Mission In Bali Part 6

326 23 2
                                    


Naomi yang sedari tadi menangisi ayahnya , mengambil pistolnya lalu ia arahkan ke Ve dan menembak Ve. Ve tidak sempat menghindari , akhirnya peluru tersebut mengenai bahu sebelah kanannya.

"Ve ,....."teriak Kinal dan Melody bersamaan.

Lalu Kinal mengarahkan pistolnya ke arah Naomi dan peluru tersebut mengenai kakinya. Kemudian Naomi kabur dari tempat tersebut. Kinal yang hendak mengejarnya dicegah oleh Melody.

"Nal , lebih baik kita bawa Ve ke rumah sakit terdekat."kata Melody.

"Iya , Mel."kata Kinal.

Perlahan pandangan Veranda mengabur dikarenakan darah dari luka tembakan terus keluar. Gelap..

Flashback end.

Drttt....drttttt...drttt. *anggap saja hp berdering.*

Veranda mengambil hpnya diatas nakas dan melihat nama Elaine yang memanggil.

"Halo... Ada apa ?"tanya Ve.

"Aku mempunyai informasi penting untukmu. Temui aku di markas NIS sekarang."kata Elaine.

"Baiklah, aku akan ke sana sekarang juga."kata Ve mengakhiri panggilan tersebut.

Kemudian ia mengambil kunci mobilnya dan meninggalkan halaman rumahnya menuju markas NIS.

Sesampainya di markas NIS , Ve segera menuju ruangan Elaine diantar oleh Nabilah.

"Apa informasi yang kamu dapat ?"tanya Ve to the point.

"Baiklah , aku sudah tahu siapa yang membom gedung pertemuan itu dan mereka adalah orang yang sama dengan teroris yang di Bali pada waktu pelaksanaan ASEAN. Shinta Naomi orangnya."kata Elaine.

"Ap...a...Apa ? Shinta Naomi..."kata Ve terbata.

"Iya. Dia adalah buronan nomor satu di Asia. Sampai sekarang belum ada yang bisa menangkapnya karena pergerakkan mereka sulit di lacak. Tapi kamu tidak usah khawatir , Ve. Karena aku akan terus berusaha melacak keberadaan dia."kata Elaine.

"Jadi selama ini Naomi lah dalang di balik semua ini. Bagaimana bisa ?"tanya Ve dalam hati.

"Hmmm... Ve ada hal satu lagi yang perlu aku sampaikan. Ini tentang Frieska. Ternyata selama ini Frieska masih hidup dan dia belum meninggal. Terakhir dia berada di Bali yaitu pada saat kalian sedang membawa anak buah Naomi yang kalian tangkap menuju bandara."kata Elaine.

"Baiklah , terima kasih atas infonya."kata Ve segera pergi dari markas NIS.

"Ini gak mungkin sebenarnya maumu apa , Mi ? Aku harus segera menyusun rencana."guman Ve.

1 bulan kemudian.

Markas NII , 13.05 WIB.

"Nal , kamu kan baru sembuh . Lebih baik kamu istirahat dulu."kata Melody.

"Gak , Mel. Aku tuh udah sembuh."kata Kinal.

"Biarin aja."kata Ve.

"Kenapa kamu berada di sini ?"tanya Melody.

"Memangnya kenapa aku kan mau latihan lagi sudah lama aku tidak memegang senjata semenjak kejadian itu."kata Ve.

Kinal dan Melody terdiam sesaat.

"Kenapa kalian berdua diam ? Ayo kita lanjutkan latihannya."kata Ve kemudian mengarahkan pistolnya ke arah target yang sedang bergerak.

"Jika teroris yang kita hadapi selama ini adalah Naomi . Bagaimana menurut kalian berdua ?"tanya Ve di sela - sela tembakannya.

"Apa maksudmu Ve ?"tanya Kinal.

"Awalnya aku pun tidak mau mempercayainya, tetapi Elaine sudah mengumpulkan beberapa bukti dan menyerahkannya kepadaku."kata Ve meletakkan pistolnya di meja.

