PART 6

52.1K 2.2K 32
                                    

Bagas yang sudah lama tidak muncul disekitar Aini, bukan tanpa sebab tapi Bagas merasa sesuatu yang tak beres, ia yakin bahwa siswa baru yang mendekati pacarnya itu bukan laki-laki yang baik, terlebih mengingat ucapan wanita yang ia temui di pohon kemarin. Tingkahnya yang misterius cukup mencuri perhatian Bagas hingga kini Bagas berada di depan rumah bercat putih yang bisa dibilang cukup besar dengan halaman yang cukup kotor, daun kering dimana-mana seolah tak pernah dihuni. 

Bagas mengitari rumah itu, cukup banyak sosok yang menetap disitu berbadan besar maupun berbadan kecil, berwajah cantik hingga tak berkepala, berenergi positif hingga yang mampu melakukan kejahatan. Bagas yang ragu untuk memasuki rumah itu sendirian pun memilih untuk kembali saja.

Bagaimana pun Bagas harus memperingati Aini agar menjauh dari Febriano. Siswa baru itu bukan orang baik untuk Aini.

Berbeda dengan Bagas, Aini pulang sekolah bersama febriano, Aini rasa Febriano adalah orang yang baik ralat bahkan sangat baik saat istirahat tadi Febriano meneraktir Aini, Febriano juga menceritakan semua tentang masa kecilnya, bahkan sampai kisah cintanya. Mendengar kisah cintanya Aini jadi kangen dengan pacarnya, Bagas. Aini merasa mulai jarang bertemu dengan Bagas lagi, padahal dia ingin sekali menceritakan kejadian-kejadian aneh yang menimpanya akhir-akhir ini.

Aini mengambil ponselnya di meja kamar, entah ada dorongan apa aku membuka aplikasi Instagram lalu menngetikkan nama Febriano William, sekedar ingin men-Stalk akun tersebut.

Aini malah bergidik ngeri melihat postingan Febri yang bernuansa hitam dan merah, ya ia tau jika Febriano pernah bercerita bahwa ia sangat menyukai hal mistis dan  tertarik dengan creppy pasta hanya saja Aini tak tau hingga sampai feeds nya semenyeramkan ini, dengan kepala wanita cantik yang berada didalam kotak kaca, oh sial Aini sedikit takut kepadanya.

“Aini, kamu didalam?,” tanya mama dari luar kamar.

“iya ma, Aini ngantuk,” aku tak berbohong aku merasa lelah sepulang dari sekolah.

“mau makan dulu?.” tawar mama
Aini memilih bangun dari kasur melangkah ke arah pintu lalu membukanya.

Deg

Mama tidak ada, mama sudah pergi. Bagaimana mungkin mamanya pergi begitu saja bahkan Aini tidak mendengar suara langkah kaki sama sekali. Bulu kuduknya berdiri mengurungkan niatnya untuk makan seperti tawaran mama, ia metutup pintu lalu menyelimuti tubuhnya dan terlelap.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Follow my instagram:
@januarin_dna

MY FAMILY IS A GHOST [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang