No copas
No darkreaders, sengsara seumur hidup.
.Gadis itu terlihat tolol dengan pakaian animasinya itu. Ya, Aleta mendapat tugas untuk menjadi pemeran figuran dalam pentas drama di sekolahnya hari itu.
Lelaki itu masih saja tertawa. Iqbaal memegangi perutnya, gadis itu semakin terlihat jelek.
"Lagi mau aja" celetuk Iqbaal saat mereka sudah berada di dalam mobil Iqbaal.
"Inituh bukan pilihan, tapi tuntutan!" ceramah Aleta membuat Iqbaal mendelik. Setan bila disandingkan dengan gadis itu pasti kalah.
"Iyak udah, nyantai kali. Gila gila gila"
.
.Iqbaal mencopot headsetnya saat melihat gadis itu sudah keluar dari ruangan mengerikan itu.
"Gimana?" lelaki itu bangkit dan mulai berjalan beriringan dengan Aleta.
"Gue kecapean" gadis itu berucap seraya menunduk lesu.
"Dasar cebol! Udah, gak usah jadi panitia ospek lagi. Ayo balik" Iqbaal berjalan cepat meninggalkan Aleta yang sibuk menatapnya dengan tatapan membunuh.
"Dasar jakung! Berenti panggil gue cebol! Tinggi kita cuma beda sepuluh centi!!!!"
.
.From Cebol
085378006467-bale perut gue sakit bgt-
Membaca pesan singkat itu benar-benar membuat Iqbaal kalang kabut. Ia segera berlari ke rumah Aleta. Hari itu kedua orang tua Aleta sedang bekerja, jelas gadis itu justru mengadu padanya.
Brakk
Iqbaal berlari dan segera membopong Aleta yang sedang meringkuk di lantai dengan ponselnya yang ia genggam erat.
"Kenapa lagi? Pendarahan?" ucap lelaki itu sangat khawatir.
"Eh palalu bejedar" kesakitan itu mulai hilang.
Iqbaal mengembungkan pipinya.
"Itu kan om lo" protes Iqbaal.
"Ayah lo bele! Jadar Adya Surya. Dasar qobel" Aleta menutup mulutnya saat rasa sakitnya berganti menjadi rasa geli tak tertahankan saat melihat guratan kesal di wajah pria tampan itu.
.
."Datang bulan? Tapi lo tereak seolah olah ketuban lo anjlos?!" protes Iqbaal saat Aleta mengatakan bahwa penyebab perutnya sakit adalah datang bulan.
"Bukan salah gue kan? Tapi kayaknya tadi gue biasa aja. Salah ya? Gue inikan titisannya aktor handal Emma Watson, so what gitu kalo pas tadi lagi sakit perut gue sedikit latihan akting?! Lo terlalu hiperbola" Aleta menatap Iqbaal seraya melipat kedua tangannya di atas dada.
"Au ah gelap. Udah, gue mau pulang, anak gue minta makan, gue mau masak remot kuah saos tiram dulu, dasar gila!" pria itu berucap lalu berlalu begitu saja.
Aleta tersenyum simpul.
"Gila teriak gila"
.
.Iqbaal keluar dari kelasnya dengan sejuta rasa lega. Ulangan sudah ia lewati tanpa embel-embel kesulitan. Iqbaal merenggangkan sedikit ototnya yang terasa kaku.
Pria itu berjalan santai menuju parkiran. Ia berhenti sejenak untuk mengirimkan sebuah pesan untuk gadis itu.
To Cebol
-gue di parkiran, gpl!-
.
.Entah sudah berapa kali Iqbaal berusaha menelfon gadis itu, namun tak kunjung mendapatkan jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forty Days
FanfictionGadis itu terbangun saat telinganya mendengar sayup-sayup suara, yang ia ketahui adalah sebuah do'a. Semua terjadi semudah itu. Seolah-olah menyadarkan bahwa apa yang ada pada tubuhnya saat ini adalah apa yang telah terjadi dalam empat puluh hari d...