Part kemarin ada beberapa readers yg bilang kalau tulisannya berantakan. Aku bingung di hp sama pc aku nggak apa2. Coba direfresh library kamu atau remove dulu cerita ini baru add lagi. Terus kalo di hp ada info upgrade wattpat ke versi selanjutnya mohon di updgrade mungkin pengaruh dari situ.
•••
(18+)
Rezky (┌_┐)
"Rezky..." suara Muna tepat di belakangku. Aku menoleh dan melihat pemandangan menyakitkan. Gadisku lemah tak berdaya. Muna sepertinya kehujanan. Air begitu banyak menetes dari baju yang ia kenakan.
"Muna.." aku terlonjak kaget dan berdiri menghampiri dirinya. Dia gemetaran. Memakai celana jeans dan kaos hitam santai. Dia membawa tas ransel yang juga sama basahnya. Muna menunduk gemetaran.
"Muna.." panggilku lagi.
"Sebenarnya semalam aku ke sini tapi kamu nggak ada lalu aku pergi lagi tadi pagi, tapi aku kembali lagi ingin menemui kamu. Aku menghubungi ponsel kamu tidak aktif. Jadinya aku menunggu di club tapi anak buah kamu bilang kamu sudah lama nggak ke sana. Kamu masih di Bandung. Maaf kalo aku lancang masuk ke apartement kamu tanpa permisi. Sumpah aku kira kamu nggak ada, aku hanya mau berteduh karena di luar hujan deras dan aku nggak tahu jalan pulang. Semalampun aku di club menggunakan ruangan kamu. Maaf." Muna menunduk tidak berani menatapku.
HARUSKAH AKU BERTERIAK?
Aku rindu gadis di hadapanku ini. Aku butuh kicauan seperti tadi untuk menemani dunia sepiku.
"Muna.." panggilku pelan. Sebenarnya aku ingin memeluknya. Tapi kutahan. Bukan karena tubuhnya yang basah kuyup tapi ini mengenai gengsi seorang pria. Ah aku sudah bersumpah tidak mau terbuai atau mudah luluh dengan Muna. Bagaimana kalau dia datang berniat mengambil barangnya saja? atau dia mau ngundang aku ke acara pernikahannya.
Rezky kenapa berkhayal seperti itu? Masa dalam waktu tiga minggu dia berhasil mendapatkan ganti diriku. Aku saja masih nelangsa memikirkan dirinya. Lagipula seorang Rezky sangat sulit dilupakan.
Bugh..
MUNA TERJATUH...?
Ah aku terlalu lama melamun sampai melupakan gadis kecintaanku tergeletak tak sadarkan diri. Baru kusadari tubuhnya sudah dingin bahkan wajahnya sedikit membiru. Bodoh kau Rezky. Aku segera menggendongnya ke kamar milik Muna. Kamar itu masih tidak berubah semenjak ditinggalkan Muna. Aku tidak merombak bahkan membuang barang peninggalan Muna. Aku membiarkan kenangan Muna di sana tetap terjaga. Hatiku masih yakin pemiliknya akan kembali. Seulas senyum hadir di bibirku akhirnya Muna kembali.
Aku membaringkan Muna perlahan di tempat tidur. Basah sekali bajunya. Ganti bajunya nggak yah? Tapi kalau nggak diganti dia bisa sakit. Ah ini darurat dan memang diharuskan. Secara tidak ada manusia lagi kecuali kita berdua. Apa hubungi Kim lagi yah suruh balik? Tapi hujan deras di luar. Muna keburu parah sakitnya.
Baiklah Rez ini demi kelangsungan hidup Muna-ku. Sungguh aku bergetar meraba kaos yang Muna kenakan. Aku bagai anak polos tanpa dosa. Kupalingkan wajahku dan segera meloloskan baju basah itu. Setelah itu celana jeans yang cukup menyusahkan untuk dibuka. Aku memejamkan mata saat kepalaku tepat mengarah di tubuh Muna. Ah kenapa aku bergetar ketakutan? Aku tidak bernafsu saat ini, bukan karena lemah syahwat tapi entah ini apa. Aku takut menyentuh Muna.
Dag dig dug Bro..
Baiklah pelan-pelan saja Rez membukanya. Celana ini basah jadi wajar jika berat. Setelah tanganku berkali-kali bersentuhan dengan kulit dingin Muna aku berhasil membuka celananya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bonus Palsu
Humor"Ceria itu datang membawa keramaian dalam hidupku. Sifat positivnya membuat aura kelamku tergantikan dengan sendirinya. Sanggupkah aku bersanding dengannya?" Rezky Abdi Negara, pria lajang yang senang berkencan dengan wanita bebas. Suatu malam ia ke...