Prolog
Dibawah guyuran hujan gadis itu menangis dalam diam, tatapan matanya kosong. Seakan - akan setengah hidupnya telah mati meninggalkannya ,pakaian yang dikenakannya pun telah basah,bahkan air matanya telah tertutupi oleh derasnya air hujan yang jatuh ketubuhnya
"Apa yang kau katakan adil? ha ? jawab aku" ucap gadis itu
"Ini yang tuhanmu rencanakan? " gadis itu menatap lekat batu nisan itu
"Kau pernah bilang. Tuhan telah merencanakan semuanya,dan kau juga pernah bilang jangan pernah tinggalkan Tuhanmu demi aku. Tapi apa ini yang Tuhanku dan Tuhanmu rencanakan? Tuhanku menahanku untuk memilikimu. Dan tuhanmu merebutmu untuk tidak dimilikiku" seketika keheningan dimakam ini pecah oleh tangisan gadis itu
"Mengapa Tuhan seperti itu ha? Mengapa Tuhan memisahkan kita? Tolong jawab aku."
Hati gadis itu sangat sakit. Seolah - olah ribuan jarum telah menusuk hatinya bahkan lebih. bisa dilihat dari pancaran matanya yang sendu.
"Mungkin sekarang kamu sudah bertemu dengan Tuhanmu itu. Coba tanyakan apa alasannya memisahkan kita?" Hening sejenak setelah tangisan gadis itu mulai menghilang digantikan oleh senyuman yang seperti dipaksakan
"Tapi kumohon,jangan tanyakan dia bagaimana perasaanku sekarang. Kau tahu kenapa?" Lalu gadis itu berdiri dan menghapus air matanya dengan jempolnya lalu dia menunduk melihat batu nisan itu
"Karena Tuhan tidak pernah ditinggal pergi kekasihnya"
Gadis itu tersenyum lalu menjauh dari makam itu.
**
ini cerita pertama yang aku buat. ada yang ngevote alhamdulillah. nggak ada yah nggak apa apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apa masih ada Tuhan?
Non-FictionApa kau pernah mencintai seseorang? Bagaimana cara kau mencintainya? Apa kau mencintainya seperti kau mencintai Tuhanmu? Aku mencintainya... Aku tidak membutuhkan cara untuk mencintainya... Tentu. aku mencintainya seperti mencintai Tuhanku Tapi apa...