Chapter 2: Death

172 14 0
                                    

"Hey, tunggu! Lihat temboknya sedang meninggi kita masih bisa keluar dari sini." Tanpa basa-basi dia langsung mengangkat kursi dan melemparkannya ke arah jendela hingga pecah, anak-anak yang lain hanya bisa menatap heran padanya, dia pun langsung melompat keluar jendela.

"Seme, tunggu. Kamu nggak tau apa itu aman atau nggak kan? Jangan bertingkah bodoh." Kata Gebby yang sudah kelihatan frustasi dengan mata yang berkaca-kaca.

Tapi Seme hanya memandangnya dari luar dan berkata. "Bodoh amat, kalo kalian diam aja kalian bakalan mati disini."

Tanpa basa-basi dia langsung mengarahkan tangannya untuk memanjat tembok itu, namun naas, ketika tangannya menyentuh tembok, dia langsung tersengat listrik dan akhirnya jatuh.

Kami pun mendekat ke jendela dan mendapati tubuhnya hangus terbakar.
Semuanya kelihatan panik dan hanya bisa menatap miris jasad Seme yang tergeletak tak bernyawa di samping kelas kami.

Aku menatap kearah anak-anak yang lain, ada yang sedang bercakap dengan kelompoknya sendiri, ada pula yang hanya diam membatu. Sementara diluar orang-orang masih saja berlarian diiringi rasa takut dan jeritan entah apa yang mengejar mereka.

Tunggu, apa itu? Bukan hanya orang, tapi disana juga ada...

>>>
Hey guys, update lagi.
Ceritanya kependekkan ya?
Sekali lagi sorry, ya.
Masih belajar nulis.

Vomment, yaa.

The Game: Stage 1 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang