Chapter 3

337 30 4
                                    

Happy Reading

SORRY FOR TYPO

---o0o---

Yerim tersenyum simpul mengingat pertemuannya pertama kali dengan Jungkook. Meskipun sebenarnya itu adalah kenangan yang tidak menyenangkan, namun bagi Yerim, kejadian hari itu tidak bisa ditandingi oleh kenangan seindah apapun.

"Rupanya itu cinta pada pandangan pertama.." desah Yura. Entah kenapa hatinya ikut berbunga mendengar kisah cinta Yerim. Apalagi jika melihat ekspresi gadis itu sekarang. Di dunia ini, memang tidak ada ekspresi yang lebih indah daripada ekspresi orang yang sedang jatuh cinta.

"Setelah itu aku baru tahu bahwa namja bernama Jeon Jungkook itu adalah teman kakakku. Oppa sering mengajak teman-temannya main ke rumah. Tapi, karena aku terlalu malu, aku tidak pernah berani menampakkan diriku secara langsung di depan Jungkook Oppa. Aku hanya bisa melihatnya dari jauh." Yerim menundukkan kepalanya kembali. Mengingatnya saja mampu membuat dadanya sesak.

"Owh.." Yura memandang Yerim dengan perasaan iba.

"Padahal aku juga sengaja masuk SMA yang sama agar bisa melihatnya setiap hari. tapi ternyata.."

"Ternyata?" Yerim menoleh dengan wajah memelas.
"Dia menyukai gadis bernama Mikki. Aku tahu Mikki itu adalah gadis paling sexy, cantik, berbakat, dan populer di sekolah. Dia bahkan sangat feminim. Mengetahuinya saja aku langsung drop."

"Karena itu kau tidak berani mendekati Jungkook?" tanya Yura. Yerim mengangguk lemah.

"Aku tidak berani mengatakan perasaanku pada siapapun. Taehyung Oppa saja tidak tahu. Aku terlalu takut, eonni."

"Hmm.. Kau bukan takut. Tapi itu namanya perasaan rendah diri." Ujar Yura. Jelas saja kalimat itu membuat hati Yerim seperti tertimpa ratusan ton batu.

Rendah diri??? Itu adalah kalimat yang paling menyedihkan di dunia! Jika ia merasa rendah diri, itu artinya ia sudah membuat diri sendiri tampak menyedihkan, begitu kah???

"Aku.. rendah diri??" Yerim syok. Ini tidak mungkin. Kakak iparnya ini pasti bercanda. Sudut hatinya membenarkan anggapan itu. Tapi ia memiliki satu alasan kenapa ia tidak berani.

"Orang yang ketakutan, akan memilih menghindar obyek yang ditakutinya. Bukan memperhatikannya dari jauh lalu mengaguminya diam-diam."
Benar sekali! Selama ini ia memang bertingkah seperti itu. Yerim menautkan jari-jarinya. Ia gugup dan takut. Perasaan takut yang sudah menghantuinya selama beberapa tahun terakhir. Rasa takut yang jarang orang biasa rasakan. Ia meremas tangannya sendiri.

Yura merasakan keanehan sikap yang diperlihatkan Yerim. Sepertinya gadis ini menyembunyikan sesuatu. Tapi ia enggan menanyakannya.
Yerim menggeleng keras. Ia tidak rendah diri!!

"I-itu tidak mungkin!!" elaknya seraya berdiri.
"Di Amerika, aku berhasil menjadi model terkenal dengan bayaran tinggi. Aku tidak mungkin menderita rasa rendah diri!!"Yura mengerjap-ngerjapkan matanya, terkejut.

"Omo.. Model??? Benarkah??"

"Tentu saja, bahkan wajahku ini sudah dua kali menghiasi sampul majalah People"Mata Yura melebar kembali. Majalah People? Bukankah itu majalah paling terkenal di Amerika sana?

"Jinjjayo? Lalu kenapa sekarang kau tidak muncul saja di hadapan Jungkook, lalu katakan kau menyukainya? Aku yakin Jungkook Oppa tidak akan menolak." Ucap Yura. ia gemas sekali pada Yerim. Jika memang keadaannya sekarang jauh dari menyedihkan, mengapa masih juga pakai cara konyol seperti perjodohan?

Sikap percaya diri yang ditunjukkan tadi menguap saat ia mendengar nama Jungkook lagi. Ia melemaskan bahunya.

"Seperti yang Eonni bilang kan, Jungkook Oppa menyukai gadis lain. Sulit bagiku untuk mengatakannya jika di hatinya masih ada orang lain. Aku pasti akan ditolak mentah-mentah!" Yerim kembali duduk di samping Yura.

Love Girl (JungKook Love Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang