Him

140 13 2
                                    

Sepasang mata Juna memperhatikan laki-laki yang sedang memandangi Rindu yang sudah tertidur pulas di meja makan. Terlihat jelas bahwa Levin merasa bersalah sekali karena membuat gadis yang sudah menantinya dari tadi siang sampai hampir larut malam seperti ini.

Memang apa susahnya untuk mengabari jika Levin tidak jadi makan siang bersama?. Pikir Juna yang terlihat kekesalan di raut wajahnya.

Perlahan Levin mulai mengangkat tubuh Rindu untuk memindahkannya ke kamar, agar bisa tidur lebih nyaman. Rindu yang sepertinya sudah kelelahan pun tidak terusik dari tidurnya yang sudah pulas.

Levin pun merebahkan tubuh Rindu di tempat tidurnya dan mengusap kepala gadis yang amat di sayanginya
" Good night " Lirihnya dengan senyum hangat yang menghiasi wajah tampan Levin.

Levin pun beranjak pergi dan menutup pintu kamar Rindu, tapi sebuah deheman tiba tiba membuatnya kaget " Khem "

Levin segera menoleh ke arah suara dan terkejut mendapati seseorang di hadapannya sekarang .

" Baru tiba tuan? " Tanyanya dengan nada datar menyindir , wajah datarnya menunjukkan seakan ia sedang menahan kesal.

Levin menghembuskan nafas panjangnya begitu tahu siapa yang ada dihadapannya , Levin pun tertawa " Haha. Kamu, kirain siapa " Levin menggelengkan kepalanya seakan ini konyol.

Tapi tidak dengan orang itu , dia tetap memasang wajah sedingin es nya menatapi Levin yang sedang tertawa lucu " Ada yang lucu? "

Levin yang mendengarnya langsung berhenti tertawa dan menatap orang itu yang sepertinya tidak menyukai keadaan ini. Levin menatap mata tajam orang itu yang juga menatap mata Levin .

Levin mendengus lucu " Oh ayolah Marcel, kaku banget sama kakak . Kita kan udah lama gak ketemu, masa begini cara penyambutan kamu " Kata Levin hangat pada adiknya MARCELINO ARJUNA CHARLES.

Levin pun mendekat dan memeluk adik laki - laki nya itu dengan senang, setelah sekian lama mereka tidak bertemu karna adiknya itu harus tinggal di New York bersama kedua orang tuanya.

" Sudah aku bilang , mulai sekarang jangan panggil aku Marcel. Panggil aku Juna! " Kata Juna dingin

Levin melepaskan pelukannya dan melihat adiknya yang belum merubah raut wajahnya itu " Oh , sorry. Kakak lupa, Juna " Ucapnya " Tapi, kenapa sih kamu mau kakak ubah nama panggilan kakak ke kamu? " Levin penasaran

" Aku lebih suka dipanggil dengan nama itu "

" Oh . Baiklah " Levin pun tersenyum manis dan paham

" Kak "

" Ya? "

" Apa kakak tidak bisa memberi kabar satu sms saja kalau kakak tidak jadi makan siang bersama dia? " Pertanyaan Juna sukses melunturkan senyum manis Levin dan mulai membaca raut wajah adiknya yang nampak datar namun tersirat kekesalan

Levin sadar dirinya bersalah karna tidak mengabari Rindu dan membuatnya menunggu berjam jam .

" Juna...Kakak... "

" Aku tahu. Hari ini hari Aniversary pernikahan kakak dan kak Clarisa kan ? "

Levin tertunduk menyesal " Ya "

" Kakak tahu, dia tidak mau makan sama sekali sebelum kakak datang. Dia terus menunggu kakak ,berharap kakak datang siang itu juga dan menemani dia makan . Bahkan dia terus mengamati ponselnya untuk sekedar mendapat kabar dari kakak " Lengkingan suara Juna yang menunjukkan kalau ia marah membuat Levin kurang percaya bahwa orang yang berdiri di hadapannya ini adalah Juna adiknya.

" Juna..." Perkataan Levin kembali terhenti ketika Juna beranjak begitu saja melewati kakaknya yang belum selesai menjelaskan sesuatu padanya.

" Juna " Panggil kakaknya yang tak di acuhkan Juna yang terus berjalan dan memasuki sebuah kamar sampai kemudian terdengar bantingan pintunya.

Just For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang