Laura's
...
Aku berlari dari tempat parkir sekolah saat mataku menangkap sosok Aden Saputera, seperti biasa dia mengenakan jaket favorit nya saat mengendarai motor bebek miliknya. Dia hanya cowok sederhana, bukan anak orang kaya, bukan cowok populer di sekolah yang punya fans sejibun, cukup aku saja yang mengidolakannya. Ah, bukan hanya aku sih. Teman-temanku yang mengenalnya juga menyukainya karena dia begitu baik. Tapi aku yakin tidak ada yang bisa menandingi rasa sukaku padanya.Aku berhenti berlari dan mulai berjalan perlahan ketika punggung Ka Aden tepat di depanku, sembari mendendangkan lagu mengahapus jejak yang dipopulerkan Peterpan, aku mengikuti langkah kakinya.
"Hari ini wangi shampoo." Gerutuku dalam hati, bak anjing pelacak bau yang handal aku mengendus endus di belakangnya. Semua itu tidak berlangsung lama, aku sudah tiba di depan kelasku, kelasku dan kelasnya terpisahkan oleh lapangan basket tapi aku bersyukur karena kelasnya tepat di seberang kelasku.
"Pelototin aja terus sampai ubanan!" Suara cempreng itu membuatku memutar bola mata dan menatap tajam kepada sang pemilik suara.
"Dhea!! Hari ini Ka Aden wangi. Rambutnya masih basah habis keramas." Ocehku tanpa menyapanya terlebih dahulu.
Dhea adalah sahabatku, dia sangat tau persis bentuk perasaanku terhadap Ka Aden. Dhea pula yang menjadi salah satu penyebab aku menyukai Ka Aden, saat aku menonton pertandingan bola antar sekolah dengannya -padahal aku tidak suka bola- sosok Ka Aden muncul dihadapanku dan Dhea. Saat itu Dhea yang paling heboh, dia yang terlalu antusias melemparkan seribu kekagumannya. Cowok itu imut, hidungnya mancung, badannya tinggi dan senyumnya terlalu manis.
Semua yang dikatakan Dhea benar dan aku dengan mudahnya jatuh cinta saat itu juga, dia adalah pangeran impianku. Tadinya kupikir Dhea akan menjadi rival dalam kisah romansa ini, ternyata dia hanya sekilas lalu saja mengagumi Ka Aden, bukan sepertiku yang ingin memilikinya.
"Kamu hafal baunya?" Tanya Dhea penasaran "Kamu tau merk shampoo yang dia pakai?"
Aku hanya tersenyum sembari memeletkan lidahku, Dhea tau betapa gilanya diriku.Terakhir kali, aku tau merk parfum yang Ka Aden gunakan sehari-hari karena hampir setiap hari aku mengikutinya dari belakang hingga hafal baunya. Suatu ketika teman sekelasku memiliki bau yang sama, seharian aku tempelin dia, endus-endus dia sampai dia mau ngasih tau merk parfum apa yang dia pakai. Jadi, aku beli parfum itu lalu aku semprotin tiap malam di bantal dan gulingku.
"Ara, jangan bilang kamu mau nyari tau merk shampoo yang dia pakai trus kamu beli trus kamu tumpahin di bantal kamu."
"Emmm... Ide bagus." Ucapku sambil berlalu.
"Araaa....." Dhea berlari-lari kecil menyusulku masuk ke dalam kelas. Aku dan Dhea sudah kenal sejak duduk di bangku SMP dan sekarang kami ada di kelas yang sama.
"Pagi Nehra!" Sapaku pada teman sebangkunya Dhea. Aku, Dhea dan Nehra selalu sama-sama di kelas karena tempat duduk kami yang berdekatan dan kecocokan satu sama lain. Di kelas ini jangan harap bisa memilih teman sebangku, semuanya sudah diatur oleh wali kelas dengan sedemikian rupa. Aku saja tidak akrab dengan teman sebangkuku, hanya bicara seperlunya saja. Akrab dengannya bukan hal yang mudah karena hobi kita jauh berbeda.
"Pagi, Ara. Ceria banget pagi-pagi, ketemu Ka Aden yah?"
"Stt..." Spontan aku mengisyaratkan Nehra untuk pelankan suaranya. Nehra tau aku menyukai Ka Aden karena mulut embernya Dhea!
"Dia sempoyongan habis nyium bau shampoo nya Ka Aden!" Dasar Dhea, seenaknya banget dia ngomong. Nehra hanya tertawa sambil geleng-geleng kepala.
"Ra, hari ini nggak ada jadwal buat latihan padus. Kata Pak Anto jadwal latihan kita mau dirombak lagi, jadi untuk sementara nggak ada latihan." Nehra mengalihkan topik, aku terselamatkan dari bom celutukan Dhea yang nantinya bakalan dia lanjutin demi mengejekku.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADMIRE
Teen FictionSLOW UPDATE! Dia...Dia yang membuatku semangat datang ke sekolah pagi-pagi dan menunggunya lewat di depan kelasku. Mengaguminya adalah kebahagiaan yang aku nikmati, tau segala tentangnya, hobinya, makanan kesukaannya, kebiasaannya hingga hal-hal kec...