2. Kaum Peri

257 17 0
                                    

Garold mengeluarkan motornya dari parkiran sekolah. Dibelakangnya, Slyph berdiri terdiam. "Kamu tidak pulang?"

Slyph hanya memandangnya

"Kau tahu? Kalau begini terus. Aku yakin kamu tidak akan memiliki teman"

Slyph mendengus kesal

"Ada berapa temanmu?" Tanya Garold

"Hanya Charles." Wajahnya memerah

Garold tersenyum hangat "tak perlu malu. Aku juga tidak memiliki banyak teman" Garold menaiki motornya
"kamu tidak pulang?" Tanya nya sekali lagi

"Aku lupa arah pulang"

Anak laki laki itu mengerutkan keningnya "bukankah kau akan dijemput?"

Ia menggeleng "aku tidak ingin merepotkan orang tuaku"

Garold menaikkan alisnya sebelah "baiklah. Naik sini"

"Tapi... aku tak tahu arah pulang..."

"Aku bisa melihat ingatanmu. Tenang saja." Garold memakai helm nya dan membiarkan Slyph naik di motornya.

"Pegangan yang kuat ya"

Slyph menolak "aku belum mengenalmu"

"Ya sudah. Terseah kamu"

"Apa maksud-" tiba tiba saja motor Garold mengebut dan membuat Slyph ketakutan berat.

Irisnya berubah kuning.
Ia panik.

Sesampainya dirumah Slyph. Garold membantunya dan memperhatikan mata Slyph "kuning" ujar anak laki itu

"Ah iya." Lalu, matanya  Berubah lagi

"Dasar gadis aneh. Baiklah, sampai jumpa besok." Garold menyalakan motornya lalu, Slyph menarik bajunya Garold
"Hm? Apa? Ada yang salah"

"Uhm... terima kasih." Wajah Slyph memerah lagi. Kali ini, ia malu.

Garold tersenyum hangat. Lalu, meninggalkan gadis itu.

----------

"Psstt.... hei. Hartson!"

Charles membuka jendelanya "astaga. Kamu tidak tahu ini jam berapa?"

"Sudah sudah. Diam aja deh. Aku lapar nih" ternyata Alice yang sedang melayang didepan jendelanya dan mengelus elus perutnya

"Terus? Tentunya aku tidak akan memperbolehkanmu masuk."

"Uh!!! Menyebalkan!" Alice menggerutu

"Aku gak perduli. Kamu harus meminum darah binatang"

Alice menggeleng "tapi aku ingin darah abadimu."

"Gak boleh" Charles menutup jendelanya

Alice marah dan menggumam tidak jelas
Tetapi, Alice memang jujur. Dia kelaparan. Namun, Charles tidak ingin dijadikan budak Alice. "Kenapa kau tidak mencari darah lain saja?"

"Aku suka darahmu"

Charles tahu kalau itu bukan maksud apa apa. Tetapi, wajah Charles berubah merah padam "kalau kuberikan darahku, kau akan menjadikanku budakmu"

"Itu memang benar sih. Itu memang hukum vampire, tetapi, mungkin aku bisa mempertimbangkannya" Alice kali ini sangat serius

"Kau ini memang egois ya."

"Tentu saja. Aku ini tuan putri lho... aku seringnya bersikap egois"

Charles sepertinya hanya memandang Alice. Ia tidak perduli dengan gelar bangsawannya Alice
"Tapi tetap saja. Aku tidak ingin memberikanmu darahku" wajah Charles nampak licik kali ini, lalu ia mematikan lampu dan menutup tirai jendelanya

Pure BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang