Part 5

8 0 0
                                    

    " Ramai bi,Mau nonton apa emangnya? " tanya Nayasha yang kali ini lagi bersama Albian.

    Sebagai permintaan maafnya, Albian mengajak Nayasha hangout. Albian yang sadar akhir-akhir ini sibuk pun meluangkan waktu nya untuk bersama wanita yang ada di sampingnya saat ini. Albian mengajak Nayasha nonton bioskop, namun ia sendiri masih bingung mau nonton apa. Saat itu antrian begitu padat karena ada sebuah film yg lagi tayang Perdana.  Tepat giliran Albian memesan tiket, ia memesan film yang belum soldout dan pastinya akan tayang, agar mereka tidak menunggu terlalu lama.

" Nay, kita nonton ini aja ya,  soalnya yang tayang bentar lagi hanya film ini dan belum soldout juga." Albian memberikan tiket itu kepada Nayasha.

" iya gapapa, bi. " jawab Nayasha sambil tersenyum manis, membuat Albian membelai lembut rambutnya.

    Tak selang beberapa lama, mereka pun masuk ke teater bioskop. Film pun di mulai.  Sejujurnya,  Nayasha tidak terlalu suka nonton bioskop,  mungkin jika ia disuruh keliling Jakarta atau nonton film yang lagi premiere mungkin dia akan pilih keliling Jakarta. Tetapi kali ini,  ia tidak bisa menolak karena Albian yang mengajaknya.

   Seperti benda tak kasat mata begitu menusuk kulit putih Nayasha. Berlalu dan melekat di sekujur tubuhnya. Sejuknya ruangan ini membuat Nayasha mengelus elus lengannya. "Albian asik banget sih nontonya, toh ni film ga ada seru-serunya juga, cuma banyak adegan action doang. " grutu Nayasha dalam hati. Kalau lagi sejuk gini,  Nayasha jadi ingat waktu jaket Dava yang menggeluti tubuhnya saat ia menunggu ayahnya di rumah sakit. Dava itu jutek jutek tapi romantis."apa jangan-jangan dava suka sama gue? Tapi?  Ah atau gue yang suka sama dia, jadi kepikiran terus deh kayak gini.  Apaan sih nay."
    Nayasha sadar dari lamunan nya saat ia mendengar namanya terpanggil.

"Nay? "

"Eh bi?  Iya kenapa? "Tanya Nayasha sedikit kaget.

"Film nya baguskaan? " tanya bian.

"Bagus kok. Iya bagus. " jawab Nayasha sambil tersenyum dan kembali fokus ke film.

    Albian melihat Nayasha memeluk dirinya sendiri. "Kedinginan ya? " tanya Albian sambil melepaskan jaketnya dan menutupi tubuh Nayasha dengan jaketnya itu.

"Makasih. "Jawab Nayasha yang di balas belain lembut dari Albian.

"Lain kali bilang dong kalo dingin,  ini malah bengong. Ntar kesambet loh. " Albian tetap fokus kepada film di depannya. Tanpa memperhatikan Nayasha di sampingnya.

    Nayasha melirik ke bahunya. Ia begitu kaget,  bukan karena perkataan Bian yang membuat nya terkejut.  Tetapi dia terkejut melihat tangan Albian yang merangkul nya. Desiran itu sekejap melewati tubuhnya, jantungnya berdegup kencang. Perasaannya begitu bimbang, antara senang dan seperti ada yang janggal.

"Aku sayang sama kamu Nay. " Albian mengelus lembut rambut Nayasha.

    Nayasha hanya tersenyum. Matanya bertemu dengan mata Bian. Dalam waktu lima detik mereka saling tatap, dan Nayasha menghentikan kontak itu dengan mengalihkan pandangan nya ke film tersebut.

**
    Nayasha dan Albian memasuki salah satu restaurant yang ada di mall tersebut.  Mereka duduk di meja lima belas. Seorang wanita datang dengan buku yang berisikan menu. Nayasha tidak nafsu makan,  dia hanya memesan minuman. Begitu juga Albian dan mereka juga memesan makanan ringan untuk menemani pembicaraan mereka.

    Dari meja 7, seseorang memperhatikan Nayasha dan Albian.

Dava POV

    Gue masih memikirkan foto yang Nayasha liatin ke gue waktu itu. Sepertinya wanita yang Nay panggil bunda itu tidak asing bagi gue, familiar. Tapi siapa?  Gue menyusuri setiap daerah cafe ini, semua meja di isi lebih dari satu orang,  cuma meja gue kayaknya yang ga ada obrolan. Mata gue terbelalak saat melihat seorang wanita yang kali ini sangat gue kenal, yang sering berkeliling di otak gue. Ya,  itu Nayasha. Semoga dia tidak melihat kearah sini, itu yang gue harapkan.

Prahara CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang