M10Cm Chapter III - His Meaning

14.1K 1K 36
                                    

M10Cm Chapter III - His Meaning

Pict: Davika Hoorne

◆◆◆

Davika menaril koper kecilnya dengan semangat. Berjalan dengan langkah kecil untuk keluar dari Changi Internasional Airport yang cukup padat. Mengedarkan pandangannya siapa tahu melihat salah satu dari teman-temannya. Dan hasilnya nihil. Tidak ada satu orang pun yang dia kenal.

Davika membuka Satchel Bag blue yang tercangklong dipundak kanannya sedari turun dari pesawat tadi. Mengambil ponsel pintarnya untuk mencari nama Queen. Tapi, seketika dia teringat bagaimana perkembangan hubungan Queen dengan Trevian saat ini. Perkembangan hubungan mereka yang sangat pesat. Dimasukkan kembali ponsel pintarnya dan memutuskan melanjutkan langkahnya.

Ya, dia harus melangkah kedepan tanpa memikirkan perasaannya lagi yang terkubur secara cantik dan tidak terlihat pada Trevian. Laki-laki itu sudah Davika lupakan cukup lama. Davika harus bisa move on dan sekarang Davika rasa dia sudah bisa move on. Davika teringat bagaimana menderitanya Trevian yang ditinggal oleh Queen dan kini laki-laki itu sedang bahagia bersama dengan Queen, perempuan yang dicintai laki-laki itu sekaligus sahabat Davika. Dan Davika melupakan satu hal. Mereka berdua berbahagia juga dengan Alenna, anak mereka yang begitu mengemaskan.

Davika lalu melirik koper yang berisi Hermes Birkin Crocodile Elephant Grey miliknya yang dibelikan oleh mamnya. Mamnya telat. Sangat telat. Davika telah menjalankan hukuman menyiksa selama tiga hari dan mamnya malah tersenyum bahagia menunjukkan dua Birkin yang berhasil didapatkannya, membuat Davika menghentak-hentakkan kakinya kesal saat itu.

Davika menarik napas panjang. Mendoktrin dirinya untuk melupakan. Davika harus melupakan semuanya.

◆◆◆

Davika berjalan cepat mengikuti teman-temannya yang sudah berlari didepannya. Berlari secepat mungkin. Davika sedikit meringis melihat alas kaki yang digunakan oleh teman-temannya. Tidak ada yang serendah dirinya. Ya, Davika hanya mengenakan heels tujuh centimeter sedangkan teman-temannya, Davika pastikan limabelas atau tujuhbelas centimeter.

Davika tertegun dan merasa ingin menangis melihat Kirika yang langsung menghambur kedalam pelukan Minerva, sepupunya. Menangis. Diantara teman-temannya, dialah yang paling melow. Tidak bisa melihat keadaan orang sekitarnya jatuh menangis sedikit pun dan dia akan ikut terbawa kedalamnya, ikut menangis bahkan bisa jauh lebih kencang dan lama untuk diam. Bahkan Maria saja jauh lebih tegar ketimbang Davika.

Dua puluh menit kemudian Trevian datang dengan beberapa orang yang ikut dibelakangnya. Davika melihat Alenna yang langsung berlari kedalam gendongan Trevian dan membenamkan wajah sendu miliknya. Davika tahu walau Alenna masih kecil tapi dia sering bermain dengan Kiryuu karena mereka seumuran. Alenna pasti sedih dengan keadaan Kiryuu saat ini.

Dan Davika rasanya ingin menangis meraung dengan keras ketika mendengar dari dokter bahwa Kiryuu membutuhkan donor darah A yang artinya Trevian tidak bisa membantunya. Lalu siapa lagi. Davika menatap dengan kecut perdebatan antara seorang perempuan cantik dengan laki-laki yang ingin mendonor tapi langsung ditentang keras oleh perempuan itu. Dan sebuah suara rasanya melepas semua rasa takut Davika. Seorang laki-laki bernama Aoron mendonorkan darahnya pada anak Kirika.

Suasana sudah sedikit sepi. Davika mengedarkan kepalanya kesana sini dan mendapati tidak ada Queen ataupun Trevian. Hanya tersisa Alenna yang duduk dipangkuan Minerva bersama Joanna, Rose dan Kirika. Mereka duduk agak jauh dari Davika dan Davika baru menyadari hal itu. Davika sedikit terlarut dengan kesedihannya. Bahkan dia juga tidak mendapati dimana keberadaan Maria. Huft. Tidak mungkin Queen meninggalkan Alenna kan? Atau jangan-jangan Queen disekap Trevian? Eh? Davika memukul pelan kepalanya yang melantur kemana-mana.

Miss 10 CmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang