BAB 7

77K 4.1K 102
                                    

Selamat membaca

__

"Selamat pagi Nay."

Naraya mengerinyit dalam, menghentikan langkahnya tepat dianak tangga terakhir.

Tatapannya tertuju kearah Pria yang  sejak semalam coba ia hindari. Pria itu Abi, berdiri dengan senyuman lebar menyapa pagi Naraya.

Naraya tidak tersenyum tidak juga membalas ucapan selamat pagi Abi. Naraya masih marah, kecewa dan malas meladeni sikap Abi yang pada akhirnya akan sama.

"Sarapan yuk. Aku tadi udah masak nasi goreng." kata Abi.

Ia berjalan mendekati Naraya, berdiri didepan istrinya yang masih menatapnya dengan tatapan marah seperti semalam.

Abi menyentuh tangan Naraya menggenggamnya lembut seraya menuntun istrinya agar duduk disalah satu kursi dan sarapan bersama.

"Apa sih mas." sungut Naraya mulai jengah dengan sikap Abi yang mulai membaik dari kemarin-kemarin.

"Sarapan." kata Abi lembut, mengusap sayang kepala Naraya lalu duduk disampingnya.

Naraya memalingkan wajahnya, meremas tas kecil yang ada dipangkuannya dengan sangat kuat. Ia tidak tau ini nyata atau hanya mimpi, Abi baik padanya dan memperlakukan Naraya sedikit lebih lembut.

"Aku nggak tau kamu sukanya apa, telor dadar atau mata sapi?"

Abi menuangkan nasi goreng kedalam piring Naraya dengan senyuman manisnya. Naraya menoleh, lalu tersenyum kaku melihat tatapan dan senyumannya.

"Sukanya apa?" tanya Abi.

"Engh. Dadar." ucap Naraya mendadak kikuk.

Abi mengambilkan satu telur dadar untuk Naraya, lalu memulai makannya dengan lahap.

Naraya masih terpaku ditempatnya, menatap Abi sedikit demi sedikit dengan sesekali ia menerka-nerka perhatian Abi. Tuluskan dia? Atau hanya kepura-puraan saja.

"Kamu.."

"Makan Nay." sergah Abi cepat.

Abi mengangkat sendoknya yang sudah diisi nasi goreng, menepikan sendok itu dibibir Naraya. Abi tersenyum membuat bibir Naraya perlahan-lahan terbuka dan memakan nasi goreng suapan Abi.

"Pinter." ujar Abi kembali mengusap rambut Naraya.

Naraya mengunyah makanannya dengan sangat lambat masih linglung dengan semua ini. Disatu sisi ia bahagia karena suaminya perlahan-lahan mulai memperhatikannya, namun disisi lain Naraya masih heran dan bingung dengan sikap Abi yang mudah sekali berubah.

Semalam Abi masih bersikap dingin dan menolak Naraya. Namun pagi ini Abi mendadak berubah menjadi lembut, sayang dan perhatian.

"Mas. Kamu nggak lagi nipu aku kan?!" tanya Naraya dengan tatapan penuh menyelidik.

Abi menggeleng, memutar posisi duduknya agar lebih menghadap Naraya.

"Nay. Mana tega aku nipu istri aku sendiri, aku mau kita memulai semuanya lagi." ujar Abi dengan senyuman manisnya.

"Tapi ini terlalu tiba-tiba."

Ku Beli Suami MuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang