Meet Luke and Jack
Kate menyusuri lorong kelas menuju lokernya berada dengan pandangan menerawang, pikirannya penuh dengan apa yang dikatakan Emily padanya beberapa hari lalu. Sepanjang jam pelajaran tadi, ia tidak bisa berkonsentrasi dengan baik. Kate menghela nafas panjang sambil menutup pintu lokernya.
'Apa yang harus aku lakukan sekarang?'
Kate menggelengkan kepala mencoba mengembalikan fokusnya dan menghilangkan berbagai macam penjelasan yang diberikan Emily dari pikirannya. Kate berjalan cepat dari gedung sekolahnya menuju parkiran sepeda, langkahnya terhenti saat seseorang menepuk bahu kanannya. Jantung Kate serasa berdetak lebih cepat saat melihat orang yang berdiri di sampingnya. Ia ingat dengan jelas laki-laki itu, laki-laki yang sama yang menolongnya di jalan besar waktu itu.
"Bisa bicara sebentar?"
Kate memincingkan mata, logikanya mencurigai sesuatu.
'Mungkinkah laki-laki ini sudah tahu tentang aku dan Emily?'
"Hanya sebentar."
Kate menatap laki-laki itu dengan pikiran menimbang. "Baiklah, hanya lima menit."
----
Aroma kue dan kopi bercampur sempurna saat Kate membuka pintu kafe yang berada beberapa petak dari gedung sekolahnya. Sebuah kafe kecil dengan desain interior tradional eropa. Kate berjalan ke sudut dekat jendela diikuti laki-laki yang mengajaknya berbicara tadi.
"Aku akan pesan sesuatu. Ada yang kau mau?"
Laki-laki itu menggelengkan kepala sambil tersenyum. Setelah Kate selesai memesan, ia kembali ke tempat duduknya dengan membaca satu cup latte dingin.
"Lima menitnya bisa di mulai."
"Aku Luke, kau ingat aku kan?" Kate mengangguk sambil meminum lattenya.
"Maaf tiba-tiba mengganggu waktumu, Kate."
Mata Kate membulat terkejut mengetahui kenyataan laki-laki yang duduk dihadapannya ini mengetahui namanya.
"Aku di kelasmu seharian ini jadi aku tahu namamu."
"Kau mengikutiku?"
"Maaf. Kate, aku tahu jika apa yang akan aku katakan saat ini bisa membuatmu berfikir aku gila tapi aku harus mengatakan ini. Kau mirip ah bukan kau adalah jiplakan dari Emily, titisan Emily Aston, perempuan yang aku cintai. Dia adalah penjaga kedamaian di Arlight, tempat kami tinggal."
'Oh hentikan! Aku tidak mau mendengar ini lagi.'
"Penduduk Arlight bukanlah manusia biasa sepertimu tapi makhluk sepertiku dan Emily. Disana ada vampire, demon, werewolf, dan Emily adalah ..."
"Tiga menit lagi!"
"Emily adalah penjaga kedamaian tapi karena keegoisan masa muda membuat ia harus memusnahkan jiwanya dan sejak itu Arlight menggelap."
"Dua menit."
"Kau adalah tanda kebangkitan Emily. Kenapa? Karena kau adalah titisannya. Kau adalah satu-satunya yang bisa membawa Emily dan Arlight kembali."
"Satu menit."
"Kate, aku dating untuk memintamu bersama-sama denganku dan mungkin Jack untuk mencari tubuh Emily dan membangkitkannya kembali. Lalu nan-"
"Waktu habis." Kate bangkit dari duduknya dan berjalan keluar kafe.
"Kate, dengarkan aku dulu." Luke berjalan menyusul Kate dan menahan lengannya.
"Aku mohon, dengarkan aku."
"Maaf, aku tidak punya waktu mendengar omong kosong gila itu."
Kate menghempaskan cengkeraman tangan Luke di lengannya dan setengah berlari pergi menuju sepedanya terparkir.
---
Kate mengayuh sepedanya dengan kecepatan tinggi, ia kesal sangat kesal. Ia hanyalah manusia biasa yang beruntung terlahir di keluarga kaya tapi sialnya orang tuanya yang kaya harus pergi meninggalkannya untuk selamanya sejak lima tahun lalu jadi kenapa harus dia yang dipilih Emily dengan semua keanehan tidak masuk akal ini. Kate seperti orang gila sejak malam beberapa hari lalu saat ia mendengar kisah aneh dari Emily sang bayangan cerminnya dan tadi baru saja ada laki-laki yang mengaku bernama Luke mengulang kembali kisah aneh itu yang semakin membuatnya gila. Kate membelokkan sepedanya menuju jalan menikung menuju komplek rumahnya tapi matanya terbelalak kaget dan keseimbangannya oleh saat melihat seseorang menyeberang jalan. Kate mengerem mendadak membuat sepedanya terjatuh begitu juga dirinya. Ia meringgis kesakitan, lutut dan sikunya terbentur aspal. Ia mencoba bangkit dengan menahan sakit. Orang yang berjalan tadi berjalan mendekatinya membantu Kate.
"Kau baik-baik saja?"
Kate mendonggakkan kepala dengan kesal bermaksud menjawab ketus pertanyaan itu namun ia membatu saat melihat siapa orang dihadapannya. Laki-laki di malam itu, ya laki-laki aneh yang lukanya membaik tanpa bekas.
'Jangan katakan kalau orang ini juga akan membahas tentang Emily.'
Kate mengambil sepedanya lalu menuntun sepeda itu dengan tertatih.
"Kate...."
Kate menghentikan langkahnya, matanya terpejam mencoba menenangkan diri dari kemungkinan kebenaran apa yang dipikirkannya tadi. Laki-laki itu berjalan mendekat dan berdiri di hadapan Kate.
"Aku Jack Parker, sahabat Emily. Aku mohon bantu kami."
Kate membuka matanya dan melihat dihadapannya tidak hanya ada Jack tapi juga Luke.
"Tidak bisakah kalian membiarkanku hidup tenang?"
---
-Chicago, September 2009-
Kate berjalan di sebuah lapangan hijau dipenuhi dengan bunga berwarna-warni, gaun putih panjangnya menyentuh rerumputan yang menimbulkan gesekan halus. Angin berhembus pelan menggerakkan tangkai bunga dan rambut hitamnya. Langkah kaki Kate terhenti saat seorang laki-laki bertubuh tegap berotot dengan kulit kecoklatan berdiri di hadapannya. Laki-laki itu tersenyum manis padanya dan menatap matanya, bukan ya bukan dirinya. Kate berbalik dan terkejut, di belakangnya berdiri seorang perempuan persis sama dengan dirinya.
Perempuan itu memakai gaun panjang berwarna merah marun, senyum bahagia menghiasi wajahnya. Kate berjalan mundur bermaksud memberikan ruang untuk kedua orang yang saling menatap dengan penuh cinta itu. Laki-laki tegap itu berjalan mendekat namun baru beberapa langkah, dari arah belakang perempuan bergaun merah marun itu muncul sosok berjubah hitam dengan mata merah menyala seperti api yang membara. Sosok berjubah itu berjalan cepat menerjang laki-laki tegap tepat di jantungnya. Kate menjerit melihat darah keluar dari tubuh laki-laki itu, ia berlari mendekat mencoba memberi pertolongan dengan menekan sumber darah yang mengalir itu. Tapi tubuh Kate terduduk kaku saat mendapati dirinya berada di tempat yang sangat gersang dan kering. Matanya beralih menunduk menatap laki-laki yang ditolongnya, tapi ia menemukan gaun putihnya berubah menjadi merah semerah darah dan saat ia mengangkat kedua tangannya, ada banyak darah disana.
Kate terbangun dari tidur malamnya, keringat dingin membasahi tubuhnya. Mimpi aneh lagi, mimpi yang selalu membawanya pada suatu tempat yang indah berganti tempat yang gersang kering. Mimpi yang selalu mempertemukannya dengan dua sosok aneh dan perempuan yang sangat mirip dengannya. Nafas Kate terengah, ia bingung dengan mimpi-mimpinya aneh yang sering mendatanginya sejak setahun lalu. Siapa perempuan itu? Apakah ia memiliki saudara kembar? Itu tidak mustahil! Tapi siapakah perempuan itu?
*Create : Februari 2016* By: Leekim
KAMU SEDANG MEMBACA
Arlight
FantasyArlight adalah sebuah hutan yang indah dengan kedamaian dan kesejahtera. Arlight terletak di balik Trinity Hill, sebuah bukit yang terkenal dengan mistiknya sehingga para manusia enggan untuk datang ke bukit ini. Arlight dihuni oleh empat kelompok y...