Perburuan

25 4 0
                                    

Pemberhentian Terakhir {Kasur}

       Jam di dinding menunjukkan angka 21.30 ketika aku menginjakkan kaki di lobi hotel. Atau lebih tepatnya lagi merangkak. Seluruh otot tubuhku mengerang minta dipijit sedangkan beberapa urat kakiku putus karena terlalu lama berjalan. Tapi dengan mengerahkan energi sisa sebesar kira-kira 5% aku berhasil sampai ke lantai tempat kamarku berada.

       "Eh, Vir udah pulang?" Tiba-tiba terdengar suara dari balik kegelapan.

       Aku celingak-celinguk mencari sumber suara.

       "Di sini woi!" Seru Jo yang ternyata sedang duduk di kursi di depan lift.

       Halah, peri gede masih aja berkeliaran.

       "Hehehe, sorry gak keliatan." Kataku sambil berusaha keras memaksakan tawa di bibirku.

       "Kamu punya kelainan mata ya, segede ini masa gak keliatan." Jo dengan kesal berjalan di sampingku. "Gimana tournya?"

       "Lancar-lancar aja, kalau kamu?"

       "Nah itu loh, aku mau cerita ke kamu! Makanya aku tunggu-tunggin kamu dari tadi!"

       What? Jo aku menghargai kesetiaanmu tapi sekarang yang kubutuhkan adalah koyo dan kasur, understand? Kasihanilah badanku ini Jo.

       Tapi sebagai teman yang 'baik' aku berkata, "Yaudah, cerita aja."

       "Aku tadi pagi sampai siang ada di hotel, tapi pas sorenya aku pergi ke pantai. Berenang sambil berjemur-jemur santai gitulah." Aku mencoba untuk tidak membayangkan Jo yang sedang berenang dan berjemur, jadi mahkluk macam apa dia di pantai?

       "Terus tiba-tiba aku ketemu cowok cakep bangettttttt...." Kata Jo dengan mata berbinar-binar.

       "Dia ganteng, tinggi, berotot..... Yah, macho gitu deh."

       Oke, ini mulai meragukan. Zaman sekarang adalah zaman dimana laki-laki ganteng gandengan sama laki-laki ganteng juga. Kriteria cowok sekarang mengalami pergeseran yang teramat sangat drastis. Dibilang ganteng ya pacarnya ganteng juga. Dibilang macho ya pakai tas warna pink. Entah apa yang terjadi pada pikiran cowok-cowok ganteng sekarang ini, mungkinkah mereka tidak bisa menemukan pasangan yang bisa menyamai 'kegantengan' mereka? Sudah berkurangkan spesies cewek cantik di muka bumi ini hah?

       Oh iya, sekarang kan cewek cantik gandengan sama cewek cantik juga....

       ".... Terus dia ngeliatin aku mulu tau, tatapannya itu loh." Jo masih nge-fly.

       "Ih, dia ngeliatin kamu karena dia bingung itu paus terdampar atau bukan."

       "Hah, ngancurin cerita orang aja. Aku gak mau tahu pokoknya aku harus ke sana lagi besok!" Jo bersikeras.

       "Ya sudah cariin aja di pantai besok." Kataku bersiap mengambil langkah seribu menuju kamar dan tidur. Oh, bisa kubayangkan tempat tidur hotel yang sudah memanggil-manggilku.

       "Iya, tapi kamu juga harus ikut." Kata Jo sambil berkacak pinggang dengan penuh semangat.

       "Jo, aku ingin pergi besok, aku ingin pergi ke spa, kolam renang, museum...."

       Jo menatapku dengan tatapan seolah-olah ia ingin menelanku bulat-bulat. Yang jelas memang bisa ia lakukan. Ia sudah mengambil kuda-kuda ingin meremas tulangku hingga menjadi serpihan kalau aku tidak cepat-cepat menambahkan...

       "Yang tentu saja bisa kulakukan dilain waktu..."

       "Jadi?"

       "Ya." Jo tersenyum girang dan memelukku. Aku bisa mendengar beberapa tulang rusukku patah  begitu Jo mempererat pelukannya. Tapi ini lebih baik daripada apa yang mungkin dilakukannya bila aku berkata 'tidak.' Syukurlah aku bisa mencegah aksi brutalnya tadi.

Sunset RoadWhere stories live. Discover now