"Jadi selama ini Naomilah dalangnya. Kenapa dia melakukan ini padahal dia sendiri anggota NII ?"kata Kinal.

Ve hanya diam saja mendengar penuturan Kinal.

"Alasan...."batin Ve

"Ve kenapa kamu diam. Apa ada yang kamu sembunyikan dari kita ?"tanya Melody.

"Ga ada , Mel."kata Ve.

Gedung tua, 22.45 WIB

Di sebuah kamar ada seseorang yang sedang tidur tapi dia sedang gelisah. Dalam mimpi orang tersebut ia melihat seseorang yang wajahnya mirip dengannya tapi tidak dengan tingginya.

"Kakak janji akan selalu menjagamu."kata Melody.

"Siapa kamu ? Apakah aku mengenalmu ?"tanya Frieska.

"Suatu hari nanti kamu akan tahu semuanya."kata Melody tersenyum lalu menghilang.

Frieska langsung bangun dari tidurnya dan berjalan menuju rooftop gedung tersebut. Dari atas gedung tersebut ia dapat melihat indahnya kota Jakarta malam hari. Ia memejamkan matanya sebentar menikmati angin yang sedang berhembus. Bayang - bayang itu muncul lagi dan Frieska memengang kepalanya yang sakit dan memijitnya.

"Tidak baik berada di rooftop sendirian malam hari."kata Naomi yang berjalan ke arah Frieska.

"Aku hanya ingin cari angin aja."kata Frieska.

"Kamu tidak usah bohong sedari tadi aku sudah perhatiin kamu."kata Naomi tersenyum.

"Ahh , tidak apa - apa hanya bayangan masa lalu itu muncul lagi."kata Frieska.

"Kamu masih ingat kan sebulan yang lalu kamu tanya kenapa aku ingin menghancurkan NII. Itu karena mereka telah membunuh ayahku dan makam yang kita kunjungi malam itu adalah makam ayahku."kata Naomi sedih.

Frieska mengelus pundak Naomi dan menenangkannya . Frieska merasa iba dengan keadaan Naomi. 


Sebuah notif pesan masuk ke Hp Ve , lalu Ve membaca pesan tersebut.

Ve , aku sudah menemukan tempat persembunyiannya. Akan ku kirimkan seluruh datanya ke kamu ."Elaine H"

"Beby, tolong di tampilkan ke monitor utama dan perjelas lokasi ini."perintah Ve.

"Gedung ini berada di sekitar Jl. Sudirman."kata Beby.

"Sebentar lagi akan di adakan rapat , beritahu yang lainnya."kata Ve.

"Siap."kata Beby.

30 menit kemudian.

Semua sudah berkumpul di ruang rapat dan Ve segera memulai rapat tersebut.

"Besok kita akan menyerang markas teroris yang berada di gedung tua Jl.Sudirman. Jadi kelompok yang akan ikut menyerang adalah Melody , Kinal , Shania , Yona , Dhike , Sinka , dan aku."kata Ve. Seketika yang ada di dalam ruangan tersebut mengerutkan keningnya.

"Kenapa ? Apa ada yang salah dengan kata - kataku tadi ?tanya Ve.

"Kamu serius Ve mau ikut nyerang."kata Kinal ragu.

"Ya , aku serius."kata Ve.

"Hmm. Untuk Beby , Viny dan Jeje kalian akan di bantu oleh NIS untuk mengawasi area di sekitar gedung."lanjut Ve.

"Baik kamu mengerti."kata Beby dan Viny.

"Apa ada pertanyaan ? Kalau tidak ada , rapat di bubarkan."kata Ve.

Semua yang berada di ruang rapat langsung membubarkan diri dan hanya tinggal Ve sendiri. Ve sedang memikirkan penyerangan besok. Sesekali Ve menghela nafas kasar.

"Apakah aku akan sanggup untuk menghentikan kamu , Mi ?"batin Ve.



Tbc....

Mohon berikan vote dan commentnya ya  & Jangan jadi silent readers ya. ^_^



Mission In BaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang