BAB 10

68.9K 3.8K 112
                                    

Selamat Membaca..

Sori typonya

______________________________

Pandangan Abi mengedar kesetiap sudut ruang kerjanya yang baru. Banyak foto Naraya yang dipajang disana dan juga ada beberapa foto pernikahan mereka.

Ini hari pertama Abi mulai bekerja menggantikan Naraya yang memilih menjadi ibu rumah tangga. Meski begitu Naraya juga masih terlibat dengan urusan kantor karena bagaimanapun juga ia tetap pemilik perusahaan ini.

Abi duduk dikursinya dengan tenang, menatap Yani yang masih berdiri didepan nya. Yani sekertaris Naraya yang sekarang menjadi sekertarisnya, dia sudah lama bekerja di perusahaan ini kata Naraya dia juga sahabat baiknya.

"Ada yang bisa saya bantu Pak Abi?" tanya Yani menatap Abi dengan ramah.

Abi tersenyum menggeleng pelan "Tidak ada Yan."

"Kalau begitu saya permisi Pak."

Yani keluar dari ruangan Abi lalu duduk ditempatnya, menghubungi Naraya yang sudah berpesan kalau ada masalah apapun Yani harus mengatakan semyanya.

Yani hanya akan memberikan kabar baik kepada Naraya karena memang hari ini tidak ada masalah apapun.

Abhi duduk termenung menatap ponselnya, tidak ada pesan satu pun dari Naraya. Istrinya itu sudah terlalu percaya dengannya dan Abhi akan semakin membuka lebar perasaannya agar ia bisa menerima Naraya seutuhnya.

Naraya sangat baik padanya dan juga keluarga Abhi. Tidak sekalipun Naraya mengabaikannya, meski Abhi berulang kali menolak kehadiran Naraya namun wanita itu justru tidak mau melepaskan Abhi.

"Bi.."

Abhi mengangkat wajahnya menatap kearah pintu yang sudah terbuka. Ada Yuni yang tengah berdiri disana dengan senyumannya, dia melangkah mendekati Abi.

"Hai," sapa Yuni ramah.

"Mba Yuni," Abi tersenyum canggung tidak menyangka mantan bosnya bisa datang ketempatnya.

"Silahkan duduk Mba."

Abi duduk dengan Yuni yang juga ikut duduk didepannya. Tatapan Yuni begitu berbinar menatap Abi yang cukup menarik perhatiannya.

Biasanya ia hanya melihat Abi dengan kesederhanannya namun kali ini ia seperti melihat Abi yang berbeda. Tampan, gagah, dan sangat sempurna.

"Betah disini?" tanya Yuni.

"Baru hari pertama. Semoga betah dan bisa bekerja dengan baik."

Abi menyahut dengan ramah meski dalam hati ia bertanya-tanya ada tujuan apa Yuni datang menemuinya. Abi memang dekat dengan Yuni karena bekerja cukup lama bersamanya.

Yuni menghelan nafas dengan tatapan yang tidak bisa lepas dari Abi. Ia merasa semakin yakin bahwa keputusannya benar untuk mencari tahu mengenai alasan mereka menikah.

"Bi," Yuni mengulurkan tangannya meraih tangan Abi yang ada diatas meja.

"Maaf Mba," tolak Abi sopan.

Yuni tidak mendengarkan ia menarik tangan Abi lalu menggenggamnya erat, seakan takut Abi melepaskan nya.

"Aku tau semuanya Bi," kata Yuni.

"Tau apa Mba?" tanya Abi heran.

"Aku tau kamu dijual oleh Pinka."

Kedua mata Abi melebar, menatap Yuni tidak percaya sama sekali. Masalah ini hanya orang tua Abi saja yang tau dan bagaimana bisa dengan mudahnya Yuni tau.

Ku Beli Suami MuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang