Mission In Bali part 9

373 23 2
                                    


Part sebelumnya.....


"Ve.... Veranda...."panggil Kinal.

Ve tidak menjawab panggilan dari Kinal . Ve langsung melepaskan earphonenya dan membuangnya. Di depan Ve berdiri seseorang yang sedang bertepuk tangan atas tindakan Ve barusan.

"Bagus Ve."kata Naomi.

"Sekarang tidak ada yang akan menganggu kita dan sekarang saatnya kita selesaikan masalah kita."kata Ve.

------

Naomi segera berlari menuju ke arah Ve dan menendangnya tapi Ve dapat menahan tendangan tersebut. Kemudian Naomi memutar tubuhnya dan melayangkan tendangan dan mengenai pinggang Ve. Sedikit membuat Ve mundur beberapa langkah. Lalu Ve segera membalas serangan Naomi , dengan pukulan yang sama dengan Naomi. Naomi menahan pukulan tersebut , lalu ia membalas pukulan Ve lagi dan membuat Ve mundur beberapa langkah. Ve mencoba menahan sakit yang diterimanya akibat pukulan Naomi tadi.

"Aku harus segera menyelesaikannya."batin Ve.

Kemudian Ve memutar tubuhnya dan langsung menendang Naomi. Naomi yang tidak siap dengan serangan tersebut membuatnya tersungkur. Naomi segera berdiri dan bersiap menyerang Ve.

"Naomi , kenapa kamu bisa menjadi seperti ini ? Bukannya dulu kita adalah sahabat ?"tanya Ve.

"Sahabat ? Ya dulu memang kita sahabat sebelum kamu membunuh ayahku."kata Naomi.

"Tapi itu kan aku tidak sengaja menembak ayahmu pada saat itu."kata Ve.

"Kamu bilang tidak sengaja Ve. Apa kamu sadar dengan ucapanmu ?"teriak Naomi.

"Aku ... Seandainya kalau kami tahu bahwa target yang diincar adalah ayahmu kami tidak akan melakukannya , Mi. Setelah kamu tiba - tiba muncul di lokasi kejadian , aku sadar bahwa Aku , Kinal dan Melody dijebak oleh ketua."kata Ve sedih mengingat masa lalu mereka.

"Tetapi semuanya udah terlambat Ve. Setelah ayahku tewas , aku mulai membenci kalian semua termasuk NII. Aku akan menghancurkan kalian semua. Dan lihat aku berhasil menjebak kalian di sini di gedung ini. Kamu tahu Ve, seluruh gedung ini akan meledak dalam beberapa menit lagi."kata Naomi emosi.

Di tempat lain.

"Len , kita harus segera mencari yang lainnya dan keluar dari gedung ini."kata Nabilah.

"Aku mengerti...tung...tunggu dulu Nabilah. Aku melihat seseorang menuju ke arah kita."kata Elaine.

"Itu Sinka kan tapi dia sepertinya membawa seseorang."kata Nabilah.

Kemudian mereka berdua menuju ke arah Sinka. Sinka pun terkejut melihat mereka bisa berada di sini.

"Sinka , dimana Shania dan yang lainnya berada ?"tanya Nabilah.

"Mereka berpencar ke tingkat lainnya.."kata Sinka.

"Bagaimana ini , Len ?"tanya Nabilah.

"Aku masih pikirkan jalan keluarnya. Sementara waktu yang kita punya tidak banyak lagi."kata Elaine.

Di tempat lain.

Melody masih berusaha memapah Frieska yang tidak sadarkan diri untuk keluar dari gedung tersebut. Pada saat Melody hendak menuruni tangga yang ada pada lantai 5 menuju lantai 4 , Melody melihat ada orang yang mendekati tangga tersebut segera ia menyiapkan senjatanya Saat orang tersebut mendekat ia segera mengarahkan senjatanya.

"Kak Melody..."kata Orang tersebut.

"Shania."kata Melody menurunkan senjatanya.

"Biar kubantu kakak membawa Frieska."kata Shania menawarkan diri.

"Terima kasih. Oh ya kenapa kamu bisa berada di lantai ini ?"tanya Melody.

"Sebenarnya aku berniat menyusul kakak setelah selesai bertarung dan kenapa Frieska berada di tempat ini ."kata Shania.

"Ceritanya panjang , Shan. Ayo kita keluar dari gedung ini secepatnya."kata Melody.

"Waktu kita tidak banyak lagi."lanjut Melody.

"Maksudnya apa , Kak ?"tanya Shania bingung.

"Tadi Kinal memberitahu kakak bahwa seluruh gedung ini sudah di pasang bom oleh mereka dan waktu kita tinggal sekitar 30 menit lagi."kata Melody.

"Apa !!! Jadi bagaimana dengan yang lainnya , Kak ?"tanya Shania.

"Entahlah , Shan. Kinal menyuruhku untuk membawa kalian untuk segera keluar dari gedung ini secepat mungkin."kata Melody.

Tanpa terasa Melody dan Shania sudah sampai di lantai 2 sambil memapah tubuh Frieska , hingga mereka bertemu dengan Elaine , Nabilah dan Sinka bersama seorang tawanan.

"Melody... Shania..."Kata Elaine.

"Siapa yang kamu bawa, Mel ?"tanya Elaine lagi.

"Dia adikku. Frieska."kata Melody.

"Ayo cepat kita keluar dari gedung ini secepatnya."kata Nabilah.

Di tempat Ve dan Naomi .

Keadaan di lantai ini sudah berantakan , banyak bercak darah dan sarang peluru di tempat ini. Tidak berbeda jauh dengan kondisi kedua sahabat yang sudah terbaring di lantai. Nafas keduanya sudah memburu. Kondisi Ve sekarang ini terlihat cukup parah karena ada sebuah peluru bersarang di perutnya menyebabkan darahnya keluar terus menerus. 

Kondisi Naomi juga hampir sama dengan keadaan Ve. Naomi mencoba berusaha bangun dan segera menghabisi Ve yang sedang terbaring. Naomi berjalan tertatih karena kakinya tertembak oleh Ve beberapa saat yang lalu , bukan hanya kakinya yang berhasil ditembak oleh Ve tetapi Ve berhasil memukul ulu hatinya , tepat sebelum Naomi melepaskan peluru ke arah Ve.

Naomi segera mengambil pistolnya yang berada tidak jauh darinya dan mendekati Ve.

"Apa ada kata - kata terakhir Ve ?"tanya Naomi yang mengarahkan pistolnya ke kepala Ve.


Ve hanya memejamkan matanya dan pasrah akan keadaannya sekarang ini. Naomi segera menarik pelatuknya dan ....


Dorrrrr......

"Kenapa aku tidak merasakan apa – apa padahal tadi Naomi menembakkan pelurunya ke kepalaku ?"batin Ve.

Ve heran dan mencoba membuka matanya dan terkejut melihat Kinal yang sudah berada disampingnya.


"Ve kamu tidak apa – apa kan?"tanya Kinal.

"Kamu tidak lihat perutku terluka."kata Ve.

"Maaf Ve. Aku tidak melihatnya."kata Kinal.


Yahh....Kinal berhasil menembak tangan Naomi yang hendak melepaskan peluru ke arah Ve.


"Mi...menyerahlah."kata Kinal.



Tbc......


Maaf updatenya lama . Jangan lupa vote dan commentnya ya... Thanks ya...^_^



Mission In BaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang