Lukedonia. 2 September 1138.
Seorang gadis cantik berbaring diatas ranjang king size klasik.
Raida berbaring dengan kedua tangan terlipat diatas perut. Kelambu tipis tergantung diatas ranjang gadis cantik itu.
Beberapa saat kemudian, raida membuka matanya secara perlahan.
Ketika raida membuka matanya penuh, yang pertama ia lihat adalah kelambu tipis yang tergantung.
Raida bangkit dan duduk, ia menatap sekitarnya.
Raida berada di sebuah kamar yang sangat luas bernuansa klasik.
"Dimana aku?" gumam gadis itu.
Raida bergeser ke tepi dan ia turun dari ranjang King Size. Raida berjalan menuju jendela besar yang ada di kamarnya.
Ia melihat pemandangan pepohonan yang rindang. Jantung raida berdegup kencang ketika melihat pemandangan di luar.
Tiba-tiba gadis itu teringat sesuatu. Raida ingat apa yang terjadi padanya.
Mata gadis itu terbuka lebar, kakinya menjadi lemas. Gadis itu merosot ke bawah. Tubuh raida bergetar.
"I, ibu..." ucap raida.
Raida ingat semuanya, gadis itu ingat kejadian dimana seluruh warga di desanya di bunuh oleh monster. Lalu raida ingat dengan perutnya yang terluka.
Raida langsung menyentuh perutnya. Gadis itu terbelalak.
Perutnya utuh. Baik-baik saja. Tidak terluka sedikit pun. Raida memeriksa seluruh tubuhnya. Sama. Tidak ada luka sedikit pun.
Raida berdiri dan menatap sekelilingnya, gadis itu melihat sebuah cermin besar. Ia menatap dirinya di cermin. Tidak ada luka sedkit pun.
Mata cokelat cerah raida, melirik dirinya dari atas ke bawah.
Raida terdiam. Gadis itu tampak berpikir. Ia berusaha untuk mengingat-ingat kejadian sebelumnya.
Raida ingat sekali, malam itu ia berhasil melarikan diri dari monster yang hampir saja membunuhnya.
Raida ingat, dia melarikan diri ke hutan tempat biasa dia bermain. Lalu ia bertemu dengan seseorang.
Raida terdiam sejenak.
"Raizel." Ucap gadis itu.
Raida segera keluar dari kamar besarnya ini. Gadis itu menengok ke kanan dan kiri. Begitu luas rumah ini. Interiornya juga cukup mewah. Banyak pintu di setiap dinding.
Raida berjalan cepat kearah kiri.
Raida ingat. Sangat ingat. Apa yang telah lelaki tampan bermata merah itu lakukan padanya.
Raida berhenti di depan sebuah pintu. Entah mengapa ia dapat merasakan aura yng kuat di balik pintu ini.
Raida membuka pintu dan masuk ke dalam. Gadis itu melihat seorang lelaki berdiri menghadap jendela yang besar.
Raida terdiam di ambang pintu, menatap punggung lelaki itu.
"Raizel..."desis raida.
Raizel yang awalnya menatap keluar jendela, lelaki itu menoleh sedikit ke belakang.
"Kau sudah bangun." Ucap lelaki itu datar, tanpa intonasi.
Raida bergeming. Gadis itu hanya menatap raizel. Raizel melirik raida sedikit.
"Apa yang kau lakukan di situ? Mendekatlah." Perintah raizel.
Jantung raida berdegup kencang, dapat ia rasakan rasa yang kuat dari perintah raizel.