4

75 11 0
                                    

"C'mon Harry"

Saat berjalan menuju lift, Harry menggandeng tanganku dan tersenyum. Aku memberikan senyumanku padanya juga. Sebenarnya aku menyayangi Harry. Namun aku belum bisa pastikan perasaan ku padanya. Aku menyayanginya tanpa alasan.

Ku rasa aku tidak bisa bersama Harry. Aku ingin bersamanya selamanya. Namun hanya sebagai sahabat. Aku tidak bisa membayangkan apa yang terjadi jika aku dan dia berpacaran, kemudian putus. Dan kita bertingkah layaknya tidak pernah kenal satu sama lain. Itu sebabnya aku tidak mau menjalin hubungan lebih dari sahabat.

***

"Harry, kita beli sepatumu dulu atau belanja punya ku?" Tanya ku saat tiba di mall.

"Punya mu saja dulu. Mungkin barang belanjaanmu akan banyak. Jadi nanti akan ku simpan dimobil dulu" jelas Harry.

Aku dan Harry pun berjalan menuju sebuah supermarket. "Harry tolong ambil trolinya ya. Aku akan menitipkan jaketmu" ucapku setibanya di depan supermarket.

Harry hanya menjawabnya dengan anggukan.

Harry's POV

"Harry tolong ambil trolinya ya. Aku akan menitipkan jaketmu" ucap Isla. Aku hanya menjawabnya dengan anggukan.

Aku masuk lebih dulu kedalam supermarket dan menambil keranjang troli yang Isla bilang.

"Harry!" Suara laki - laki memanggil namaku. Aku pun menengok ke arah suara yang memanggil namaku.

"Hey Liam!"

"Hey Harry! Kau sedang apa?" Tanya Liam. Teman laki - laki yang berada disebelah Liam tertawa, "Kenapa kau bodoh sekali Liam? Dia sedang berada di sebuah supermarket dan mengambil troli untuk berbelanja"

Mendengar perkataan temannya Liam membuatku tertawa. "Sebenarnya bukan aku yang akan berbelanja. Temanku. Namun dia sedang menitipkan jaketku. Aku hanya menemaninya" ucapku.

"Oh baiklah. Um, aku sudah selesai belanja. Jadi aku dan Louis akan pulang duluan" ucap Liam. Ternyata laki - laki tadi bernama Louis.

"Okay. Sampai ketemu besok" ucapku melambaikan tangan.

Setelah Liam pergi, Isla datang. Lalu kita langsung berjalan mencari barang - barang kebutuhan Isla.

Isla berjalan didepan ku. Aku tersenyum setiap kali melihatnya. Aku memang menyukainya, tapi kurasa Isla belum mau menerimaku menjadi pasangannya. Bukan menjadi masalah bagiku selama Isla masih belum punya pacar.

"Harry, kau melamun?" Tanya Isla sambil melambaikan tangannya didepan muka ku.

Aku tersenyum layaknya orang mabuk. "Kau cantik Isla" ucapku.

"Harry ayolah" ucapan Isla membuatku terkekeh melihat tingkahnya yang malu.

"Jangan tutupi wajahmu. Atau aku tiba bisa melihat pipimu yang memerah"

Isla tidak menjawab ucapanku dan pergi berjalan meninggalkanku.

Satu jam kita berbelanja, akhirnya selesai. "La, aku akan ke parkiran untuk menyimpan belanjaanmu. Kamu mau ikut atau tunggu disini?" Tanyaku pada Isla.

"Um, ikut deh Har. Inikan belanjaan aku. Masa iya kamu yang bawa semuanya" ucap Isla. Aku tersenyum dan mengangguk.

***

"Isla bantu aku cari sepatu yang cocok denganku"

"Tapi kamu yang pakai Harry. Jadi itu terserah kamu" jawab Isla.

"Okay. Aku yang pilih, kamu yang menilai" ucapku.

Isla hanya mengangguk, lalu aku mulai mencari sepatu untukku.

Window // Liam PayneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang