From: Nayasha
To : Albian
"Bian"
"Bi?"
"Albi?"Pesan singkat yang di kirim Nayasha belum di balas satu pun oleh Albian. Sejak putus dari Rivan, Nayasha dekat dengan Albian. Mereka itu deket nya lebih dari sekedar teman tapi bukan pacaran. Ya bisa di bilang friendzone ya.
Tanpa basa basi Nayasha menghubungi Albian. Di lihatnya Dava masih sibuk menyelesaikan tugas Bahasa Indonesia nya.
* Nayasha POV
Di dua jam pelajaran terakhir hari ini, Bu Dian tidak dapat masuk jadi kami hanya di beri tugas buat nyelesain soal Ujian Nasional tahun lalu, ya.. 2 bulan lagi kami akan menghadapi UN setelah 2 minggu lalu kami telah melaksanakan Ujian Sekolah.
Tugas Bahasa Indonesia mungkin tidak terlalu sulit di mata teman-teman ku ,terlihat dari mereka yang sudah sibuk sendiri. Apalagi geng nya Dava seperti Reza,Sandy,Fito dan Tio yang memainkan kartu di balik meja.
Kali ini setelah telephone gue hanya di jawab oleh mbak-mbak ntah siapa,dia bilang "Nomor yang anda tuju sedang sibuk,cobalah beberapa saat lagi." " gilak dia,Bian nggak angkat telephone gue dan malah mematikannya." Teriak gue dalam hati. Dan kali ini pesan gue terbalaskan.
From: Albian
To : NayashaLagi belajar Nay.
*read**
Balasan Albian singkat. Kali ini hanya di read Nayasha. Nayasha memasukan buku ke tasnya dengan kesal. Akhir-akhir ini bian sangat sibuk hingga susah banget kalau di hubungi apalagi di ajak jalan.Dava menyalurkan bukunya ke teman yang ada di depannya hingga buku itu sampai di meja paling depan. Dava menatap Nayasha bingung dan pura-pura nggak peduli. Dava memasukan buku ke tasnya karena 15 menit lagi bel pulang.
Handphone Nayasha bergetar dan getaran itu berulang menandakan ada panggilan masuk. Nayasha menslide handphonenya dan mengangkatnya, ternyata Albian. Mendengar Nayasha berbicara dengan temen yang di hubunginya itu membuat Dava pura-pura nggak peduli namun dia mendengarkan apa yang di bicarakan Nayasha.
"Maaf Nay,baru pulang soalnya. Kamu kenapa telfon?" Tanya Albian.
"Nggak jadi, tadi aku mau minta tolong." Kata Nayasha cuek.
"Aku mau ke bogor. Tapi aku tahu kamu mah sibuk banget, nggak mungkin sempet. Udah ya,aku tutup telfonnya."
Kata Nayasha kesal dan berharap Albian membujuknya dan mengantarkannya. Tapi alhasil,Albian hanya menjawab,
"Yaudah,maaf ya." Seperti orang tidak bersalah.
Flashback.
Bel masih 30 menit lagi,bosen mau ngapa-ngapain, kata Nayasha dalam hati. Handphone Nayasha bergetar menandakan pesan masuk.
"Nay,maafin ayah kali ini ya. Ayah nggak bisa nganteri kamu lagi hari ini. Tadi ada insiden di cafe, ada pengunjung yan ngamuk ke pelayan ayah di cafe jadi ayah harus menyelesaikan masalahnya dulu. Kamu pergi sama temen kamu aja ya,jangan bawa mobil sendiri. Makam bunda di jl. Selewang ,tpu. Karya Bakti daerah bogor. Map nya nanti ayah kirim k email kamu ya."
"Yaudah,gapapa yah." Jawab Nayasha singkat.
**
"Nayasha mau ke bogor ngapain??" Tanya Dava dalam hati. Dava menatap Nayasha heran. Dilihatnya Nayasha pikirannya lagi campur aduk. Tampak dari bibir Nayasha yang mengkerut dan itu membuatnya lucu. "Kasian juga nih anak." Pikir Dava sambil menggelengkan kepalanya tanda tak mengerti.
**
Bel pulang berbunyi. Seisi kelas mulai berkeluaran. Nayasha yang sedang mengemaskan barang di lacinya merasa terdorong saat bangku yang di dorong Dava yang ingin keluar dari pojokan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Prahara Cinta
Teen FictionBibir Nayasha tak mampu menyembunyikan getarnya,air mata yang mengaliri memacu nafasnya yang sesak. Ingin menahan air mata namun tak bisa. Sinar mentari yang ingin menghilang, juga tak menyadarkan Nayasha agar beranjak pergi meninggalkan pemakaman i...