpul.

Bagiku mereka seperti hantu yang haus akan perempuan. Menggoda setiap perempuan yang melewati mereka.

Bahkan aku tidak berani melewati lorong itu sendirian. Aku selalu mencari teman untuk jalan bareng melewati lorong tersebut.

Atau jika memang tidak ada teman, aku akan lari secepatnya.

***

Memperhatikannya dari jauh sangatlah tenang. Ditambah suasana perpustakaan yang sepi dan sunyi.

Ingin sekali rasanya aku bisa berkenalan dengannya dan menjadi temannya. Tapi aku bisa apa? Jika soal berkenalan, nyali ku ciut.

Mau tidak mau aku harus menunggunya untuk berkenalan lebih dulu denganku. Atau memang kita tidak akan pernah kenal.

Bagaimana jika dia tidak menyukaiku?

Bagaimama jika nanti dia berpikir aku perempuan yang tidak tau malu?

Tapi aku sangat ingin bisa kenal dengannya.

Oh, aku membenci saat dimana aku menyia - nyiakan kesempatan selagi aku masih bisa melakukannya sendiri tanpa bantuan orang lain.


***

Aku tetap tidak fokus dengan buku yang sedang aku baca. Hanya karena aku memperhatikan laki - laki yang tadi membantuku mencari buku.

Waktu sudah hampir sore, tapi laki - laki tersebut belum meninggalkan perpustakaan.

Aku malas menunggunya. Jadi aku pulang lebih dulu.

Berharap besok bisa bertemu lagi.

***

Hari sabtu dan aku tidak memiliki jadwal kuliah. Dan aku hanya berdiam diri diapartemen sambil menonton acara tv yang menurutku tidak menyenangkan.

20 menit aku menonton tv tapi tidak tau acara apa yang sedang ku tonton. Aku benar - benar bosan sekarang.

Aku berharap ada seseorang yang mengajakku keluar hari ini.

Aku melihat ada nama Bella di layar handphone ku. Dia menelfonku!
Aku merindukannya. Ralat, sangat merindukannya.

'Halo Bella'

'Hey! Aku merindukanmu!'

'Jangan tanya apa aku merindukanmu atau tidak'

Kami berdua terus berbincang - bincang selama sekitar 35 menit.

'La, mau ke pantai?'

'Oh tentu! Kapan?' Tanyaku dengan semangat.

'Sekarang bagaimana? Kita bertemu disana'

'Baiklah. Aku akan bersiap - siap'

Aku pun menutup sambungan telfon. Lalu bersiap - siap.

***

"La, aku akan ke bar sana sebentar. Temanku datang kesini juga. Tidak akan lama kok" ucap Bella.

"Baiklah. Aku akan disini"

Aku berdiri menghadap laut sambil melihat ombak yang lumayan besar.

Saat aku sedang menutup mata merasakan angin pantai, seseorang menepuk pundakku. Aku yang sedang menikmati angin pantai pun terkejut.

Aku berpikir yang menepuk pundakku adalah Bella.

Namun bukan Bella.

Hey..

---------------------------------

Hai!
Maaf ya kalo kependekan. Yaaaa karena ini pertama kalinya aku buat cerita. Jadi maklumi ya hehe.

Tapi nanti dipart selanjutnya aku usahain buat yang panjang. Tapi ga janji:v
Soalnya idenya abis :v

Oiya, menurut kalian ceritanya gimana? Kalo ga seru comment aja ya. Jujur lebih baik:v

Don't forget to vote and comments!

Window // Liam PayneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang