"Jeon Jungkook... Jeon Jungkook!!!" teriak Taehyung frustasi.Sudah 4 kali ia berteriak memanggil sahabatnya itu tapi tak kunjung ada respon. Jungkook malah sibuk melamun di kursinya bahkan lima belas menit setelah rapat usai.
Jungkook kembali menjadi autis. Dan kali ini gara-gara siapa?
Brakk!!!
Taehyung sudah tidak bisa sabar lagi menghadapi sikap acuh tak acuh Jungkook. Benar saja, suara gebrakan meja mampu membuat namja itu tersentak.
"Kau ini kenapa??" protesnya kaget atas tingkah Taehyung.
"Harusnya itu kalimatku!!" teriak Taehyung kesal.
"Kau ini sebenarnya kenapa sih? Apa Mikki sudah benar-benar mencampakkanmu? Sudah kubilang kan dari dulu agar berhenti melakukan hal yang sia-sia..kau ini..ckckck" ia mendesis pelan.Jungkook terkesiap. Ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan Mikki. Sejak beberapa hari lalu, saat gadis itu menyatakan diri menolaknya, ia sudah tidak memikirkan perasaannya pada gadis itu lagi. Justru yang menjadi masalah sekarang adalah...adiknya!! Kim Yerim.
Sejak gadis itu menciumnya dan pergi begitu saja setelah mengucapkan terima kasih, Jungkook tidak bisa tidur dengan nyenyak. Ia masih tidak memahami maksud kata 'gomawo' itu. Itulah penyebab mengapa ia jadi autis. Ia tidak bisa berpikir jernih sebelum tahu arti di balik kata itu. hatinya tidak akan pernah tenang sebelum mengetahuinya.
"Lupakan Mikki. Bukankah masih ada Yerim." Ucap Taehyung. Kali ini ia bereaksi saat mendengar nama Yerim. ia menoleh cepat.
"Benar juga. Lalu, adikmu di mana sekarang? Aku tidak melihatnya di kantor hari ini?" Jungkook menyadari ada satu yang kurang saat ia tiba di kantor. Sosok gadis itu tidak terlihat. Jangan bilang Yerim sedang mencoba menghindarinya? Atau malu setelah dengan lancang mencuri ciuman darinya?
Aish, dia gadis bodoh kalau memang melakukannya."Yerim sibuk dengan drama musicalnya. Kau tidak tahu?"
"Drama musikal?" Jungkook kaget. Yerim tidak pernah menyebutkan hal itu.
"Iya. Penampilan perdananya minggu depan. Kau sungguh tidak tahu?"
Jungkook menggeleng cepat. Ia justru baru mengetahuinya hari ini. Kim Yerim, kenapa dia menyembunyikan hal sebesar ini darinya?"Aku tidak mendengar apapun darinya." Jungkook menundukkan kepalanya, ia memandangi sepatunya sendiri. Tak habis pikir kenapa Yerim tidak memberitahunya.
-o0o-
Suara tepuk tangan menggema di aula teater itu. Yerim bersama pemain dan semua orang yang ikut berperan dalam drama membungkuk pada penonton yang hanya beberapa orang itu. sekarang di lakukan latihan secara keseluruhan sebelum pertunjukan perdana minggu depan. Penonton itu sebagian adalah para sponsor pertunjukan dan tamu khusus dari sang produser sekaligus sutradara drama ini, Jerry Han.
"Ah, aku masih tidak percaya kau tidak akan pernah tampil di Broadway lagi, Miss Kim." Ucap Jerry Han saat bertemu dengan Yerim di depan gedung teater. Gadis itu menundukkan kepala sejenak.
"Mianhamnida, sajangnim."
"Yah, kau pasti punya alasan yang kuat. Oh, setelah ini kami akan makan siang bersama. Kau tidak ikut?" tanyanya karena melihat Yerim sudah bersiap hendak pergi.
"Aku ada acara.." ucapnya santai. Bersamaan dengan itu, ia melihat sosok Namjoon melambai ke arahnya di depan sana.
"Oh, dia sudah datang. Kalau begitu aku permisi dulu." Yerim menundukkan kepalanya lagi lalu pergi."Ah, rupanya ada kencan.." gumam Jerry Han senang melihat Yerim menghampiri seorang namja tampan.
"Dokter Kim, cepat sekali." Seru Yerim senang begitu ia berada di depan namja itu. Namjoon tersenyum ramah. Mereka mulai berjalan bersama.