FYI GUYS!
Aku buat cerita teen romance, judulnya SADDAM & KAYLA. Yuk, mampir dan berikan tanggapan teman-teman, hehehe.*******
Seorang pria melangkah dengan gusar, seolah setiap jejak kakinya sangat berat untuk berjalan. Beberapa kali ia mencoba penuh untuk tidak lekas marah pada sepupunya itu. Bayangkan saja, kesalahan sama yang terjadi berujung dengan penyelesaian tanpa akhir.
Berusaha untuk tidak tersulut, Noah berjalan keluar dari Club miliknya. Pintu di dorong dengan kasar hingga menimbulkan suara berderak tajam. Seorang gadis dengan balutan blazer cokelat muda sudah menunggu Noah dari tadi. Wajahnya terlihat panik dan sorot matanya yang memohon, seolah meminta pertolongan dari sang sepupu.
Sementara sang sepupu sendiri berusaha untuk menahan emosi. Ia mendekatkan tubuhnya pada gadis yang berdiri di hadapannya, "Hal bodoh
apa yang kau lakukan lagi setelah sampai di Indonesia??" tanya Noah frustasi.Jeniffer, sepupu Noah yang lebih tua setahun itu merapatkan kedua tangan. Jelas sekali bahwa dia kedapatan bersalah hingga membuat Noah marah, "Kumohon... Ini yang terakhir, janji!"
Pria itu menggeram putus asa, Jeniffer seolah tak pernah ada habisnya untuk melakukan tindakan bodoh ketika mabuk. Noah meraih tangan Jeniffer dengan kasar. Gadis itu pun menepisnya.
"Kau mau bawa aku kemana?"
"Polisi."
Berusaha kabur dari hadapan Noah, Jeniffer akhirnya pasrah karena sepupunya itu terlalu hebat dalam menangkap gerak-gerik Jeniffer. Kini gadis yang baru saja pulang dari Australia itu berusaha untuk mengelak, "Tapi itu semua salahnya. Dia nyolot duluan, terus aku kepancing dan ngebales."
Noah membelalakkan mata tak percaya, "Kau sudah gila, ya? Jelas-jelas di CCTV kau menampar perempuan itu duluan. Kata anak-anak karena masalah lo yang itu, kan?"
Ah, sialan! Ternyata ada beberapa karyawan yang bocor mulut di belakangnya. Pasti ada salah satu yang menjadi dalang bermulut besar, batin Jeniffer dalam hati. Masih berusaha mengelak, ia pun masih tidak terima, "Emang kau tahu dari siapa, sih??"
"Gak penting untuk memberitahu dari siapa, karena yang jelas, ini kesempatan terakhirmu untuk tidak berlaku kasar. Aku tak mau club-ku mendapat rating yang jelek. Jika suatu hari aku mendapatimu berbuat ini lagi, kau akan—"
Cepat-cepat Jeniffer memotong pembicaran, "Iya, Iya. Aku janji! This the last," katanya sembari memberikan senyuman agar amarah Noah meredam.
Sementara Noah sendiri telah menarik napas dan menghembuskannya keras, seakan menetralisir emosinya yang telah meluap, "Aku pergi dulu."
"Kau mau kemana??" tanya Jeniffer dengan suara nyaring. Sementara yang ditanya malah pergi menjauh ke arah sebuah penginapan.
Merapatkan jaket hitam dengan bulu-bulu cokelat di sekitar leher, Noah melangkah pelan menuju motel. Entah salah melihat atau tidak, sepertinya Noah menyadari bahwa perempuan yang kemarin bersama dia itu berjalan ke arah sana.
Setelah sampai di depan motel, Noah mengurungkan niat untuk masuk ke dalam . Biarlah ia menunggu perempuan itu disini sampai dia keluar, pikirnya dalam hati. Merogoh saku celana untuk mengambil sebungkus rokok, Noah mulai membakar salah satu nikotinnya itu. Dihisapnya dalam-dalam hingga menimbulkan sensasi tenang.
Ia sengaja mengetuk jari untuk mengeluarkan abu rokok ke aspal. Noah yang kembali menghisap rokok dalam-dalam, membuat kepulan asap yang melayang begitu saja di udara. Pundak laki-laki tersebut menyender ke tembok dengan santai, sambil mengecek arlojinya yang menunjukkan pukul sebelas malam.

KAMU SEDANG MEMBACA
THE S*X TAPE
RomansaKalian bisa follow aku lebih dulu agar bisa membacanya. Rated: (18+) ******** Ingin rasanya Lana berkeluh kesah akan perjuangannya dalam mencari pekerjaan demi bertahan hidup. Seandainya saja ada tempat bersandar bagi Lana, mungkin gadis itu tidak m...