M10Cm Chapter II - Damn Heels
Pict: Calevin Tang
◆◆◆
Pagi itu Davika terbangun dengan mood yang buruk secara begitu saja. Mengingat hari ini dia menjalani hukumannya. Apalagi diperparah dengan Rose dan Joanna yang kemarin datang dengan satu paper bag besar berisi dua pumps heels berwarna black dan light grey, lalu sebuah peep toe heels dark brown yang mempunyai tinggi masing-masing dua puluh centimeter. Davika bergidik ngeri melihat paper bag yang teronggok dipojok kamarnya. Ingin rasanya dia membuang atau memotong high heels itu menjadi kecil-kecil. Tapi, Davika tidak bisa melakukannya mengingat dua dari tiga high heels itu adalah milik Joanna. Dia pasti setelahnya akan dicincang oleh Joanna. Pasti.
Davika sudah siap dengan kemeja kotak merah, hitam dan sky blue. Lalu. Dengan bawahan celana kain hitam. Davika menghembuskan napas berat. Ditatapnya dengan merana pumps heels black didepannya dengan mimik wajah tersiksa.
Davika mengenakan pumps heels tersebut. Berdiri mencoba berjalan dan seketika saja keseimbangannya terganggu lalu jatuh. Davika mengumpat pelan. Ini baru hari pertamanya dan dia sudah merasa sangat disiksa selama bertahun-tahun dengan sepatu terkutuk itu.
◆◆◆
Hari kedua hukuman...
Davika mengusap wajahnya frustasi dengan high heels yang dipakainya. Ini hari kedua dan ini lebih parah. Jika kemarin dia terselamatkan dengan hanya duduk memeriksa pasien anak yang hanya demam atau diare biasa yang tidak memerlukan rawat inap, lalu menyuruh dokter residen bimbingannya untuk visit beberapa pasien anak yang sudah menjalani rawat inap beberapa hari yang lalu untuk memantau perkembangannya.
Dan kenapa?
Kenapa hari ini semakin menjadi buruk?! Dua orang anak terkena Dengue Fever. Lalu, tiga orang anak masuk dengan tanda dan gejala keracunan makanan. Hell! Itu mewajibkan Davika harus bergerak memantau mereka yang mau tidak mau harus menjalani rawat inap. Tidak masalah jika dia memakai high heels seperti biasanya. Namun, ini menjadi masalah ketika dia memakai sepatu terkutuk ini.
"kau baik-baik saja, Dav?" suara menyebalkan yang berasal dari orang menyebalkan. Dia sedang tersenyum senang dengan Davika yang berjalan dengan pelan dan mengeryitkan dahinya takut.
"puas, Jo!" Davika memutar bola matanya kesal dan berjalan mendekati Joanna, didepannya.
Bisakah dia membunuh Joanna hari ini? Karena Joanna sekarang sedang memfotonya untuk dikirimkan ke grup LINE. Memperlihatkan jika Davika masih menjalani hukumannya dengan tersiksa sangat.
"berhenti memfotoku, Jo." Davika memberengut sebal dengan tingkah Joanna. "Bukankah lebih baik kau memfoto suamimu ketika shirtless dan mengirimkannya ke grup? Sebagai penyegar didalam grup yang hanya diisi oleh foto Alenna, foto Kiryuu, foto Cassandra dan Minerva yang liburan, lalu foto makanan."
Joanna mendelik, melotot pada Davika. "dari pada seperti itu lebih baik kau donwload foto disitus pencarian dengan keyword 'shirtless' lalu share ke grup." Joanna benar-benar terlihat seperti seorang yang siap mencakar-cakar dinding. "dan nikmati hukumanmu. Tinggal besok dan kau akan terbebas dari high heels itu. Bahkan mungkin kau akan kecanduan untuk memakai lagi high heels setinggi itu. Biar kau tidak kelihatan pen-dek."
"sialan, kau! Pergi sana. Kembali ke Departement Cardiology. Hari ini dan besok jauh-jauhlah dari Departement Pediatrics."
"tidak bisa, Dav. Aku kan sedang mengawasimu memakai hukuman. Hahaha. Bye, Dav. Besok aku kembali lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss 10 Cm
Roman d'amour-Story about Davika- ❄SW Series 4❄ ✔Chapter 1-26END (UNPUBLISH❗ADA DI KARYAKARSA) Aku benci sepatu yang berhak lebih dari sepuluh centimeter. Itu adalah neraka! Kisah cintaku tidaklah mulus. Aku jatuh cinta pada Trevian dan aku sempat jatuh cinta p...