Part 1

33 2 0
                                    

Makan malam telah di hidangkan di atas meja makan. Udang goreng berbalut saos asam manis sudah tersedia, yang merupakan makanan favorit Nayasha. Adapun cah kangkung dan sop jagung juga tertata manis di meja. Ayahnya yang terlihat baru selesai mandi, keluar kamar setelah mendengar suara Bi Ani yang memberitahukan bahwa makan malam sudah siap.

    Suara lembut Rafi memanggil anak nya yang berada di kamar atas.

"Nay,turun gih. Kita makan dulu. "

Mendengar suara ayahnya memanggil,Nayasha segera turun dan meletakan buku cetak biologi di atas tempat tidur yang tadi lagi di bacanya.

"iya,yah.sebentar".

Nayasha duduk di sisi kanan ayahnya. Dia mengambil nasi beserta lauk pauknya. Ayahnya telah terlebih dahulu makan. Suasana sunyi tanpa suara,yang ada hanya bunyi sendok pelan yang menyentuh piring. Pembicaraan pun di mulai Rafi yang telah usai makan. Di sapu mulutnya menggunakan tisu yang telah tersedia di samping piring.

"Gimana sekolahnya nay?"

Nayasha yang masih makan hanya menatap ayah nya sekilas.

"baik-baik aja yah,besok ulangan bio jadi tadi pas ayah panggil nay lagi belajar."

Nayasha melanjutkan makannya yang hampir habis. Jawaban Nayasha di balas dengan anggukan Rafi,dan Rafi melanjutkan pertanyaan nya.

"gimana dengan Rivan?"

Nayasha sempat kaget dengan pertanyaan itu. Nayasha mencoba untuk bersikap biasa saja. Nayasha masih diam dan di telungkupkan sendok-garpunya menandakan telah usai makan.

Nayasha menjawab pertanyaan ayahnya.

"apanya yang gimana?udah putus kalik yah. Masih aja itu di bahas."

Nayasha menjawab dengan nada sedikit kesal, dia putus dengan Rivan sudah dari 2 bulan yang lalu,tapi baru di pertanyakan lagi oleh ayahnya.

" Ooh gitu,bagus lah. Fokus aja belajarnya sekarang. Terus kalo sama gebetan?"

senyum Rafi menggoda anaknya.

"Siapa?"tanya Nayasha bingung.

"vocalis itu..siapa sih, iyan..bian??"

Nayasha mengernyitkan bibirnya dengan ekspresi muka kesal "Albian yah-_-,Apaan sih yah. Cuma temen. Udah deh pertanyaan anehnya."

Jawaban Nayasha membuat ayahnya tertawa sendiri.

Kini tawa ayahnya terhenti saat mendengar pertanyaan Nayasha,nyaris membuat ayahnya seketika terdiam seperti mendapatkan tusukan dari pertanyaan itu.

"yah, Naya besok mau ke makam bunda. Nggak ada lagi alesan sibuk atau meeting ya yah,kalo ayah nggak mau nganterin Naya, biar Naya yang kesana sendirian. Naya cuma minta nama lengkap bunda siapa,biar nanti Naya yang cari."

Seketika bibir Rafi tak dapat berbicara. Dia sangat mengenali sifat anaknya, Nayasha dari kecil memang anak yang kritis,dia memiliki sejuta pertanyaan tentang apa yang ingin ia ketahui. Dia tidak akan berhenti bertanya sampai semua pertanyaan nya terjawab. Nayasha anak yang nggak kenal kata plin plan, apabila dia bilang nggak ya tetep enggak. Tidak ingin Nayasha makin banyak bertanya , Rafi pun menjawab pertanyaan anaknya itu.

"Makam bunda kamu itu sudah lama nggak di kunjungi, letak nya jauh dari sini. Percuma juga kamu cari nama ibu kamu, tulisan di nisannya mungkin udah nggak ada."

Tatapan tajam Nayasha menunjukan kecurigaan,"kok sampai segitunya yah, ayah nggak sayang sama bunda. Apa ayah sudah lupa sama bunda? Naya nggak minta apa-apa yah, Naya cuma mau tahu makam bunda di mana,Naya mau ngirim doa untuk bunda yah!" Nada Nayasha mulai membantah.

Prahara CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang