Baka !!!
Chapter 4 : Awal Hubungan Ini
Aku mengacak-acak rambutku karena frustasi, menatap langit-langit yang berada diatasku dan tanganku mencoba menggapainya. " apakah aku menyukainya ? " pemikiran itu terus berputar-putar dalam pikiranku. Sehingga membuatku frustasi sejak tadi.
Aku memandangi sisi kosong tempat tidurku, tempat saat toge tertidur di ruangan ini. Sekarang aku seakan melihatnya tengah tertidur disana sambil tersenyum menatapku, aku langsung tersenyum saat itu tetapi saat aku berusaha untuk menyentuhnya. Dia langsung menghilang entah kemana, mengapa aku terus memikirkannya ? . hampir setiap saat dia selalu mampir dalam pikiranku yang membuatku gila dengan terus memikirkannya. ' Arrrgggghhhh ... aku memikirkannya lagi ' ujarku dalam hati.
Suara ketukan pintu kos menyadarkanku dari pemikiran-pemikiran itu " iya, tunggu sebentar " aku bangkit dari tidurku, ketika pintu terbuka. Berdiri orang yang sedang menjadi beban pikiranku, walau otakku malas untuk sekedar melihat wajahnya tetapi hatiku bersorak gembira karena dapat melihat wajah manisnya itu.
" ada apa ? " aku berdiri didepan pintu dan menyandarkan sisi kanan punggungku disana.
" A-aku ingin mengatakan sesuatu " toge memainkan jarinya pada baju yang dipakainya, dia memutar-mutar jarinya sehingga membuat bajunya kusut.
" katakan saja, apa yang ingin lo omongin " ujarku dingin sejak awal berbicara dengannya
" maukah adit menjadi pacar aku ? " toge menatapku serius dan tak ada keraguan yang dapat kurasakan dari pandangannya kepadaku.
Jujur hatiku merasa sangat senang sekali mendengar perkataannya itu, begitu bahagia aku dapat mendengarnya. Tetapi masih ada sisi dihatiku yang menganggap ini adalah sebuah kesalahan dan tak mungkin aku harus berpacaran dengannya yang adalah seorang cowok.
Aku mulai lagi merasakan kebimbangan ini, tak seperti dulu yang langsung mentah-mentah menolaknya dengan nada mengejek tentang orientasi seksualnya. Sekarang kebimbangan melanda pikiranku, berpikir dan terus berpikir hingga terbersit sebuah jawaban yang menurutku paling tepat untuk menjawabnya.
" jujur gue bingung dengan perasaan yang gue rasakan saat ini. Jadi aku perlu memastikan apa yang aku rasakan saat ini " ku tarik lengannya agar dia masuk ke dalam kosanku lalu ku tutup pintu itu.
Aku sandarkan punggunya pada dinding dan raut wajah toge yang tampak bingung dan ragu, begitu terlihat dengan jelas dari mataku. Perlahan ku dekatkan wajahku ke wajahnya yang sekarang mulai terlihat adanya keraguan disana.
" A-adittt ... " ku hentikan bibirnya yang ingin mengatakan entah apa dan aku tak peduli tentang itu, yang ku pedulikan sekarang ini adalah kepastiaan atas segala kebimbangan dan kebingungan diriku saja. Ku lumat bibirnya yang terasa lembut dan kenyal itu, awalnya tiada perasaan yang ku rasakan sama sekali dalam diriku dan saat itu ketika ku ingin melepaskan pagutan bibir kami ini.
Tangan toge langsung memeluk leherku erat tak inginku lepaskan pagutan ini, sebuah debaran mulai muncul dan semakin cepat ku rasakan. Desahan-desahan dari toge semanik menambah cepatnya debaran itu, desahannya bagaikan melodi yang menghipnotisku yang ingin lebih dan lebih lagi.
Saat bibir kami terlepas, refleks kami langsung menghirup udara cepat seperti ikan yang kekurangan air untuk bernafas. Belum selesai toge menghirup nafasnya, ku rapatkan lagi bibirku merasakan kenikmatan yang dapat diberikannya.
Lidahku bermain dengan lidahnya seperti teman lama yang baru saja saling berjumpa, saling menjilat satu sama lain cukup lama. " toge, aku mau jadi pacar kamu " ku rapatkan dahi kami dan ku tatap matanya yang terlihat indah bila ku lihat dari jarak sedekat ini. Kata gue-lo yang selalu aku gunakan saat berbicara padanya pun kini telah berubah menjadi aku dan kamu.
