Friendshit

241 14 16
                                    

Friendshit © Taushiyyah
.
.
.
.
For,

Strlight

Pintu apartment terbuka setelah berbunyi 'bip'. Keributan kecil tercipta disana. Aku melangkah keluar kamar sambil membawa cangkir kosong ke wastafel dapur, lalu mencucinya.

"Bersenang-senang, huh?" Suara baritone bernada sinis milik Hongbin sukses membuatku terdiam sejenak, sebelum menyelesaikan kegiatanku dengan cepat.

Sejak tadi anak itu tidak berhenti uring-uringan. Ia kesal hari ini member menghabiskan waktu bermain bowling tanpanya. Padahal sudah sejak lama Hongbin ingin pergi menghabiskan waktu untuk memainkan permainan tersebut bersama Hyuk atau Ravi. Jadwal drama barunya benar-benar menyita waktu. Ditambah lagi, artikel Starcast membuat anak itu semakin menggila. Cih padahal aku disini untuk menemaninya.

"Binnie...kami merindukanmu!"

"Kau pulang cepat, Bin?"

Selanjutnya kudengar suara pintu yang dibanting tertutup. Kutebak itu adalah suara Hongbin yang membanting pintu kamarnya.

"Kenapa dia?"

"Taekwoon ah, apa kau dan Kong bertengkar?" Hakyeon setengah berteriak.

Aku mengabaikan Hakyeon seperti biasa. Menyalakan kompor listrik, lalu mulai merebus pasta untuk makan malam. Suasana hening sekarang. Sangat amat jarang terjadi. Aku nyaris berpikir mereka pingsan karna kelelahan bermain. Atau malah saling pandang bingung dengan ribuan pertanyaan dikepala mereka tentang apa yang terjadi antara aku dan Hongbin.

Aku harus menahan napas, ketika Hakyeon tiba-tiba datang dan menaruh dagunya di bahuku. Ia mematapku tajam. Aku tau tatapan itu sangat menuntut jawaban dariku.

"Kalian bertengkar, hm?" Aku diam. "Taekwoonie apa kau dan Kong bertengkar?"

Aku mendorong wajahnya menjauh, terus memasak tanpa peduli keberadaan Hakyeon. Aku tau dia bodoh jadi percuma menjawab pertanyaannya. Hakyeon akhirnya menyerah. Ia berbalik untuk membuka kulkas dan meminum air mineral.

"Leo hyung kau sudah menyelesaikan lagumu? Biar kudengarkan ya!"

"Ne~" aku menyahuti Ravi pelan.

Dari sudut mata, bisa kulihat Hakyeon mendelik tidak terima. "Kau langsung menjawab Ravi. Sedangkan kau mengabaikan aku!" Protesnya.

Suara tawa terdengar nyaring dari arah kamarku.

"Itu karna Ravi hyung adalah majikannya." Seikat daun bawang akan sukses mencium dahi Hyuk yang baru memasuki dapur, jika saja ia tidak menangkapnya.

"Baiklah kalau kau tidak mau menjawab, biar aku menanyakan sendiri pada Hongbin."

"Memang seharusnya begitu." Jawabku. Hakyeon masih sempat melirikku tajam. Seakan dengan tatapan itu ia bisa membunuhku. Andai dia tau kalau magnae yang kini tengah melempar tangkap buah tomat lebih menarik perhatianku.

"Pasta lagi? Aku lupa kapan terakhir kali kau memanggangkan daging untuk kami hyung." Dengan wajah polos, Hyuk menggigit tomat terakhir yang tersisa di dapur ini.

Aku menutup mataku erat, menahan kesal. Baiklah itu bukan tomat terakhir yang tersisa di bumi jadi biarkan dia menghabiskannya!

"Jaehwan..." teriakku. Ken hanya bergumam dari ruang tengah. "Jaehwan ah bisakah kau belikan beberapa tomat?" Aku nyaris tersedak liurku, ketika melirik ekspresi bersalah Hyuk yang menggemaskan sekaligus menyebalkan.

Latte ① LEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang