Kring ..kring.....!!!!???!!**
Nayasha meraih jam wekkernya, dilihatnya jarum pendek menunjukan angka 6 dan jarum panjang menujukan angka 5. "Hah? Kok ngga ada yang bangunin gue sih? " Nayasha bergegas mengambil handuk dan bersiap-siap.
Nayasha tergesah gesah saat menuruni anak tangga. Dia hanya mengambil sepotong roti dan meminum segelas susu yang tak ia habiskan sepenuhnya. "Bi ayah mana? " tanya Nayasha, saat ia lihat ayahnya tidak ada di kamar. "Ayah sudah pergi non, ada meeting pagi katanya. Eeh, non, kok ngga makan dulu toh? ". Tanya bi ina yang melihat Nayasha telah menuju pintu utama. " udah telat bi. " suara Nayasha samar - samar dan tak lama kemudian terdengar suara mobil meninggalkan rumah itu."Pak, lewat jalan tikus aja, nanti aku telat nih pak. " nayasha sedari tadi memandang jam yang ada di tangannya, memastikan dirinya belum terlambat. "Iya non, bapak juga lagi nyari ini. " jawab sang supir yang juga mencari celah untuk menerobos.
**
Nayasha tiba di depan kelasnya sekitar lima menit setelah bel masuk berbunyi. "Huh, gue selamet. "Nayasha masuk ke kelasnya, dan melihat Dava sedang memainkan handphonenya. Terlihat sebungkus coklat dan melati telah terletak rapi di bawa bangkunya yang tembus pandang. Nayasha masuk ke kelas dan menuju kursinya. Sapaan Boni di pagi hari, membuat Nayasha mengeluarkan senyum manisnya. Nayasha terhenti sejenak saat melihat buku Dava yang bertuliskan kimia. Segera ia mengacak tas nya dan mencari buku yang sama dengan Dava. Nayasha duduk di kursi nya dan masih mengacak tas nya.
"kayaknya buku gue ketinggalan deh. Gimana nih??." perkataan Nayasha tidak di gubris sama sekali oleh Dava. Nayasha berhenti sejenak saat ia mengingat sesuatu. "Dava, gue baru inget!!! sorry ya gue lupa kirim email ke lo . Gue ketiduran semalam. " Nayasha menepuk lengan Dava dan ia baru sadar semalam dava minta agar dia mengabari jika sudah sampai di rumah , Nayasha juga lupa untuk mengirim jawaban kimianya ke Dava.
"Ga perlu, gue udah selesai juga. " jawab Dava yang sedang menulis sesuatu di buku itu. Dava memberikan buku itu kepada temannya yang ada di depan meja nya untuk di salurkan hingga ke meja yang paling depan. Dava meninggalkan Nayasha dan duduk bersama teman-temannya. " ih resek banget sih, gue kan udah minta maaf. " jawab Nayasha lalu menempelkan dagunya ke meja, ia pasrah akan hukuman yang akan di kasi oleh bu betty jikalau guru killer itu tahu bahwa ia tidak membawa tugas nya itu.
Suara langkah kaki yang begitu jelas menandakan seorang guru telah melintasi kelas ini. Benar, Bu Betty meletakkan berkas nya di meja lagu menaggih tugas siswa yang seakan hutang baginya. Setiap meja di periksa satu-satu. Nayasha menutupkan telinganya saat barisan kursinya di periksa. Namun, namanya tidak di sebutkan Bu Betty hingga ia beralih ke barisan selanjutnya. "Lucky of the day nih namanya huh. " Nayasha mengelus dadanya tanda ia selamat dari hukuman Bu Betty . Hingga tiba di barisan akhir nama Nayasha tidak tersebutkan. Suasana begitu senyap, terlihat mata Bu Betty yang tanjam menatap satu persatu siswa di barisan terakhir itu. " di barisan ini ada yang tidak mengumpulkan! Saya harap orang yang saya maksud dapat keluar.SEKARANG!!! "
Teriakan Bu Betty membuat beberapa siswa kaget. Nayasha masih enjoy saat mendengar barisan yang di maksud Bu Betty itu bukan barisannya. Namun seseorang yang berjalan keluar dari barisan itulah membuatnya kaget. "Dava?!!hah? " terlihat mulut Nayasha menyebutkan nama lelaki yang meminta jawaban kepadanya semalam.Reza:"kok tuh anak keluar? Tadi pagi gue nyalin jawaban dia. "(Berbisik).
Sandy: "ikut dia kuy? "
Pembicaraan Reza, Sandy dan Tio mengalihkan pandangan Bu Betty. "Kalian Bertiga kenapa berbisik?! Kalian mau saya hukum seperti Dava?! "
"Hehehe ngga bu. " jawab Sandy dengan anggukan patuh.
"Kalau Dava di hukum? Berarti dia tidak mengumpulkan tugas? Tapi kan dia sendiri yang bilang sudah selesai. " Bisik Nayasha dalam hati dan masih tak menyangka ternyata Dava yang belum mengumpulkan tugas itu, walaupun ini bukan kali pertama dia di hukum tapi Nayasha tahu sejak akhir-akhir ini Dava tekun dalam belajar, mungkin karena sebentar lagi ujian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prahara Cinta
Teen FictionBibir Nayasha tak mampu menyembunyikan getarnya,air mata yang mengaliri memacu nafasnya yang sesak. Ingin menahan air mata namun tak bisa. Sinar mentari yang ingin menghilang, juga tak menyadarkan Nayasha agar beranjak pergi meninggalkan pemakaman i...