5

62 8 0
                                    

Liam's POV

Sebelum aku pergi kuliah, aku pergi keluar untuk mencari sarapan. Aku masuk ke dalam lift dan menekan tombol untuk ke lobby dimana mobilku parkir. Aku menatap layar ponselku.

Baru sampai dilantai 12, pintu lift terbuka tanda ada yang orang masuk. Saat orang tersebut masuk, aku menyimpan ponselku di kantung celana. Dan orang yang sedang berada didalam lift adalah Isla. Aku bahkan tidak tau jika dia tinggal diapartemen yang sama denganku. Aku menyapanya, dia membalas sapaanku dan tersenyum.

"Kau mau kemana?" tanyaku canggung.

"Aku mau ke cafe yang ada diujung jalan" jawabnya. Setelah Isla menjawab pertanyaanku, keheningan muncul diantara kita.

"Aku duluan ya" ucapku. Dia hanya mengangguk dan tersenyum. Aku sempat melihatnya melambaikan tangan ke arahku saat sebelum pintu lift tertutup sepenuhnya. Aku tersenyum mengingatnya.

Aku bergegas mencari mobilku.

***

Author's POV

"Pesankan aku secangkir kopi!" Pinta Isla.

"Kopi tidak baik dipagi hari"

"Harry, ayolah!" Isla memasang wajah memohon.

"Aku tidak akan memesan kopi untukmu! Kecuali teh!" Ucap Harry tegas. Harry terdengar sedikit marah.

Isla tidak bisa melawannya karena jika Harry sudah berbicara dengan nada tegas dan wajah yang serius, Harry sudah benar - benar kesal. Tidak ada yang bisa Isla lakukan selain diam.

Isla tidak mengerti apa yang sedang terjadi dengan Harry. Tidak biasanya Harry marah dipagi hari. Isla berusaha mencari tau masalah apa yang dialami Harry. Namun dia tidak berani untuk mengucapkan sepatah kata pun disaat Harry sedang marah.

Harry kembali dengan membawa dua cangkir teh. Rasa sesal muncul dihatinya. Dia memarahi Isla. Maksud Harry bukanlah memarahi Isla. Dia hanya sedikit kesal pagi ini. Masa lalunya sedang datang menimpanya.

- Flashback On -

"Kenapa kau kembali disaat aku sudah berhasil melupakanmu?"

"Harry, aku minta maaf. Ku akui aku memang salah. Aku bodoh karena sudah meninggalkanmu. Aku ingin mengulang masa dimana kita masih bersama"

"Kau memang bodoh. Semudah itu kau meminta untuk kita mengulang masa lalu? Oh, aku menyesal pernah bertemu denganmu atau bahkan mengenalmu" ucap Harry dengan wajah liciknya.

Harry berlari dengan sepenuh tenaga menuju mobilnya dan bergegas meninggalkan Bethany. Bethany berlari mengejar Harry yang akan meninggalkan taman.

Bethany terus memanggil nama Harry, berharap Harry akan berhenti dan membiarkan Bethany untuk memeluk Harry.
Namun Harry tidak menghiraukan panggilan Bethany.

Sebagian hatinya menginginkan untuk memaafkan Bethany dan sebagian tidak menginginkan kembali dengan Bethany.

Bethany menduakan Harry saat Harry bersekolah di LA. Harry memutuskan hubungan begitu dia melihat pesan antara Bethany dan orang lain. Orang tersebut adalah teman lama Harry, Nick.

Nick teman Harry saat dibangku menengah pertama. Mereka sangat akrab sampai akhirnya Nick harus ikut ayahnya tinggal di Australia, karena keharusan ayahnya bertugas disana. Nick tinggal disana sekitar 4 tahun. Dan dia kembali lagi ke London disaat Harry masih bersekolah di LA.

Sejak saat itu, Harry tidak ingin berteman dengan Nick lagi.

- Flashback Off -

Harry meletakan teh yang ia pesankan untuk Isla dimeja. Harry tau jika Isla tidak ingin teh, tapi memang karena Harry melarangnya meminum kopi dipagi hari.

Tidak ada percakapan diantara mereka. Isla hanya meminum tehnya sambil membaca sebuah novel. Harry hanya memperhatikan Isla sambil memakan sarapannya.

"Isla" panggil Harry. Isla hanya menatapnya dengan tatapan bingung dan takut.

"Aku akan mengantarmu pulang"

Isla hanya menganggukan kepalanya dan kembali membaca.

Diantara mereka, tidak ada yang berbicara lebih dulu. Mereka tetap diam.

***

Mobil Harry berhenti didepan apartemen Isla. Isla melepas sabuk pengamannya, "terima kasih Harry" ucap Isla.

Harry hanya menjawabnya dengan anggukan kepala dan senyuman yang terbalut rasa bersalah.

Mobil Harry berjalan meninggalkan apartemen Isla. Isla segera masuk kedalam apartemennya. Didalam lift, Isla hanya diam menunduk sambil menahan tangis.

Keluar dari lift, Isla berjalan dengan lemas. Dia berjalan sangat lambat layaknya orang lanjut usia.

Sampai didepan pintu, Isla mencari kunci dan membukanya. Setelah masuk, Isla melempar tasnya ke sembarang arah, lalu pergi kekamarnya dan berbaring ditempat tidur.

Isla tidak dalam mood yang bagus saat ini. Mungkin dia tidak akan berangkat kuliah hari ini.

Beberapa menit berbaring ditempat tidur sambil menatap kosong kearah langit - langit kamar, Isla tertidur.

1 P.M.

Isla terbangun dari tidurnya karena suara yang berasal dari handphone nya.

"Halo?" Ucap Isla memulai percakapan.

"Halo. Apa benar ini dengan Mrs. Anderson?" Tanya orang tersebut.

"Ya. Ada apa?"

"Saya dengan Mr. Smith. Kenapa kamu tidak masuk kuliah hari ini?"

Mendengar pertanyaan dari Mr. Smith, membuat Isla diam beberapa saat.

"Maaf Mr, saya hari ini tidak masuk karena sakit," Ucap Isla berbohong.

"Oh, begitu. Baiklah. Maaf telah menganggu. Cepat sembuh! Dan jangan lupa besok masuk! Akan ada kuis yang mulai pukul 9 AM"

Isla menghembuskan nafas lega karena tidak mendapat hukuman atau semacamnya.

"Baiklah. Besok saya akan masuk. Terima kasih Mr. Smith" ucap Isla diakhir percakapan.

Isla menutup sambungan telfon lalu bangkit dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci muka.

"Ugh, aku lapar," ucap Isla sambil memegangi perutnya.

Isla berjalan menuju dapur dan membuka kulkas. "Apa yang harus ku makan?" Tanya Isla pada dirinya sendiri.

Isla's POV

Aku mengambil beberapa cemilan dari dalam kulkas lalu duduk disofa dan menonton tv.

Aku tidak fokus pada acara tv yang ku tonton. Aku merasa ada sesuatu yang aku lupakan hari ini. Aku terus berpikir, apa saja yang terjadi hari ini.

"OH YA!"

Aku sudah mengingatnya. Hari ini aku bertemu Liam di lift. Aku tinggal di apartemen yang sama dengan Liam? Aku tidak menyangka. Aku tersenyum senang karena mungkin aku dan Liam bisa bertemu setiap hari.

-----------------------------------

Hi! Akhirnya update juga. Pendek ya? Biarlah. Males mikir :v Intinya kan udah update.

Don't forget to vote & comments! X.

Window // Liam PayneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang