Part - 1

9.1K 401 46
                                    

Sebagai pembukaan katanya ku mulai dengan puisi cinta... Oke cekidot. Hehe

....

Jadikanlah cinta itu seperti kalam yang saling mengisi dengan lafadz, murokkab mufid dan wadh'un, tak akan sempurna jika salah satunya tidak ada, dan saling melengkapi, agar cinta tersebut menjadi nyata. Jangan seperti Jama' Taksir, yang terpecah belah, atau seperti mutsanna, yang diduakan...

_____________________

Aku tak mau menjadi isim Mufrod
Yang hanya berdiri tegak dalam kesendirian...
Pun tak rela laksana kalimat huruf yang tak memiliki makna dan maksud, jika tak bergandengan dengan yang lain

Aku bukan fi'il lazim, yang hanya memiliki cinta untuk kalimah fi'il,
namun tak memiliki objek (maf'ul) yang dicinta, cintaku terhenti hanya bisa ku rasakan sendiri...
Dunia pun terasa hampa.

Tolong tafsiri aku dengan tamyizmu, agar kau mengerti hal (keadaanku) di sini. Jangan datang jika hanya ingin menjadi 'amil nawasikh yang merusak keromantisan mubtada. Karena dahulu akulah sang Mubtada' yang kau kenal selalu menjadi yang terdepan. Dan akulah Fa'il yang selalu optimis dan aktif menatap masa depan.

Hidupku punya tujuan sayang... menggapai harapan, agar waktuku tak terbuang sia-sia.

Kau itu laksana 'amil jawazim yang tak beramal, pasif dan mati...
Kehadiranmu memang ada, tapi tak pernah ku rasakan...

_______________________________________

Komentarnya ditunggu y...

Dilarang copy paste tanpa menyertakan sumbernya.

Sang Pangeran nahwuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang