Tiga

8.1K 118 10
                                    

****

Acara pernikahan kami sudah selesai. Dan sekarang kita berdua sudah berada di kamar kami berdua (Nathan ternyata sudah membeli rumah yang sangat mewah untuk kita berdua tempati.) untuk beristirahat. Begitu sampai kamar, aku langsung berlari ke kasur dan berbaring disana.

"Aaaaahh. Nikmatnyaaaa." Kataku sambil berguling-guling di kasur seperti anak kecil yang baru menemukan kasur.

"Hari yang melelahkan, bukan?" Nathan masuk kamar sambil membawa koper yang berisi bajuku untuk beberapa hari tinggal disini.

"Iya. Sangaaaat melelahkan." Kataku lalu memutuskan untuk duduk disisi ranjang.

"Tapi sangat bersejarah, bukan?" Kata Nath lalu duduk disebelahku sambil terus tersenyum kepadaku.

"Ya. Sangat bersejarah. Untuk kita berdua." --dan untuk indonesia. Bayangkan saja, pernikahan kita berdua masuk dalam daftar pernikahan paling mahal yang pernah di selenggarakan di Indonesia. Untuk gaunku saja sudah habis ratusan juta! Ntah berapa total uang yang sudah dihabiskan hanya untuk pernikahan ini. Nathan tidak ingin memberitahu.

"Ser, kau dulu yang mandi atau aku dulu?" Katanya lembut sambil mengelus pelan punggungku yang memang sedari tadi pagi tidak tertutup apa-apa. Karena model gaunku yang seperti itu.

"Kau dulu saja." Ucapku pelan.

"Kau dulu. Ladies first." Katanya masih mengelus-ngelus punggungku. Sentuhannya makin intens. Malahan sekarang diiringi kecupan ringan di daerah leherku. Astaga. Dia benar-benar membuatku merinding!

"No, no...tidak apa. Kau dulu saja. Aku ingin membereskan baju-bajuku dulu." Kataku langsung berdiri menghindari dirinya.

"Ya sudah. Aku mandi dulu, ya." Ia pun masuk ke dalam kamar mandi.

Hfffft. Hampir saja....

"Astaga ini baju apa!" Umpatku begitu melihat isi koperku yang penuh berisi pakaian dalam sexy serta gaun tidur yang tembus pandang. Siapa yang memasukkan baju-baju ini.....bisa bisa aku masuk angin jika memakai pakaian ini untuk tidur! Huaaaaaaa. Apa yang harus aku lakukan?? Aku belum mempercayai dia sepenuhnya. Kenapa koper ini penuh dengan baju seperti itu. Huaaaaa. Bisa-bisa malam ini aku langsung disantap habis olehnya! Aku terus mengobrak-abrik isi koper tapi hasilnya nihil. Tak ada baju yang memadai. Yang aku temukan malahan secarik kertas yang berisi,

Dear Sera,

Sera, pakaiannya jangan lupa di pakai, yaa. Biar mamah sama mamah mertuamu cepet punya cucu. Kita berdua udah ga sabar banget looh buat nimang cucu. Bikinnya yang cepet yaa. Mamah sayang Sera.

Nb: semoga sukses, sayang!

Dari Mamah dan Mamah Mertua yang tercinta.

Apa ini..........bagaimana bisa aku lupa untuk memakainya? Hanya baju ini yang tersisa! Astaga.....

"Sayang, kamu mandi gih." Suara Nathan mengagetkanku. Saat aku melirik kearah sumber suara, Nathan sedang berdiri di depan pintu kamar mandi hanya menggunakan selilit handuk saja. Astaga....dia benar-benar hot! Tubuhnya sixpack dan lengannya kekar. Betapa sempurnanya makhluk ini...."yang? Ko malah ngelamun?" Ujarnya membuyarkan hayalan liarku yang semenjak tadi sudah berjalan-jalan kemana-mana.

Tapi...mati aku. Sehabis mandi aku tidak ada pilihan lain selain memakai baju sialan itu kan? Bagaimana ini.....

*****

Karena tidak ada pilihan lain, aku pun harus keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih basah dan mengenakan gaun tidur minim berawarna merah yang tembus pandang. Alhasil, pakaian dalam ku pun terlihat. Mamah tega banget sih ngasih aku baju beginian. Rasanya benar-benar ingin menangis. Aku terus membayangkan apa tanggapan Nathan. Huaaaa harus bagaimanaaaaa. Mamah!!!!!!

Are We Real?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang