[hiatus] KONEI

XIV. Kembali ke Nomor Satu

.
.

*Flashback on*

"Zico!"

"Yaa? Nggak usah teriak, kan deketan."

"Hehe. Aku mau cerita."

"Hmm?"

"Sebenernya aku takut. Aku takut memperkenalkan diri, karena pada akhirnya aku pasti dilupain."

"Dilupain?"

"Dari awal masuk SMA, nggak ada yang mau temenan sama aku. Aku udah coba gabung dan coba mengerti topik yang mereka bahas. Tapi apa responnya? Mereka langsung menjauh dan mandang aku dengan tatapan benci."

"Hmm, kira-kira kamu tahu kenapa?"

Emi menggeleng lemah.

"Mungkin mereka iri karena kamu lebih cantik dari mereka."

"Justru aku yang kebanting kalo di deket mereka!" sentak Emi di depan wajah Zico.

"Wo wo santai. Atau mungkinㅡ"

"Apa?"

"Kamu emangㅡ aneh?"

"ZICOO!!"

"DUH DUH JANGAN NABOK WEY SAKIT!"

"Huft. Tau ah."

"Emi, mungkin masa sekolahmu dulu nggak menyenangkan, tapi sekarang ada temen-temen kelas yang baik. Jadi, ayo bikin memori yang indah bareng-bareng!"

"Apa bisa?"

"Bisa! Kita nggak akan ngelupain kamu, kok. Kalau seandainya mereka lupa, aku nggak akan pernah lupa."

"Dih, gombal."

"Serius."

"Iyaa, janji ya nggak bakal lupa?"

"Janji! Kamu juga, awas kalo lupa."

"Kalau aku sampe lupa, emang kamu mau ngapain?"

"Hmm, enaknya diapain?"

"Kok ambigu, masㅡ"

"HAHAHA santai elah."

"Hayo, diapain?"

"Aku bakal nyium kamu sepuluh kali."

"YEH, ITU SIH MAUNYA KAMU DOANG!"

"Eh serius, kan siapa tahu tiba-tiba jadi inget dan lumayan, kan, dapet bonus dicium cogan abad ini."

"Cogan? Cowo ganjen?"

"Leh ugha cyin"

"NOOO GO AWAY!"

"HAHAHAHA"

*Flashback off*
.
.

[Zico's P.O.V]

Katamu kau tak ingin dilupakan
Katamu kau takkan pernah lupa

Tapi kau benar-benar lupa.

Kamu harus segera kucium.

Segala sesuatu yang ada pada diriku benar-benar membeku.

Dia hanya bercanda, bukan?

"Ah, Em, jangan bercanda gitu dong." Aku berusaha terdengar santai, namun suaraku tetap saja bergetar.

"Kok kayaknya aku pernah liat kamu?"

"Emㅡ"

"Kenapa kamu ada di sini?"

Hah? Pertanda baik?